Jumat, 3 Oktober 2025

Tanaman Hanjeli Harapan Baru Masyarakat Baduy, Berpotensi Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi

Masyarakat Baduy di Banten, yang dikenal dengan kearifan lokal dan kehidupan harmonis dengan alam, telah lama memanfaatkan tanaman hanjeli.

Penulis: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com
Biji tanaman hanjeli (Coix lacryma-jobi L), salah satu satu alternatif makanan pokok yang kandungan gizinya sangat baik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat Baduy di Banten, yang dikenal dengan kearifan lokal dan kehidupan harmonis dengan alam, telah lama memanfaatkan tanaman hanjeli untuk berbagai keperluan kesehatan.

Hanjeli, juga dikenal sebagai jali atau Job’s tears merupakan tanaman biji-bijian yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai budaya, termasuk oleh masyarakat Baduy. 

Baca juga: Dosen, Mahasiswa hingga Alumni UI Kompak Bantu Tekan Angka Stunting Warga Baduy Lewat Saung Gizi

Tanaman ini dipercaya memiliki khasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan, peradangan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. 

Selain itu, hanjeli juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan sumber nutrisi.
Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si dari Lembaga Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Indonesia menyebutkan bahwa hanjeli menjadi tanaman yang semakin berkembang di Baduy dan telah beberapa kali dipanen.

TANAMAN OBAT - Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dan Turkish Cooperation and Coordination Agency (TİKA) mengunjungi masyarakat suku Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Banten untuk penandatanganan perjanjian kerjasama  dalam mendukung peningkatan sumber daya alam lokal Suku Baduy belum lama ini. Salah satunya programnya adalah membuat kebun tanaman obat khas masyarakat baduy, salah satunya Hajelin di  lahan yang diwakafkan oleh YASMUI (Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah).
TANAMAN OBAT - Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dan Turkish Cooperation and Coordination Agency (TİKA) mengunjungi masyarakat suku Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Banten untuk penandatanganan perjanjian kerjasama dalam mendukung peningkatan sumber daya alam lokal Suku Baduy belum lama ini. Salah satunya programnya adalah membuat kebun tanaman obat khas masyarakat baduy, salah satunya Hajelin di lahan yang diwakafkan oleh YASMUI (Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah). (HO/IST)

"Sebelumnya, hanjeli hanya dikonsumsi sebagai makanan pokok oleh masyarakat Baduy dengan metode pengolahan tradisional, seperti penumbukan dengan lesung," kata Berna dalam keterangannya, Senin (10/3/2025).
Belum lama ini, pihaknya bersama Turkish Cooperation and Coordination Agency (TİKA) mengunjungi Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan dan pelestarian bahan alam khas Baduy, setelah sebelumnya dilakukan perjanjian kerja sama pada Juli 2024.

"Untuk meningkatkan nilai tambah, kami menyerahkan mesin penggilingan otomatis, membuka peluang baru dalam diversifikasi produk berbasis hanjeli," ujarnya.

Berna berharap hanjeli tidak hanya menjadi makanan pokok tetapi juga bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti tepung hanjeli atau minuman berbasis hanjeli.

Salah satu program unggulan dalam kolaborasi ini adalah pengembangan kebun tanaman obat khas Baduy di lahan wakaf Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI). Kebun ini tidak hanya menjadi sumber bahan baku herbal, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan tanaman obat.

"Tanaman yang dibudidayakan mencakup sereh, kunyit, temulawak, kumis kucing, daun sirih, kelor, katuk ternasuk hanjeli yang merupakan  tanaman pangan khas Baduy," kata Berna.

Dengan adanya dua lokasi kebun di Desa Kanekes dan Desa Bojong Menteng, masyarakat didorong untuk memanfaatkan lahan mereka secara lebih produktif. Tidak hanya sebatas penanaman dan pengolahan, tetapi juga riset lebih lanjut untuk menciptakan produk kesehatan berbasis bahan alam khas Baduy.

Dr. Ümit Naci Yorulmaz, Vice President TİKA, menyatakan bahwa pihaknya terus mendukung masyarakat Baduy agar mandiri dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya alam mereka sendiri.

"Dengan dukungan berkelanjutan, diharapkan Baduy tidak hanya menjadi simbol tradisi yang lestari, tetapi juga model pemberdayaan berbasis bahan alam yang berdaya saing tinggi," ujar Ümit Naci Yorulmaz. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved