Donor Darah Rutin Bermanfaat bagi Kesehatan, Ini Penjelasan dr. Jellyni dari PMI Surakarta
Donor darah secara rutin bermanfaat bagi kesehatan.Hal ini disampaikan oleh dr. Jellyni Yani, Unit Mobile PMI Surakarta.
TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Donor darah secara rutin bermanfaat bagi kesehatan.
Hal ini disampaikan oleh dr. Jellyni Yani, Unit Mobile PMI Surakarta dalam kegiatan donor darah yang diadakan di gedung Tribunnews Solo, Jalan Adi Sumarmo No. 335A, Klodran, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Kamis (21/2/2019).
"Untuk si pendonor, kalau memang rutin dia menjadi Lebih sehat. Untuk kesehatannya Insya Allah tidak akan sakit dia. Biasanya begitu," jelas dr. Jellyni kepada Tribunnews.com di sela-sela kegiatan.
Tetapi, dr. Jellyni menegaskan manfaat kesehatan akan dirasakan oleh pendonor jika dilakukan secara rutin.
"Kalau memang rutin, tapi kalau nggak rutin ya sama saja," tegasnya.
Baca: Donor Darah Tribunnews.com Solo, PMI Harap Masyarakat Tak Takut Memulai dan Berbagi Sesama

Untuk intensitas pendonoran, rutin atau tidaknya dr. Jellyni menjelaskan kriterianya.
"Rutin itu sekarang boleh dua bulan, atau tiga bulan sekali, itu baru terasa biasanya," terang dr. Jellyni.
Selang waktu antara pendonoran darah terakhir dengan donor darah selanjutnya, dr. Jellyni menyebutkan dua bulan.
Untuk pendonor darah yang rutin mendonorkan darahnya, terdapat penghargaan tersendiri dari PMI.
Kriteria penghargaan seorang pendonor ditentukan dari intensitas dan kontinuitas mendonor dalam hitungan waktu.
"Kriteria (pendonor) yang saya tahu, kalau setahun mendonor 4 kali berturut-turut itu bisa mendapat kaus," ujarnya.
"Kalau untuk mendapat sertifikat, itu mungkin lebih lama, kira-kira dalam waktu 2 tahun berapa kali saya lupa," lanjut dr. Jellyni.
Baca: Selidiki Pendonor Darah yang Selamatkan Nyawanya 11 Tahun Lalu, Ternyata Pria Itu Suaminya Sendiri
"Tapi untuk yang sudah mendonor sebanyak 100 kali, ada itu di bulan Januari atau Desember, diberangkatkan ke Jakarta ketemu Pak Jokowi," kisahnya.
Sekali lagi, dr, Jellyni menegaskan bahwa penghargaan itu diberikan pada mereka yang mendonorkan darah secara rutin tanpa ada jeda, dengan selang waktu 2 atau 3 tahun.
Jika terdapat jeda waktu dalam periode tersebut, penghitungan jumlah donor akan dihitung kembali mulai dari nol.
Manfaat donor darah juga dirasakan oleh seorang pendonor dari Tribunnews.co, Whiesa Daniswara (24).

"Manfaatnya ya banyak, terutama bagi kesehatan saya. Kan donor darah juga menyehatkan," ujar Whiesa kepada Tribunnews.com seusai mendonorkan darah.
Selain bermanfaat bagi pendonor dari segi kesehatan, Whiesa juga mengatakan donor darah bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan darah.
Baca: 840 Pendonor Darah Sukarela Memperoleh Penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial
Whiesa mengaku bahwa dirinya telah sering melakukan donor darah hingga tak terhitung ini kali ke berapa ia mendonorkan darah.
Ia terdorong untuk melakukan donor darah dengan alasan untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan darah dan menganggapnya sebagai amal.
Whiesa memberi tanggapan untuk orang-orang yang belum tergerak untuk mendonorkan darah.
"Ya itu kan ada alasan tersendiri mengapa dia tidak mau ikut donor. Bisa saja dia takut dengan jarum suntik atau bahkan tidak di perbolehkan dokter karena alasan kesehatan," jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan orang yang tak ingin mendonorkan darah karena takut jarum suntik, Whiesa memberi tips.
"Tipsnya ya mikir aja kalo kita ini termasuk amal gitu," tuahnya.
Beberapa orang mungkin memiliki niat untuk mendonorkan darah, tetapi dari segi kesehatan dan kondisi tubuhnya tidak memenuhi kriteria.
Sebagai pendonor yang memenuhi kriteria, Whiesa menjelaskan alasan bagaimana ia bisa menjaga dua hal itu.
"Tips nya itu makan teratur aja sih kalo saya. Olah raga kalo sempat ya olah raga. Kalo saya karena engga sempet olah raga, ya saya engga olah raga," jelasnya.
Beberapa pendonor di gedung Tribunnews.com Solo sempat ditolak oleh PMI Surakarta tidak memenuhi kriteria sebagai pendonor, beberapa permasalahan yang terjadi yakni:
- Berat badan tidak memenuhi, berat badan seorang pendonor darah minimal adalah 45 kg
- Hemoglobin (Hb) tidak sesuai kriteria, seorang pendonor harus memiliki Hb 12,5-17 g/dL, dan tidak lebih dari 20 g/dL.
- Berbenturan sengan masa haid, dr. Jellyni menjelaskan jarak antara masa haid dengan donor darah minimal adalah satu minggu. Hal tersebut karena Hb wanita dalam masa tersebut biasanya rendah.
Kriteria lain yang harus dipatuhi seorang pendonor adalah masalah usia, dr. Jellyni menjelaskan usia minimal seorang pendonor adalah 17 tahun, sebab pada usia tersebut organ tubuh telah dianggap optimal.
Sedangkan untuk usia maksimal adalah 60 tahu, untuk usia di atas itu mungkin bisa melakukan donor darah, tetapi atas dasar rekomendasi dokter.
Dan tentu saja harus dalam pengawasan, serta intensitasnya tidak bisa sesering orang pasa usia ideal.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)