Saat Gibran Disambut Pasukan Merah di Mempawah, Pasukan Penjaga Tradisi Dayak
Wapres disambut dengan gegap gempita oleh Pasukan Merah, pasukan adat yang menjadi simbol kehormatan sekaligus penjaga tradisi masyarakat Dayak.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Suasana di Keramat Patih Patinggi, Desa Sepang Takong, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, tampak riuh pada Sabtu siang.
Hampir seribuan warga Dayak tumpah ruah menghadiri perayaan ulang tahun pimpinan Ormas Adat Dayak yakni Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) atau Pasukan Merah, Panglima Jilah yang ke-45.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Turun dari Helikopter ia disambut pimpinan daerah setempat diantaranya Gubernur Kalbar Ria Norsan dan Bupati Mempawah Erlina Norsan.
Wapres Gibran kemudian dikalungkan selendang dan rompi tenun Iban.
Baca juga: Terbang Pakai Heli, Gibran Sapa Panglima Jilah dan Buka Dapur MBG di Mempawah
Menuju lapangan acara Wapres menyalami dan menyapa masyarakat setempat. Tiba di lapangan Wapres disambut dengan gegap gempita oleh Pasukan Merah, pasukan adat yang menjadi simbol kehormatan sekaligus penjaga tradisi masyarakat Dayak.
Wapres juga disambut oleh Panglima Jilah yang kemudian duduk berdampingan di atas panggung.
"Ini adalah warga masyarakat adat yang ada di sekitar ini. Mereka berbondong-bondong datang ke tempat ini untuk melihat sekaligus, orang yang dicintai bisa datang di tempat ini untuk menghadiri adat istiadat di tanah dayak," katanya.
Ia mengatakan pemerintah sudah mulai membangun daerah Mempawah. Sejak pemerintahan periode lalu, jalan menuju perbatasan Kalimantan diperbaiki.
"Besar juga harapan kami, bapak bisa melanjutkan pembangunan wilayah kami. Karena itu adalah tugas bagian bapak juga sebagai Wapres, dan bisa menyampaikan ke pak Presiden, karena kami semua pasukan merah mendukung mas Pak Prabowo dan Mas Gibran," pungkasnya.
Selain menghadiri ulang tahun Panglima Jilah, di lokasi tersebut Wapres juga meninjau peluncuran dapur Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis, CKG, dan Pembagian Pin Anak Dayak Cerdas.
Sosok Panglima Jilah
Nama asli Panglima Jilah adalah Agustinus Jilah. Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.
Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.
Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.
Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.
Baca juga: Pagi-pagi Gibran Blusukan di Pasar Flamboyan Pontianak, Beli Bawang 3 Kg, Uangnya di Dalam Amplop
Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.
Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.
Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.
Hakim Tunda Sidang Gugatan Ijazah Rp 125 Triliun, Gibran Diminta Bawa Fotocopy KTP 22 September |
![]() |
---|
Gibran Utus 3 Pengacara Pribadi, Sidang Gugatan Ijazah Rp 125 Triliun Kembali Ditunda, Mengapa? |
![]() |
---|
Kata Jokowi soal Pertemuan Gibran dan SBY di Cikeas: Bagus, Junior Sowan Seniornya |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Pontianak Hari Ini, 15 September 2025: Berpotensi Hujan Petir Siang Hari |
![]() |
---|
Jokowi Bilang Isu Ijazah Awet karena Ada Orang Besar, Kuasa Hukum Roy Suryo: Asumsi Sifatnya Ilusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.