Selasa, 7 Oktober 2025

Santri Cerita Detik-detik Ambruknya Musala Ponpes di Sidoarjo yang Menelan 1 Korban Jiwa

Kesaksian santri perihal ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025).

Tribun Jatim Network/M Taufik
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi. 

"Kami tetap fokus pada Evakuasi. Evakuasi dan korban korban itu menjadi hal yang utama karena kita harus mengutamakan pada sisi Kemanusiaan," ujarnya di Lobby Gedung Bidang Humas Polda Jatim, pada Senin.

Lebih lanjut, Jules menyebut, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim juga telah mendirikan Posko Disaster Victim Identification (DVI) di dekat lokasi kejadian ambruknya bangunan ponpes tersebut

"Sudah langsung mulai malam ini juga ada Posko, nanti tentu akan melakukan identifikasi bilamana diperlukan terhadap korban-korban baik mengumpulkan data-data antemortem maupun post mortem," tuturnya.

Keterangan Pihak Ponpes

Pengasuh Ponpes Al Khoziny KH R Abdus Salam Mujib alias Kiai Salam telah buka suara perihal peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di pondoknya. 

Menurutnya, pembangunan musala tersebut sudah berjalan sekitar sembilan hingga sepuluh bulan. 

Pada bagian bawah bangunan difungsikan untuk musala dan pada lantai atas bakal difungsikan untuk hall atau pusat kegiatan santri.

"Masih pengerjaan. Ini sedang pengerjaan lantai terakhir. Pagi tadi dilakukan pengecoran di lantai atas," ujar Kiai Salam pada awak media di lokasi, Senin.

Menurutnya, ketika bangunan tiga lantai itu ambruk, ada sejumlah santri sedang jemaah salat Asar. 

Namun, dirinya tak bisa memastikan berapa jumlah santri yang sedang berjamaah.

Baca juga: Suasana Evakuasi Tragedi Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Banyak Suara Tangisan Santri 

Ia menyebut, ada santri yang sedang beristirahat di luar dan sebagian lainnya masih mengikuti kegiatan sekolah di lantai bawah. 

"Saya kurang tahu pastinya kalau jumlahnya berapa. Tapi, seluruh santri yang berada di musala adalah santri putra," lanjutnya. 

Akibat peristiwa itu, pihak pondok memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan pesantren hingga kondisi benar-benar aman.

"Kami anggap ini sebagai takdir dari Allah. Kami minta semua wali santri dan santri bersabar menunggu proses evakuasi." 

"Semoga diberi ganti oleh Allah yang lebih baik, diberi pahala yang tak bisa diutarakan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Tony Hermawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved