Kamis, 2 Oktober 2025

Banjir di Denpasar Bali

Buntut Banjir Bandang di Bali, Gubernur Wayan Koster: Tak Ada Lagi Alih Fungsi Lahan!

Buntut dari banjir di Bali yang diduga disebabkan alih fungsi lahan. Wayan Koster sebut mulai tahun ini tak boleh ada lagi alih fungsio lahan

handout
BANJIR DI DENPASAR - Kementerian PU memobilisasi alat berat untuk pembersihan sampah dan membantu langkah-langkah tanggap darurat pasca banjir di Kota Denpasar, Bali, Rabu dinihari, 10 September 2025. Buntut dari banjir di Bali yang diduga disebabkan alih fungsi lahan. Wayan Koster sebut mulai tahun ini tak boleh ada lagi alih fungsio lahan 

"Sebenarnya perubahan lansekap sudah berlangsung lama, tidak di zaman gubernur sekarang atau gubernur sebelumnya, tapi kondisi Bali memang landscape-nya berubah sedikit ya," ujarnya, Sabtu (13/9/2025).

Ia mengatakan, perubahan fungsi lahan dari ratusan hingga ribuan hektare mungkin tak begitu berpengaruh apabila di tempat lain, namun di Bali bisa sangat berpengaruh.

Dari total 49.500 hektare lahan, yang ada pohonnya hanya sekitar 1.500 hektare atau hanya tiga persen.

"Tadi Gubernur juga agak kaget dan memang secara ekologis paling tidak untuk daerah aliran sungai mampu menahan ekosistem di bawahnya itu paling tidak harus 30 persen," imbuh Menteri Hanif. 

Tribun-Bali.com melansir, alih fungsi lahan di Bali mencapai 459 hektar sejak 2015 hingga 2024.

"459 hektar itu untuk pulau lain mungkin kecil, tetapi untuk pulau Bali sangat berarti karena sisa hutannya hanya 1.500 hektar,"

"Awalnya 1.000 sampai 2.000 tetapi berkurang 400 sehingga saat ini tinggal 1.500. Itu cukup sangat serius, sehingga hutan yang hujan yang ekstrem atau hujan yang lebat aja itu sudah ngaruhnya sangat besar untuk Bali," tuturnya.

"Itu terjadi ada perubahan dari hutan menjadi tidak hutan seluas 459 hektare dari tahun 2015 sampai 2024, jadi sudah 10 tahun itu jangka panjang,"

"Itu angka yang tidak terlalu besar ya di provinsi lain, tetapi untuk Bali ini menjadi besar," imbuh Hanif.

Kata BNPB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menuturkan, banjir ini disebabkan oleh fenomena alam gelombang Rossby-Kelvin.

Baca juga: Penyebab Banjir Bali Dinilai karena Pembangunan Masif, Deforestasi Capai 459 Hektar

"Normal hujan setiap hari dalam sebulan itu tumpah semua kemarin. Seharusnya di Bali bulan-bulan ini tidak hujan," paparnya.

Rossby-Kelvin merupakan dua jenis gelombang atmosfer dan oseanografi yang terjadi di sekitar garis khatulistiwa.

Kombinasi keduanya ini bisa memicu perubahan pola hujan hingga gangguan cuaca ekstrem.

Kepada Tribun-Bali.com, ia menuturkan bahwa beberapa hari ke depan, cuaca di Bali akan terkendali.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan penanganan banjir seperti melakukan penyedotan di ruang bawah tanah (rubanah) Pasar Badung.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved