Senin, 29 September 2025

Banjir di Denpasar Bali

Kata Wayan Koster soal Penyebab Banjir di Bali, Sebut Bukan karena Alih Fungsi Lahan

Gubernur Bali, Wayan Koster sebut banjir di sejumlah titik di Bali bukan disebabkan karena alih fungsi lahan. Pihaknya pun masih lakukan penelusuran

TRIBUN-BALI.COM/NI LUH PUTU WAHYUNI SARI
BANJIR DI DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster (jaket biru) saat Rapat koordinasi Banjir di Provinsi Bali bersama BNPB, di Kerta Sabha pada Rabu, 10 September 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah titik di Bali diterjang banjir hingga sebabkan korban jiwa pada Rabu (10/9/2025).

Banjir tersebut terjadi setelah hujan deras melanda sehari semalam sejak Selasa (9/9/2025).

Total ada 127 titik banjir yang terjadi di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Badung, Tabanan, Jembrana, dan Karangasem.

Di Kota Denpasar sendiri ada 81 titik banjir, sementara di Gianyar ada 14 titik, Badung 12 titik, dan empat titik di Karangasem.

Sedangkan di Tabanan dan Jembrana masing-masing delapan titik banjir.

Gubernur Bali, Wayan Koster menuturkan, penyebab banjir ini bukanlah alih fungsi lahan.

"Alih fungsi lahan kan di Badung, Gianyar, di Badung kan di daerah-daerah Kuta Utara, ini (Denpasar) kan jauh,"

"Bukan alih fungsi lahan ini lintasan sungainya ada di Kuta, hilirnya kan di sini (Denpasar)," ucap, Koster, dikutip dari Tribun-Bali.com.

Ia menuturkan, banjir kali ini akan jadi bahan evaluasi dan pihaknya bakal menelusuri sungai-sungai besar dari hulu ke hilir sekaligus memeriksa apakah ada kerusakan ekosistem.

Saat ini, penanganan banjir di Bali masih dilakukan dan Koster berharap semoga air di Tukad (sungai) Badung tidak meluap lagi.

 “Hanya (penanganan) infrastruktur saja, (apakah akan ditata ulang?) nanti dulu kita mikir korbannya dulu,” sambungnya. 

Baca juga: Detik-detik Rumah di Badung Bali Ambles saat Banjir, 3 Orang Hilang, Warga: Korban Sempat Buat Story

Kata BNPB

Banjir pada Rabu pagi ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia dan dua orang masih dinyatakan hilang.

Delapan orang dilaporkan meninggal di Denpasar, Jembrana dua orang, tiga orang di Gianyar, dan satu orang di Badung.

Sementara dua warga yang dinyatakan hilang berada di Denpasar.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menuturkan, banjir ini disebabkan oleh fenomena alam gelombang Rossby-Kelvin.

"Normal hujan setiap hari dalam sebulan itu tumpah semua kemarin. Seharusnya di Bali bulan-bulan ini tidak hujan," paparnya.

Rossby-Kelvin merupakan dua jenis gelombang atmosfer dan oseanografi yang terjadi di sekitar garis khatulistiwa.

Kombinasi keduanya ini bisa memicu perubahan pola hujan hingga gangguan cuaca ekstrem.

Kepada Tribun-Bali.com, ia menuturkan bahwa beberapa hari kedepan, cuaca di Bali akan terkendali.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan penanganan banjir seperti melakukan penyedotan di ruang bawah tanah (rubanah) Pasar Badung.

"Untuk kebersihan, dari Kodam mengerahkan 600 orang anggota untuk bantu pembersihan," paparnya. 

Suharyanto sebelumnya menuturkan, 14 orang meninggal dalam banjir bandang di Bali ini dan masih ada dua orang yang dinyatakan hilang.

"Yang paling berat memang di Kota Denpasar. Ini korban meninggal dunia ada 14. Ada dua yang masih dicari,"

"Tadi malam tuh angkanya masih 10. Ada enam yang dicari, alhamdulillah," kata Suharyanto, dikutip dari Tribun-Bali.com, Kamis (11/9/2025).

Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, hingga relawan terus melakukan pencarian sejak Kamis pagi.

Baca juga: Update Banjir Bali 11 September 2025: Titik Posko, Jumlah Korban dan Kebutuhan Pengungsi

"Tadi pagi tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, relawan sudah mencari dan berhasil sampai siang ini empat ditemukan. Di sekitar Pasar Badung, dan masih ada dua,"

"Kami mohon doanya dari Bapak Ibu sekalian yang dua ini segera ditemukan," ungkapnya.

Status tanggap darurat, ujar Suharyanto, telah dikeluarkan oleh Pemprov Bali.

"Kemudian Pak Gubernur, di sini ada Pak Wakil Gubernur tanggap tadi malam sudah mengeluarkan status tanggap darurat 1 minggu. Sehingga dengan adanya status tanggap darurat itu artinya pemerintah Provinsi Bali meminta bantuan pemerintah pusat. Kami segera turun ya BNPB hari ini dari mulai tadi malam. Kami sudah hadir memimpin rapat," ujarnya.

Ia juga menuturkan bahwa banjir kali ini disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang tidak terprediksi.

"Prediksi BMKG memang sudah menyebutkan tetapi tiba-tiba ada gelombang Rossby dan Kevin namanya,"

"Sehingga tumpah hujan yang sangat deras 385 mm," jelasnya saat mengunjungi Posko Bencana Banjir Tohpati.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Koster Bantah Penyebab Banjir di Bali Karena Alih Fungsi Lahan

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Bali.com, Ni Luh Putu Wahyuni Sari/Putu Supartika)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan