Balita Tewas karena Cacingan Akut
Pengakuan Bupati Sukabumi soal Balita Meninggal Cacingan, Singgung Latar Belakang Keluarga Raya
Bupati Sukabumi, Asep Japar sebut ada pola asuh yang salah, berdampak balita meninggal cacingan, singgung latar belakang keluarga Raya.
TRIBUNNEWS.COM - Bupati Sukabumi Asep Japar buka suara tentang kematian Raya, bocah berusia tiga tahun yang meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi cacing.
Raya adalah arga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Desa Cianaga berjarak sekira 50 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berada di Kota Pelabuhanratu.
Saat mengawali pernyatannya, Bupati Sukabumi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Raya.
"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Sukabumi pertama menyampaikan Bela sungkawa terhadap meninggalnya ananda Raya yang di desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi," ujarnya, saat ditemui di Pendopo Sukabumi, Rabu (20/08/2025), dilansir TribunJabar.id.
Ia kemudian menyinggung latar belakang keluarga Raya.
Ibu Raya merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya mengidap penyakit tuberkulosis atau TBC.
Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyebar ke orang lain seperti otak, tulang, dan kelenjar getah bening.
Semasa hidup, Raya dirawat oleh neneknya.
"Jadi memang kedua orang tuanya punya kurang terutama dari sumber daya manusia (SDM) juga dari segi mentalnya memang dia agak terganggu," ucapnya.
Menurut Asep, kondisi mental orang tua bocah itu akhirnya berdampak buruk pada perkembangan Raya.
Baca juga: Kebiasaan Raya, Balita Meninggal usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Terbiasa di Kolong Rumah Bersama Ayam
Ia menyebut ada pola asuh yang salah yang menjadi penyebab Raya mengalami kondisi tersebut.
"Jadi intinya pola asuh yang salah, sehingga anak telantarkan, mungkin anak main di mana saja. Termasuk apa yang cerita di medsos," sebutnya.
Ia pun tak mau disalahkan. Asep juga menepis pihaknya kecolongan dalam kasus balita Raya.
Asep mengaku pihaknya tak tinggal diam. Ada upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada balita itu.
"Saya langsung ketemu dengan neneknya cerita itu. Bahwa kita tidak diam, bahkan itu masih saudaranya kepala desa, termasuk kepala desanya punya bidan juga di sana. Jadi itu tidak dibiarkan, hadir di sana," bebernya.
Sekali lagi, ia menepis informasi di media sosial yang menyebut Pemerintah Kabupaten Sukabumi kecolongan.
"Jadi bukan seolah-olah di berita itu bahwa pemerintah itu tidak hadir, dan saya sudah menegaskan kepada seluruh perangkat daerah."
"Termasuk kecamatan, desa, dan RT/RW, kita harus betul-betul kedepan itu melayani masyarakat itu dengan baik karena kita sebagai pelayanan publik," tandasnya.
Sebelumnya, Bupati Sukabumi itu telah mendapat teguran keras dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Mantan Bupati Purwakarta itu menyebut Asep Japar abai terhadap warganya.
Ia juga menyinggung banyaknya persoalan di Sukabumi yang mengharuskan sang bupati bekerja keras.
"Bupati kita tegur, kita tegur keras. Ini tidak boleh lagi seperti itu. Sukabumi itu kan problemnya banyak."
"Infrastrukturnya buruk, kemudian sembilan ribu rumah yang terkena gempa belum terehabilitasi. Ini diperlukan kecekatan Bupati untuk kerja keras, tidak bisa landai lagi," kata Dedi, Rabu, dikutip dari TribunJabar.id.
Kondisi Raya sebelum Meninggal
Baca juga: Ini Penyebab Tubuh Balita di Sukabumi Digerogoti Cacing Hingga Meninggal Dunia
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin, Kota Sukabumi, mengungkap kondisi Raya.
Raya mengembuskan napas terakhir setelah di tubuhnya bersarang banyak cacing gelang atau Ascaris lumbricoides.
Cacing tersebut menyebabkan komplikasi berat hingga mengakibatkan nyawa bocah itu tak tertolong.
Meski infeksi cacing tergolong umum pada anak-anak, kasus ini dinilai sebagai satu yang paling parah.
Sebab, keterlambatan penanganan dan penyebaran parasit yang sudah meluas ke organ vital.
Ketua Tim Penanganan RSUD R. Syamsudin dokter Irfan Nugraha mengatakan infeksi cacing pada anak-anak umum terjadi.
Namun, kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal.
"Sebenarnya infeksi cacing itu relatif sering pada pasien anak. Tapi tidak sampai separah ini," kata Irfan, Rabu (20/8/2025), dilansir TribunJabar.id.
Akan tetapi, pada kasus Raya, tingkat keparahan dan jumlah cacing yang ditemukan sudah sangat banyak.
"Kalau cacing sudah muncul saat buang air besar, biasanya sudah bisa ketahuan. Tapi dalam kasus Raya, cacingnya sudah besar-besar dan jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.
Cacing gelang berkembang biak di lingkungan tanah.
Telur cacing bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau secara tidak sengaja tertelan saat tangan yang kotor masuk ke mulut.
Dalam kasus Raya, bocah itu diketahui tinggal di rumah panggung yang langsung berdiri di atas tanah tanpa lapisan semen atau aspal.
Raya pun terbiasa bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan.
Saat anak bermain di tanah tanpa perlindungan, seperti alas kaki atau mencuci tangan setelahnya, potensi infeksi cacing sangat tinggi.
"Kalau melihat faktor lingkungannya, sangat mungkin dia tertular dari tanah. Bisa saja saat bermain, tangan menyentuh tanah yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut," beber Irfan.
Setelah telur cacing masuk ke tubuh, butuh waktu sekitar 2-3 minggu untuk menetas di dalam usus.
Namun, sebelum menjadi dewasa, telur akan melalui fase larva. Di fase ini, cacing dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke paru-paru, ginjal, hingga otak.
Irfan melanjutkan, kondisi yang dialami Raya sudah cukup parah lantaran infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak.
"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," tandasnya.
Lebih lagi, cacing di dalam tubuh bocah itu sudah tak terhitung jumlahnya.
"Sudah sangat terlambat saat sampai ke rumah sakit. Jumlah cacing dalam saluran pencernaannya sangat banyak," sambungnya.
Irfan menambahkan, Raya masuk RSUD R. Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB.
Raya menjalani perawatan intensif selama sembilan hari hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bupati Sukabumi Ogah Disebut Kecolongan Kasus Raya, Salahkan Pola Asuh: Kita Tidak Diam
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/Nazmi Abdurrahman)
Sumber: TribunSolo.com
Balita Tewas karena Cacingan Akut
Buntut Kematian Balita Akibat Cacingan, Pemerintah Ubah SOP BPJS Hingga Rujukan Puskesmas |
---|
Penampakan Rumah Balita Raya, Kondisinya Tak Layak Huni sebelum Dibangun Warga |
---|
Cacing Bisa Jalan ke Otak, Usus, hingga Keluar Lewat Mulut Anak |
---|
4 Menteri Prabowo Rapat Bahas Kasus Kematian Balita Karena Cacingan di Sukabumi |
---|
Terungkap Balita Raya Masih Saudara Kepala Desa Wardi, Bupati Sukabumi: Saya Sangat Prihatin |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.