Selasa, 7 Oktober 2025

Seperti Apa Sih Scene Film 'Cek Toko Sebelah'? Ini Dia Penuturan Sang Sutradaranya

Film ini bercerita tentang seorang bapak, Koh Afuk (Chew Kin Wah), yang ingin mewariskan toko kepada anaknya.

Editor: Choirul Arifin
KOMPAS IMAGES
Ernest Prakasa, sutradara film 'Cek Toko Sebelah.' 

G: Buat lo, apa bedanya mengadaptasi buku dengan membuat sebuahoriginal story yang baru?

E: Beda banget. Kalau adaptasi, apalagi yang diangkat dari hidup gue, banyak restraint yang enggak bisa gue langgar.

Orang kan ada yang tahu hidup gue, jadi gue enggak bisa mengarang sesuka gue kan. Tapi kalau di CTS ini gue punya kebebasan buat mengarang cerita.

Berdua sama istri gue, kami itu membuat cerita tanpa batasan apapun.

G: Dua film lo sama-sama menyiratkan potret hidup orang Tionghoa. Apa sebab lo memilih itu?

E: Sebenarnya gue enggak punya misi spesifik: “Wah film kedua harus mengangkat cina-cinaan lagi”.

Tapi kebetulan pas gue lagi mencari  premis, yang lagi dekat ya itu—untuk sementara.

Enggak tahu kalau ke depannya gue bikin film lagi, apakah masih berkaitan dengan Chinese juga. Jadi memang bukan sesuatu yang diniati.

G: Kita tahu bahwa wacana rasial bisa menuai respons tak terduga—khususnya dari orang-orang yang sensitif. Lo punya pertimbangan tertentu enggak saat mengangkat isu seputar etnis Tionghoa?

E: Enggak sih. Lagian, kalau CTS kan ringan banget ya isunya. Ngenest jauh lebih berat—itu pun enggak ada masalah apa-apa.

Banyak teman gue yang pribumi, setelah menonton Ngenest itu dia malah mikir: “Ternyata gue itu jahat ya. Gue kayak ngerasa bersalah gitu sama temen gue yang Cina.” Padahal gue enggak bermaksud kayak gitu. Tapi kalau akhirnya jadi kritik, ya bagus juga sih [tertawa].

Kalau CTS sendiri, untuk pesan pluralisme dan lain-lainnya, sebetulnya jauh lebih ringan sih. Tetap ada konflik, seperti misalnya yang terjadi pada istri Yohan. Istrinya Yohan itu, Ayu (Ardinia Wirasti), kan pribumi.

Sementara bapaknya Yohan, Koh Afuk kan pernah merasakan kerusuhan 98. Nah, Koh Afuk kurang setuju tuh sama pilihan Yohan menikah sama pribumi. Itu ada, walaupun enggak kita jadikan inti cerita. Itu kita jadikan warna di film ini.

G: Lo sudah berhasil membuat film pertama, merasakan segala proses dan hasilnya. Kira-kira apa yang berbeda dari film kedua lo?

E: Pada saat Ngenest itu gue sama sekali buta soal sinematografi—like literally buta. Gue baca buku.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved