Misteri Tewasnya Aktivis NTT Rudolfus Oktavianus Ruma: Tampak Murung dan Menyendiri

TRIBUNNEWS.COM - Kematian Rudolfus Oktavianus Ruma, seorang aktivis lingkungan di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini masih jadi misteri.

Ayah Vian yang merupakan mantan kepala desa dan kini menjabat Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengaku tidak sempat melihat kondisi anaknya hingga pemakaman.

Menurutnya, terakhir kali Vian pulang ke rumah pada 18 Agustus lalu untuk membantu memetik cengkih.

Informasi ini disampaikan oleh Kelompok Orang Muda untuk Perubahan Iklim (Koalisi KOPI) melalui keterangannya.

“Menurut bapaknya, Vian tidak terlalu sering pulang, paling dua minggu sekali, itu pun hanya akhir pekan,” ujar perwakilan dari Divisi Advokasi Koalisi KOPI, Efraim Mbomba Reda, Kamis (11/9/2025).

Sejumlah rekan juga menuturkan adanya perubahan sikap pada Vian dalam beberapa waktu terakhir.

Seorang guru yang mengenalnya menyebutkan, dalam sepekan terakhir Vian tampak kurang aktif.

Sementara itu, sahabat dekat Vian, Romo Carlos, juga mengungkapkan adanya perubahan kebiasaan.

Biasanya Vian rajin mengikuti misa pagi di Nangaroro, tetapi belakangan ia beberapa kali absen.

“Vian juga terlihat lebih murung dan sering menyendiri,” kata Efraim sebagaimana disampaikan Romo Carlos.

Meski demikian, baik keluarga maupun rekan-rekan dekatnya tidak percaya Vian meninggal karena bunuh diri. 

Mereka mengenal Vian sebagai sosok muda yang diandalkan di kampungnya dan aktif dalam kegiatan sosial maupun lingkungan.

Diketahui, Vian meninggal di usia 30 tahun.

Ia merupakan seorang aktivis lingkungan di Kabupaten Nagekeo, NTT. 

Vian ditemukan tewas tergantung dengan leher terikat pada Jumat (5/9/2025).

Tepatnya di sebuah gubuk bambu dekat Pantai Skusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nageko, NTT.

Vian merupakan guru ASN dan juga individu yang aktif di sejumlah organisasi sosial dan lingkungan.