Gelar Ngunduh Mantu, Anang-Ashanty Sewa Kereta Rp21 Juta

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anang Hermansyah dan Ashanty bersama sanak keluarganya bertolak dari Jakarta menuju Jember, Jawa Timur. Mereka pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan moda transportasi kereta api wisata  yang dibanderol dengan harga Rp 21 juta

Sejoli itu sengaja menggunakan jasa kereta api karena merasa lebih nyaman. Apalagi, mereka menumpang kereta api kelas wisata yang sangat nyaman dengan fasilitas sofa, mini bar, tempat tidur, teve, karaoke, toilet, dan air conditioner.

Anang dan Ashanty sudah tiga kali mengajak keluarganya ke Jember menggunakan moda transportasi mewah ini. Selain dimanjakan fasilitas, alasan pasangan pengantin baru ini memakai kereta wisata mereka beserta keluarganya, diperbolehkan membawa barang sebanyak-banyaknya. Sama sekali tidak ada pembatasan barang bawaan seperti halnya pesawat terbang.

Makanya, pasangan yang menikah 12 Mei 2012, lalu itu, membawa barangnya sampai enam koper. Belum lagi barang-barang keluarganya. Tak pelak, mereka sampai membutuhkan tujuh orang porter untuk mengangkat barang-barang tersebut.

"Dari sini ke Jember itu 12 jam. Besok siang sekitar jam 2 atau jam 3 sore baru sampai," ucapnya, Selasa, (3/7/2012), di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.

Selama di Jember, Anang dan Ashanty bakalan mengikuti berbagai acara. Pada 6 Juli 2012, mereka mengadakan acara ngunduh mantu. Dan, pada 8 Juli 2012, dilanjutkan dengan mengikuti acara Jember Fashion Carnaval, yang termasyur itu. Sesampainya di sana, Anang dan Ashanty bersama keluarganya disambut oleh bupati Jember.

"Besok kita di Jember diterima bupati, makan bersama, kemudian menghadiri ulang tahun pesantrenku. Paginya kita jalan pagi sama masyarakat Jember. Besoknya ngunduh mantu 6 juli, tanggal 8 Jember Fashion Carnaval," tandasnya.

• Calon Suami Nunung Dilaporkan ke P2TP2A
• Syaharani: Tanam Pohon Cara Murah Mengurangi Polusi Jakarta
• Jadi Presenter Acara Musik, Gissel Tiru Gading Marten?
• Syaharani Bilang Jakarta Itu Sudah Tak Layak Jadi Permukiman