Mengaku Anak Kandung Jaja Miharja, Andi Dibuang Sejak Berumur 40 Hari, Ini Kisahnya
ibunda Andi tinggal di rumah pembantunya bernama Supiah. Erna sendiri merupakan keluarga terpandang di Serang, Banten.
Andi kemudian kembali ke Pekalongan. Hingga Andi berhenti sekolah saat SMP dan bekerja sebagai buruh sablon.
Pekerjaan ini dilakukan Andi hingga dia menikah. Upah per minggu sebesar Rp 26 ribu ditabung sebisanya untuk rutin bisa mendatangi ibunya dan tetap berusaha menemui ayahnya, Jaja Miharja.
Bahkan saat Andi menikah, ayahnya tak datang.
Perjuangan Andi untuk mendapat pengakuan pun akhirnya menemui hasil saat 2014. Jaja Miharja akhirnya membuat pernyataan bermaterai mengakui Andi sebagai anak biologisnya.
Pernyataan ini dibuat Jaja Miharja setelah Andi dibantu seorang pengacara mengirimkan somasi kepada Jaja Miharja.
"Somasinya hanya meminta pengakuan saya sebagai anak kandungnya, tidak lebih," katanya.
Dalam surat pernyataan itu juga Jaja Miharja meminta Andi gar mengubah namanya yang sebelumnya Joko Andi Setiawan menjadi Andi Miharja.
"Waktu anak saya, cucunya bapak, menikah barulah bapak (Jaja Miharja) datang dan sempat membawakan satu lagu di resepsi pernikahan. Di depan undangan yang hadir bapak juga mengakui bahwa yang menikah adalah cucunya," katanya.
Pengakuan telah didapat oleh Andi, namun justru ada yang hilang.
Komunikasi dengan ayahnya justru terputus dan sudah tidak pernah lagi merespon telpon sejak pernyataan itu dibuat oleh Jaja Miharja.
"Ibu saya sudah meninggal, sekarang hubungan sama bapak justru terputus. Telpon tidak diangkat, saya datang ke rumahnya tidak bisa ditemui. Katanya selalu tidak ada," katanya.
Andi pun berharap agar Jaja Miharja bisa memperlakukannya seperti anaknya yang lain.
"Harapan saya cuma tidak sekedar dianggap anak saja, tapi perlakukanlah saya seperti anaknya. Saya anak kandungnya," katanya.