Mengenal Gus Miftah, Pembimbing Deddy Corbuzier Jadi Mualaf, Tren karena Dakwah di Hiburan Malam
Saat Gus Miftah disebut menjadi guru spiritual yang hari ini akan membimbing Deddy Corbuzier mengucapkan dua kalimat syahadat, namanya bikin penasaran
Ya sering. Tidak sedikit pula yang akhirnya menerima dan meminta saya untuk melakukan pengajian rutin di sana. Jika dibandingkan masuk di diskotek dengan Sarkem yang ada di Jogja, lebih susah masuk Sarkem.
Karena tidak banyak orang yang tahu saya di sana. Apalagi di sana banyak preman dan persoalannya terlalu komplek.
Orang dikenal itu akan memudahkan lobi. Orang yang tidak dikenal cenderung dicurigai.
Gus Miftah berdakwah di lokalisasi mana saja?
Kalau di Jogja ada Sarkem dan Ngebong. Ngebong itu lokalisasi yang stratanya di bawah Sarkem. Itu murni lokalisasi yang ada di pinggir jalur rel kereta api.
Dari dahulu susah sekali saya masuk ke sana.
Tapi alhamdulillah sebelum Ramadan kemarin saya bisa dan akhirnya minta dirutinkan.
Beberapa kali saya juga di DM oleh masyarakat untuk bisa berdakwah di Sunan Kuning Semarang. Yang perlu saya libatkan adalah penguasa lokal.
Apalagi ini ada isu rencana penutupan tentu penolakannya akan semakin besar.
Apakah mereka bertobat setelah diceramahi Gus Miftah?

Tentu tidak seketika begitu. Terutama anak-anak yang berkecimpung di dunia malam. Bahasa yang saya gunakan lebih universial.
Saya menghindari penghakiman. Yang berhak menghakimi manusia adalah Tuhan.
Sedangkan hari ini banyak wilayahnya Tuhan yang digunakan oleh manusia sok tahu untuk menghakimi orang lain. Padahal Tuhan adalah hakim yang paling baik.
Bagaimana Gus Miftah bikin mereka tak berjarak?
Saya tidak merasa bahwa diri ini seorang kiai. Jelek dan baik itu kan bedanya tipis. Orang jelek pernah berbuat baik, orang baik pernah berbuat jelek.