Selasa, 7 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Hidangan MBG di Semarang Berbuih dan Berbusa, Puluhan Siswa SD Keracunan

Puluhan siswa siswa SDN Ungaran 01 di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah menyantap hidangan MBG.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
Tribun Jateng
KERACUNAN MBG - (Kiri) Puluhan siswa SDN Ungaran 01 di Kabupaten Semarang keracunan pada hari Selasa (30/9/2025), dan (kanan) Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang, Joko Sriyono, mengecek puding yang menjadi salah satu menu program MBG. 

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan siswa siswa SDN Ungaran 01, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengalami keracunan.

Mereka keracunan sesudah memakan sajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari Selasa, (30/9/2025).

Gejala yang dirasakan para siswa ialah mual, pusing, hingga muntah-muntah. Dari 20 siswa yang keracunan, ada dua siswa yang harus dirawat intensif di RSUD Ungaran, sedangkan satu siswa dirawat di RS Hermina Semarang.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang Joko Sriyono langsung mengecek situasi. Dia kebetulan berada di sekolah tersebut pada saat kejadian.

Joko mengecek kondisi para siswa dan memeriksa sisa makanan MBG yang masih tersimpan di wadah di teras sekolah.

Adapun makanan pada hari itu terdiri atas nasi, daging sapi, tahu bulat, pokcoy, irisan timun, dan puding sebagai makanan penutup.

Semua makanan yang dihidangkan pada saat itu tampak normal, kecuali puding yang diberi potongan buah melon. Puding itu terlihat kurang segar.

Joko juga memeriksa puding itu dan menyebutnya sudah basi.

“Ini saya pegang-pegang, sudah berbusa, ada buih-buihnya dan ini sudah basi,” ujar Joko yang memegang-megang puding itu, dikutip dari Tribun Jateng.

Dia menilai pengelola dapur MBG memiliki prosedur yang kurang tepat dalam membuat puding.

Kata Joko, puding seperti itu harus disimpan dalam suhu dingin, tetapi ternyata tidak.

Baca juga: Bakteri, Virus dan Zat Kimia Diduga Jadi Penyebab Keracunan Siswa Penyantap Menu MBG

"Bahkan aromanya sudah asam,” kata Joko menambahkan.

Menurut dia, pengolahan makanan dalam jumlah banyak tanpa disertai kontrol yang ketat bisa menimbulkan masalah. Dia berkata pengolahan seperti itu membutuhkan waktu panjang.

“Kalau 3.000 porsi terlalu banyak, harus mulai memasak sejak jam 01.00 dini hari."

Belasan SPPG dipanggil

Pada hari yang sama ada belasan belasan petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dipanggil oleh Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang.

SPPG adalah unit layanan yang didirikan oleh mitra untuk mendukung distribusi makanan bergizi sesuai standar BGN

Mereka dipanggil sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi keracunan massal setelah banyaknya kasus serupa di sejumlah daerah.

Menurut Kepala Dishanpan Kota Semarang Endang Sarwiningsih, ada 14 SPPG yang dilatih untuk menerima bimbingan teknis mengenai menjaga keamanan pangan di SPPG.

Mereka yang dipanggil diterdiri atas kepala SPPG dan ahli gizi masing-masing dapur MBG.

"Ini sebagai antisipasi, jangan sampai terjadi keracunan di Kota Semarang dalam penyelenggaraan makan bergizi gratis ini," ujar Endang.

Endang memaparkan, dalam pelatihan itu juga dilakukan pemeriksaan laboratorium masakan dan bahan baku masakan dari dapur MBG.

Baca juga: Pengakuan Kepala BGN di Depan DPR Soal Keracunan MBG, Tak Semua Dapur MBG Miliki Sanitasi yang Baik

Dia berkata berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, masih ada bahan pangan seperti bawang yang mengandung residu pestisida.

"Bumbu seperti bawang putih itu ada pestisidanya, tapi dalam batas yang rendah," ucapnya.

Menurut Endang, sisa pestisida bisa dinetralisir dengan cara mencuci bahan pangan yang bersih dengan air mengalir kemudian merebusnya.

Dia menyebut Dishanpan sudah melatih 39 dari total 54 SPPG yang sudah beroperasi di Kota Semarang.

BGN: Ribuan orang keracunan

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan sebanyak 6.517 orang mengalami keracunan makan bergizi gratis (MBG) sejak program tersebut diluncurkan pada Januari 2025. 

Data itu, kata Dadan, dihimpun sejak Januari sampai akhir September 2025. Dadan mengatakan keracunan terbanyak terjadi di Pulau Jawa sebanyak 45 kasus.

Adapun sebanyak tiga wilayah pemantauan MBG, di antaranya wilayah 1 di Pulau Sumatera, wilayah II Pulau Jawa, dan wilayah III untuk Indonesia bagian timur.

"Kalau dilihat dari sebaran kasus, maka kita lihat bahwa di wilayah I itu tercatat ada yang mengalami gangguan pencernaan sejumlah 1.307, wilayah II ini sudah bertambah tidak lagi 4.147 ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang, wilayah III ada 1.003 orang," kata Dadan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, (1/10/2025). 

Dadan mengatakan temuan kasus keracunan meningkat di dua bulan terakhir.

Penyebabnya antara lain adanya SPPG yang tidak sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure).

(Tribunnews/Febri/Reza Deni/Tribun Jateng/Lyz/Idayatul Rohmah)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Berbusa Berbuih dan Basi, Kondisi Puding MBG yang Racuni 20 Murid SDN Ungaran 01

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved