Minggu, 5 Oktober 2025

Inggris Akan Sumbang 50 Juta Pound Sterling untuk Bantu Hentikan Praktik Sunat Perempuan di Afrika

Pemerintah Inggris berjanji akan menginvestasikan 50 juta pound sterling (Rp 190 M) dalam upaya menghentikan pratik sunat perempuan sampai tahun 2030.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Fathul Amanah
Department for International Development/Guardian
'Saya tak akan membiarkan siapapun menyentuh cucu saya': Nakhal Almadina Altayev Mohammed Almansour (63), aktivis anti sunat perempuan dari Wad al Baseer, Sudan 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Inggris berjanji akan menginvestasikan 50 juta pound sterling (Rp 190 M) dalam upaya menghentikan pratik sunat perempuan sampai tahun 2030 mendatang, Guardian mengabarkan.

Inggris mengaklaim bahwa investasi tunggal besar itu mampu mengasti permasalahan yang ada di Afrika, terutama Sudan.

Setidaknya 200 juta perempuan menjadi subyek FGM (Female Genital Mutilation) atau sunat perempuan.

Diperkirakan ada 69 juta perempuan lagi yang akan disunat selama 12 tahun kedepan jika tidak ada tindakan apapun.

Karena itu, Majelis umum PBB telah sepakat untuk menghentikan sunat perempuan sepenuhnya pada tahun 2030.

Baca: Sunat Perempuan di Malaysia Diwajibkan Tapi Tak Diatur Prosedurnya

'Saya tak akan membiarkan siapapun menyentuh cucu saya': Nakhal Almadina Altayev Mohammed Almansour (63), aktivis anti sunat perempuan dari Wad al Baseer, Sudan
'Saya tak akan membiarkan siapapun menyentuh cucu saya': Nakhal Almadina Altayev Mohammed Almansour (63), aktivis anti sunat perempuan dari Wad al Baseer, Sudan (Department for International Development/Guardian)

Sumbangan dana yang diumumkan pada akhir November ini akan ditujukan pada program rakyat yang bertujuan untuk menghentikan praktik sunat perempuan di seluruh Afrika.

Penny Mordant, sekretaris Departemen Pengembangan Internasional UK berkata bahwa investasi tersebut juga menjadi kunci untuk menghentikan sunat perempuan di UK.

Departemen Pengembangan Internasional berkata hampir sepertiga dana tersebut (15 juta pound sterling) akan dialokasikasn ke Sudan, dimana setidaknya 87% perempuan berusia antara 15 sampai 49 tahun telah melakukan sunat.

Uang tersebut akan sangat bermanfaat bagi para aktivis yang berjuang di garis depan untuk menghentikan sunat perempuan.

Di Sudan, uang tersebut akan digunakan untuk pengembangan Seleema Initiative.

Seleema Initiative dibentuka tahun 2008 oleh Dewan Nasional untuk Kesejahteraan Anak dan UNICEF Sudan.

Saleema menjalankan 263 klub di sekolah dimana para siswinya, yang beberapa dari mereka sudah disunat, mendiskusikan tentang sunat perempuan dan hak-hak mereka sebagai perempuan.

Menurut Departemen Pengembangan Internasional, proyek tersebut telah membantu mengurangi penerimaan sosial tentang sunat perempuan sekitar 18% selama 2 tahun terakhir.

6 dari 18 negara bagian di Sudan telah berhasil melarang sunat perempuan secara legal, meski pelarangan belum mencapai ke tahap nasional.

Malak Abdulrahman al-Awad (15) merupakan anggota aktif klub dari Um al-Qura.

Baca: Terpidana Kasus Sunat Perempuan Dibebaskan Pengadilan Banding

"Kami belajar tentang melaporkan praktik sunat perempuan serta akibatnya, dan bagaimana hal tersebut tidak religius."

Di Sudan, sunat perempuan dilakukan dengan berbagai macam alasan.

Sebagian besar masyarakat percaya bahwa jika perempuan tidak disunat, ia tidak bisa menikah.

Jika seorang warga tahu ada tetangga perempuannya yang tidak disunat, maka ia akan menyebarkan gosip sehingga anak perempuan tersebut tidak ada yang mau menikahinya.

Seorang ibu bernama Aisha Dawoud berkata pada Guardian bahwa ia menyesal telah menyunat anak perempuannya saat ia baru berumur 6 tahun.

"Anak saya sakit, orang-orang berkata bahwa ia akan baik-baik saja ketika disunat, tapi nyatanya tidak.

Saya berharap aku tidak melakukannya.

Saya sudah melihat konsekuensinya pada diri saya sendiri karena disunat, sulit melahirkan dan juga kesusahan saat masa menstruasi.

Jika saya punya anak perempuan lagi, saya tidak akan menyunatnya."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved