Kamis, 2 Oktober 2025

Francisco Arief, Anak Muda yang Menyerahkan Hidupnya pada Gitar

Satu lagi talenta muda dalam bidang seni lahir di Indonesia. Francisco Arief namanya

Editor: Gusti Sawabi
www.franciscoarief.yahoo.com
Francisco Arief 
Tribunnews.com, Jakarta - Satu lagi talenta muda dalam bidang seni lahir di Indonesia. Francisco Arief namanya. Pemuda kelahiran Jakarta 26 tahun lalu ini sudah mengikuti berbagai kejuaraan gitar di Asia Tenggara, bahkan hingga Korea, Jepang dan Italia.
Arief, sapaan akrabnya, sudah mengantongi gelar internasional sejak tahun 2007 dalam Singapore International Guitar Competution kategori internasional concert artist/tertinggi. Kala itu Arief mendapat hadiah gitar buatan Masaki Sakurai seharga 8.000 Euro atau seratus juta rupiah. Masaki Sakurai merupakan salah satu pembuat gitar terbaik di dunia asal Tokyo.
Dalam perbincangan va surat elektronik dengan Tribunnews.com, Kamis (23/5/2013) Arief menyebutkan sejak itu secara berturut-turut dia meraih juara di tempat yang sama pada 2008. Kemudian di Italia dalam kompetisi Enrico Mercatali International Guitar Cimpetition tahun 2009.
"Tahun 2010 saya ikut kompetisi internasional di Bangkok dan Daejeon Korea Selatan. Dan pada tahun berikutnya saya ikut kompetisi di tempat yang sama. Terakhir tahun 20012 ikut Yogyakarta National Guitar Competition di Yogya," katanya.
Tanpa sungkan-sungkan, Arief mengatakan dia membiayai sendiri perjalanan mengharumkan nama bangsa ke luar negeri. "Hanya tahun lalu saat ikut kompetisi di Thailand saya disponsori Prims's Guitar (www.primsguitars.com)," kata gitaris yang awalnya hanya diajari sepupunya itu.

Sebagai seorang gitaris, Arief sangat memuji gitar buatan tangan (handmade). "Bukan gitar bermerek, karena gitar bermerek itu umumnya buatan pabrik. Gitar handmade yang saat ini saya mainkan untuk konser dan kompetisi di luar negeri adalah Masaki Sakurai Special Model dan Prim's Guitar Top Model," katanya.
 
Meski keahliannya tergantung pada tangan dan jari-jarinya, namun hingga saat ini Arif yang juga sedikit bisa main piano itu belum mengasuransikan tangan dan jarinya.
 "Mungkin saya akan mengansuransikan tangan saya setelah saya memiliki karir konser internasional yang bagus artinya bermain 80 konser di seluruh dunia setiap tahunnya dengan bayaran 10.000 Euro per konser)," katanya.

Meski demikian, Arief sangat yakin gitar akan mampu menjadi tumpuan hidupnya.
"Saya cukup yakin, tiga minggu yang lalu saya mendapat tawaran untuk mengajar di satu sekolah musik internasional di Seoul, Korea Selatan, dengan gaji permulaan sebesar 4.000 USD per bulan dengan waktu kerja 120 jam per bulan (gaji akan naik secara proporsional bila jumlah murid saya disana bertambah). Profesor-profesor saya di Paris (Judicael Perroy, Jeremy Jouve, Joel Jegard) juga memiliki penghasilan yang not bad dari mengajar private dan mengajar di Konservatori, dari private lesson (bila jumlah muridnya banyak) mereka menghasilkan hingga 14.000 Euros per bulan, dari mengajar di Konservatori mereka mendapat 2000-4000 Euros per bulan (dengan waktu kerja yang relatif sedikit)," katanya.
Selain dari mengajar, kata Arief, gitaris klasik muda juga dapat menghasilkan uang dari menjuarai kompetisi gitar internasional, di seluruh dunia diadakan tidak kurang dari 30 Kompetisi Gitar Internasional setiap tahun dengan jumlah hadiah total (per kompetisi) sebesar 150 juta rupiah sampai dengan 1 miliar rupiah.
"Gitaris konser internasional yang sudah memiliki nama besar dibayar sebesar 8.000-13.000 Euros per konser dengan jumlah konser rata-rata sebanyak 60-100 konser per tahun, belum lagi ditambah penghasilan mereka dari penjualan CD yang dirilis oleh label rekaman internasional seperti Telarc, Naxos, GHA, Deutsche Grammophon, Sony, etc yang didistribusikan ke berbagai negara.
 
Meski sudah keliling ASEAN dalam berbagai kompetisi gitar, Arief tenryata belum berminat serius menciptakan atau mengarensemen lagu. "Saat ini saya memfokuskan diri sebagai gitaris performer, memainkan karya komposer-komposer lain, kebanyakan komposer dari Eropa & Amerika, untuk menjuarai beberapa kompetisi gitar internasional yang akan saya ikuti tahun ini, "katanya.

Penyuka grup band Bon Jovi dan Dewa 19 ini ternyata tidak mempunyai gitaris favorit Indonesia. "Kalau di luar, professor saya di Paris yaitu Jeremy Jouve, juga gitaris kelas dunia seperti David Russell, John Williams, dan masih banyak lagi,' katanya.

Anda berlatih setiap hari?

- Ya, sebagai aspiring worldclass concert guitarist saya harus meraih constant daily progress dalam permainan gitar saya setiap hari. Saya harus konser debut di Carnegie Hall (New York, USA) dan mendapat kontrak rekaman dengan salah satu label internasional sebelum umur saya 28 tahun.

Kompetisi paling berkesan yang pernah anda ikuti dimana?

- Singapore International Guitar Competition 2007, itu adalah kompetisi gitar internasional pertama yang saya ikuti, saya masuk sebagai salah satu dari 6 besar finalist dan saya dipilih langsung oleh Masaki Sakurai (salah satu pembuat gitar terbaik dunia asal Tokyo, Jepang yang saat itu menjadi salah satu sponsor utama kompetisi tersebut) untuk memenangi Special Prize, yaitu gitar handmade buatannya senilai 8000 Euros. Setelah ceremony saya menghampiri Bapak Masaki Sakurai dan menanyakan alasannya memilih saya dari 5 finalis lain dari USA, China & Israel, beliau memberi jawaban sebagai berikut : "I believe you will be great worldclass guitarist in future, you must work hard for it".

Adakah perhatian pemerintah (Depdikbud) atas prestasi anda?
Saat ini pemerintah belum pernah memberikan perhatian dalam bentuk dana kepada saya, namun saat ini saya sedang mengajukan beasiswa unggulan untuk biaya hidup saya untuk studi program S1 jurusan gitar klasik performance di Konservatori Rueil Malmaison di Prancis, dengan skill saya saat ini saya telah diterima di beberapa konservatori terbaik di Prancis & USA, saya memilih studi di Prancis karena Professor gitar terbaik dunia saat ini tinggal di Paris, dan biaya studi disana juga hampir gratis, saya hanya membutuhkan bantuan untuk biaya hidup saya selama disana, selain itu saya ingin mendapat bantuan dana untuk membiayai perjalanan & akomodasi saya dalam mengikuti kompetisi-kompetisi gitar internasional di Eropa, Asia, Australia & USA.
 
Siapa sponsor utama Anda?
Saat ini gitar-gitar yang saya mainkan disponsori oleh Prim's Guitars (www.primsguitars.com).

Apa komentar anda tentang produk gitar dalam negeri?
Belakangan ini bermunculan beberapa pembuat gitar di Indonesia, namun produk gitar handmade dalam negeri favorit saya adalah Prim's Guitars, menurut saya gitar buatan Prim's adalah yang terbaik di Indonesia, mereka sudah menjual banyak gitar handmade di Thailand, Singapore, Finlandia, Australia, Singapore, Malaysia. September tahun ini Prim's Guitars diminta menjadi hadiah utama untuk Pemenang di Hongkong International Guitar Festival & Competition.

Apa komentar anda tentang sekolah-sekolah formal seni musik di Indonesia?

Setahu saya sekolah-sekolah musik di Indonesia umumnya hanya memiliki orientasi menciptakan pemusik yang berkarir sebagai guru gitar lokal dengan skill dan desire yang kurang untuk go international, dan itulah yang membuat kita jauh tertinggal dengan Konservatori-konservatori musik di Eropa dan Amerika yang memiliki orientasi menciptakan pemusik kaliber dunia dengan performing skill yang fantastis. Contoh riilnya : 3 murid asuhan Professor saya di Paris yang bernama Judicael Perroy telah menjuarai Guitar Foundation of America International Concert Artist Competition yang diadakan setiap tahun di USA, kompetisi internasional tersebut adalah salah satu kompetisi gitar internasional terbesar di dunia yang memberikan hadiah berupa uang tunai, konser tur sebanyak 60 konser selama 8 bulan di USA (termasuk konser debut di Carnegie Hall, New York), Canada, Amerika Latin dan China, kontrak rekaman CD & DVD dengan 3 label internasional yaitu Melbay, Naxos, dan GHA. Oleh karena itulah saya merintis Francis International Guitar School, yaitu sekolah gitar yang memberikan kesempatan bagi setiap murid untuk meraih beasiswa kuliah musik di  salah satu Konservatori Musik di Prancis, sekolah gitar ini juga memiliki program certified teleconference lessons & examinations yang langsung diberikan oleh professor-professor gitar terbaik dari beberapa Konservatori di Eropa & USA. Info lebih lengkap silahkan kunjungi www.franciscoarief.com

Apa komentar anda tentang seni musik tradisional indonesia (kecapi, siter, sampek atau semua alat musik petik)?

- Saya rasa seni musik tradisional harus lebih diperkenalkan kepada generasi muda, saya adalah penggemar musik tradisional Indonesia, suatu saat saya ingin merilis CD solo gitar berisi aransemen berkualitas tinggi dari lagu-lagu tradisional Indonesia dan menampilkannya di concert hall prestisius dunia seperti di Carnegie Hall, New York.

Jika disebandingkan dengan pemusik luar negeri, dimana posisi musisi Indonesia?
Terus terang saya tidak begitu sering mendengar kesuksesan musisi Indonesia di kancah musik internasional, khususnya yang saya ketahui dalam event festival/kompetisi gitar internasional, di Indonesia saya adalah gitaris klasik yang paling sering mengikuti kompetisi gitar internasional, kebetulan di antara semua gitaris Indonesia sampai saat ini saya adalah gitaris yang paling banyak menjuarai kompetisi gitar internasional.
Kompetisi yang pernah diikuti Francisco Arief:

- Singapore International Guitar Competition 2007, Singapore
- Singapore International Guitar Competition 2008, Singapore
- Enrico Mercatali International Guitar Competition 2009, Trieste, Italy
- Asia International Guitar Competition 2010, Bangkok, Thailand
- Daejeon International Guitar Competition 2010, Daejeon, South Korea
- Singapore International Guitar Competition 2011, Singapore
- Thailand International Guitar Competition 2012, Bangkok, Thailand
- Yogyakarta National Guitar Competition 2012, Yogyakarta, Indonesia

Gelar Juara yang pernah diraih Arief:

- Special Prize di Singapore International Guitar Competition 2007 (kategori international concert artist/tertinggi) dengan hadiah gitar buatan Masaki Sakurai (salah satu pembuat gitar terbaik dunia asal Tokyo, Jepang) seharga 8000 Euros atau seratus juta rupiah.
- 2nd Prize/Juara Kedua di Singapore International Guitar Competition 2008 (kategori international concert artist/tertinggi) dengan hadiah cash, handmade Apparicio guitar, senar sejumlah 100 set, accesories, diploma, dengan total sebesar 6000 USD atau enam puluh juta rupiah.
- 4th Prize/Juara Keempat di Thailand International Guitar Competition 2012 (kategori international concert artist/tertinggi).
- 1st Prize/Juara Pertama di Yogyakarta National Guitar Competition 2012 yang disponsori oleh Prim's Guitars (kategori senior/tertinggi) dengan hadiah gitar Prim's top model seharga dua puluh juta rupiah dan gratis tiket pesawat pulang pergi ke Bangkok termasuk biaya hotel selama mengikuti Thailand International Guitar Competition 2012.
- Finalist di Asia International Guitar Competition 2010.
Tags
gitar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved