Berita Viral
Sahara Kesal Fisiknya Dihina Yai Mim seperti Babi Hutan: Saya Emosi, Tidak Mampu Sabar Lagi
Sahara menyebut perlakuan Yai Mim yang membuatnya kesal yakni kerap menghina fisiknya dan suami seperti babi hutan, tapi menyesal tak sempat merekam.
TRIBUNNEWS.COM - Pemilik rental mobil, Nurul Sahara yang berseteru dengan tetangganya, yakni mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau Yai Imim, mengaku kerap dihina oleh tetangganya tersebut.
Perseteruan keduanya itu awalnya viral karena bermula dari tanah wakaf untuk jalan warga, kemudian sekarang melebar hingga berujung pada pengusiran Yai Mim dari kediamannya di Perumahan Joyogran Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.
Bahkan, perseteruan keduanya kini resmi masuk ke ranah hukum setelah Sahara melaporkan Yai Mim dan sebaliknya, Yai Mim juga melaporkan Sahara.
Sahara pun mengungkapkan perlakuan Yai Mim yang membuatnya kesal, yakni kerap menghina fisiknya dan suami seperti babi hutan.
Hal tersebut diungkapkan Sahara ketika berbincang dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
"Beliau sering mengatakan, gini lho pak, ya beliau menghina fisik saya, beliau menghina fisik Mas Shofwan, mohon maaf ya kayak babi hutan," kata Sahara, dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (5/10/2025).
Namun, Sahara tidak merekam perilaku Yai Mim ketika menghina fisiknya itu, karena dia mengaku tidak selalu memegang ponsel.
Hal tersebut disesalkan oleh Sahara, karena dia tidak mempunyai bukti untuk ditunjukkan.
"Tapi kan saya bukan tipikal orang yang selalu pegang hp, jadi sesalkan itu, saya tidak punya bukti itu," paparnya.
Selain itu, Sahara juga mengungkapkan perilaku mengesalkan Yai Mim yang lain, yakni ketika anaknya bermain di depan pagar rumah Yai Mim.
Saat itu, kata Sahara, anaknya diusir dan disebut najis oleh Yai Mim ketika bermain di depan pagar.
Baca juga: Difitnah hingga Diusir, Yai Mim Bantah Lakukan Pelecehan seperti Tuduhan Sahara: Pantang Bagiku Zina
Atas perilaku Yai Mim itu, Sahara mengaku sakit hati karena dia merasa seharusnya permasalahan antara orang tua tidak berdampak pada anak-anak.
"Bahkan, anak saya umur 2 tahun, perempuan, namanya anak-anak ya sedang main di depan pagar, ketika anak saya nyentuh pagar dia (Yai Mim berkata) 'hus hus hus, najis najis', itu berulang dan bukan hanya saya saja saksinya, tapi banyak orang," ungkapnya.
"Saya sebagai ibu sakit hati, terlepas dari apapun masalah kedua orang tuanya, sebaiknya anak tidak usah diikutkan, menurut saya," katanya.
Karena perilaku-perilaku Yai Mim tersebut, Sahara pun mengaku emosi dan tidak mampu bersabar lagi ketika berhadapan dengannya, apalagi dia juga terbiasa hidup di lingkungan yang keras karena tinggal di Batam.
Karena hal tersebut juga, Sahara mengaku dia sampai emosi hingga menyebut Yai Mim dugong.
Namun, Sahara menegaskan emosi dan perkataannya itu juga karena reaksi dari perilaku Yai Mim yang menurutnya kurang menyenangkan.
"Sehingga emosi saya ketika berhadapan dengan dia, tidak mampu lagi saya sabar, namanya juga saya lihat di lingkungan yang keras ya hidupnya di Batam, jadi saya kebawa emosi sampai bilang dugong (ke Yai Mim), dan lain sebagainya itu karena refleksi dari kata-kata beliau sebelumnya, sebagai reaksi balasan," jelasnya.
Meski demikian, Sahara tetap menyampaikan permohonan maaf kepada Yai Mim karena sudah menyebutnya dugong.
Sebab, menurutnya, hal tersebut memang kurang pantas diucapkan kepada seseorang yang disebut sebagai kiai.
"Tapi mohon maaf banget pak, saya melalui video bapak ini, saya minta maaf sekali sudah mengatai beliau dugong karena memang itu sangat salah, saya memohon maaf atas hal tersebut, tidak layak saya ucapkan apalagi kepada seorang kiai," ucap Sahara.
Awal Mula Perseteruan
Diwartakan Serambinews.com, kasus ini bermula dari cekcok antarwarga, mulai dari persoalan batas tanah hingga lokasi parkir mobil rental milik Sahara yang dinilai mengganggu aktivitas keluar masuk mobil Yai Mim.
Situasi pun kian memanas setelah Sahara merekam pertengkaran tersebut lalu mengunggahnya ke media sosial dengan caption yang dianggap menyudutkan Yai Mim.
Puncaknya adalah video yang memperlihatkan Yai Mim berguling di tanah, hingga Yai Mim ke kantor polisi dengan kepala diperban hingga membuat kasus ini menjadi sorotan warganet.
Dalam videonya dengan caption panjang yang ditulis, Sahara bersikeras memperjuangkan apa yang dia sebut sebagai bentuk keadilan.
Sahara menuding Yai Mim melakukan sejumlah pelanggaran yang merugikan dirinya, yakni pelecehan seksual, pencemaran nama baik pribadi, pengrusakan mobil rental, pemblokadean jalan, pemfitnahan terhadap usaha rental, dan menghadirkan massa ke garasi mobilnya.
“Selama beberapa waktu saya sempat tidak menggubris perbuatan beliau, dikarenakan saya masih memandang beliau sebagai Kyai dan Dosen di UIN Malang. Namun tindakan provokatif beliau baik berupa lisan, tulisan, dan tindakan selalu bersubstansi pemfitnahan, penuduhan dan merendahkan saya. Hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk speak up,” tulis Sahara.
Namun, belakangan, Sahara muncul menjelaskan kembali perseteruannya dengan Yai Mim itu bermula dari dugaan pelecehan seksual, bukan polemik lahan parkir seperti yang viral di media sosial.
Yai Mim sebelumnya juga mengklaim satu di antara pemicu konfliknya dengan Sahara terkait lahan parkir mobil rental.
"Jadi permasalahan utamanya itu sebenarnya bagi saya pribadi itu pelecehan seksual. Beliau itu menganggap saya dan teman-teman yang ada di garasi itu terlalu santai dalam menyikapi guyonan-guyonan beliau," kata Sahara, dikutip dari YouTube CumiCumi, Minggu (5/10/2025).
Guyonan Yai Mim itu, kata Sahara, mengarah ke ranah pribadi sehingga dianggap sebagai bentuk pelecehan verbal.
Bahkan, Sahara mengaku telah mendapat pelecehan dari Yai Mim sebanyak empat kali.
"Sehingga dari situ mulailah beliau itu ada gurauan-gurauan yang mengarah ke ranah intim, sehingga saya merasa itu adalah pelecehan, bagi beliau bukan. Ada empat kali saya dilecehkan," bebernya.
Kuasa Hukum Sahara, Zaky Chong juga menjelaskan, polemik lahan parkir baru mulai setelah dugaan pelecehan terjadi.
Namun, fakta itu sengaja ditutupi sementara oleh kliennya demi melindungi harga diri Yai Mim yang dikenal luas sebagai kiai dan dosen di perguruan tinggi ternama.
"Sedari awal, Mbak Sahara datang ke kami, mengadukan persoalan itu yang berkaitan dengan pelecehan seksual yang sudah sampai empat kali, tiga kali verbal dan yang satu kali ada buktinya," ungkap Zaky.
Kendati demikian, pihak Sahara merasa terus dipojokkan oleh Yai Mim.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini, Sahara memilih akan melaporkan kasus dugaan pelecehan tersebut ke polisi.
"Mari kita hargai kiai ini, namun ya harus tetap diberikan efek jera, makanya saya sampaikan ke Mbak Sahara, kita hold persoalan pelecehan seksualnya."
"Karena kenapa? Takut menghancurkan harkat dan martabatnya seorang ulama, makanya kami hold. Namun kami lebih memilih melaporkan pencemaran nama baik."
"Ternyata apa kami di-framming sedemikian rupa, sehingga insyaallah berkaitan dengan pelecehan seksual ini kami akan laporkan ke pihak yang berwajib," bebernya.
Sahara Sebut Yai Mim Dosen Cabul
Dalam salah satu unggahan video, Sahara sebelumnya menyebut Yai Mim sebagai dosen cabul di hadapan mahasiswa yang saat itu berkunjung ke rumah Yai Mim.
“Ada apa kalian disuruh ke sini? Ini mahasiswa UIN semua, jangan pergi kalian. Kenapa? Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya,” ujar Sahara dalam video tersebut.
Mendengar tudingan itu, Yai Mim justru menanggapi dengan tenang dan balik bertanya kepada Sahara.
“Dengerin ya, kapan saya nyabulin kamu?” balas Yai Mim.
Kemudian, saat hadir dalam podcast Denny Sumargo, Yai Imim mengatakan bahwa dirinya tidak terima dituduh dosen cabul oleh Sahara.
Dia pun menceritakan peristiwa yang menurutnya menjadi akar dari fitnah tersebut.
Yai Imim mengatakan, kala itu istrinya sedang menjalankan ibadah haji bersama mertua pada 2025, sehingga ia tinggal sendirian di rumah.
“Anaknya Nurul Sahara, namanya Sepim, masih kecil, suka main ke rumah saya. Karena dia sering main, ibunya ikut masuk sambil membawa makanan,” kata Yai Mim.
Yai Mim menuturkan, Sahara bahkan menawarkan nasi kepadanya, tetapi dia menolak karena sudah makan dari masakan istrinya, Rosidah.
“Dia bilang, ‘tapi ini lebih enak Kyai, saya jamin masakannya enak, saya sendiri yang masak.’ Lalu dia masuk, taruh nasi ke dalam, terus ngunci pintu,” tutur Yai Mim.
Merasa tidak nyaman, Yai Mim langsung menegur.
“Saya bilang, ‘Mbak jangan dikunci dong, istri saya lagi nggak ada di rumah.’ Dia bilang, ‘biar Sepim anaknya nggak keluar," lanjutnya.
Setelah itu, Yai Mim naik ke lantai tiga untuk mencuci baju. Saat sedang mencuci hanya dengan celana pendek, Sahara tiba-tiba naik dan berteriak.
“Dia langsung bilang, ‘woi Pak Kyai cabul!’ Saya kaget banget, apalagi saya pakai celana pendek mau nyuci. Dari bawah juga terdengar suara suami Nurul Sahara, Pak Shofwan, dia manggil anaknya Sepim, suaranya keras,” cerita Yai Mim.
Mendengar tudingan itu, Yai Mim mengaku takut difitnah dan dia pun segera lari ke balkon rumah sebelah dan melakukan aktivitas lain untuk menghindari hal-hal yang bisa memperkeruh keadaan.
(Tribunnews.com/Rifqah/Nanda) (Serambinews.com/Firdhah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.