Balita Tewas karena Cacingan Akut
Ditanya Terkait Kematian Balita Akibat Cacingan di Sukabumi, Menko PMK: Saya Ngantuk
Menko PMK Pratikno mengatakan kasus anak meninggal karena cacingan di Sukabumi sepenuhnya ditangani oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno enggan menanggapi kasus Raya, balita berusia empat tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal akibat infeksi cacingan.
Pratikno mengatakan kasus tersebut sepenuhnya ditangani oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Mungkin anu ya, Kemenkes yang ngawal cukup detail," kata Pratikno di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Balita Meninggal karena Cacingan, Puan Desak Posyandu dan RT/RW Lebih Proaktif Jaga Kesehatan Anak
Pratikno lalu kembali mengatakan bahwa permasalahan ini akan ditangani Kemenkes.
"Nanti di Kemenkes ya. Mungkin akan boleh," ucap Pratikno.
Namun, ketika awak media akan menanyakan lebih lanjut mengenai koordinasi pemerintah terkait masalah ini, Pratikno berkelakar dirinya mengantuk.
"Enggak tau saya ini agak ngantuk dikit ini,” kata Pratikno.
Kronologis Singkat Kasus Raya
Tragedi meninggalnya Raya (4), bocah asal Kabupaten Sukabumi, akibat infeksi cacing gelang yang telah menyebar ke organ vitalnya menjadi catatan penting semua pihak.
Kisah Raya yang viral di media sosial setelah diunggah oleh yayasan kemanusiaan bukan sekadar tragedi personal.
Ia menjadi representasi dari ribuan anak yang hidup dalam kondisi tak layak di pelosok negeri.
Foto tubuh kecil yang tak sadar, dengan alat bantu pernapasan, menjadi potret bisu ketidakadilan yang terlalu sering kita lihat tapi jarang benar-benar kita tanggapi.
Baca juga: Cacingan yang Tak Diobati Bisa Menyerang Paru-paru, Sebabkan Gagal Nafas
Kini Raya telah pergi, namun kisahnya seharusnya menjadi momentum untuk introspeksi dan perubahan dari pembuat kebijakan, penyedia layanan, hingga masyarakat umum.
Raya meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing, bahkan hingga ke organ vital seperti otak.
Saat dirawat di ICU RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, cacing-cacing itu bahkan sampai keluar lewat mulut dan hidung.
Berikut adalah kronologi singkat kasus tersebut:
Raya diketahui hidup dalam lingkungan yang tidak layak bersama kedua orang tuanya yang diduga mengidap gangguan jiwa (ODGJ).
Rumahnya berbentuk panggung dan bagian bawahnya merupakan kandang ayam, yang diduga menjadi sumber infeksi cacing.
Baca juga: Kemenkes: Obat untuk Penderita Cacingan Bisa Didapatkan Gratis di Puskesmas
Ditemukan Relawan: Raya ditemukan dalam kondisi kritis oleh tim relawan pada 13 Juli 2025 dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH, Kota Sukabumi.
Perawatan: Selama di rumah sakit, tim medis mengeluarkan cacing dari tubuh Raya, termasuk cacing gelang sepanjang 15 cm yang keluar dari hidungnya. Cacing-cacing tersebut juga ditemukan di kemaluan dan anusnya.
Hasil CT Scan menunjukkan cacing sudah menyebar hingga ke otak.
Kematian: Setelah dirawat selama 9 hari, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
Pihak rumah sakit menyatakan Raya terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga penanganan medis menjadi sangat sulit.
Reaksi Publik: Kasus ini viral dan menimbulkan kemarahan publik.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan mengancam akan memberikan sanksi kepada aparat desa setempat karena dianggap lalai dalam mengurus warganya.
Dokter Baru Temukan Kasus Seperti Ini
Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin SH, Dokter Irfan Nugraha mengatakan, penyakit infeksi cacing pada anak-anak memang sering ditemukan.
Kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal. Namun lain halnya untuk Raya.
"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," kata Irfan, Rabu (20/08/2025).
Sepengalaman dan penanganan tim medis RSUD Syamsudin SH, Irfan menyebut belum menemukan kasus yang menimpa Raya.
Begitu juga sangat jarang ditemukan. Biasanya infeksi cacing cepat tertangani dan diketahui levelnya.
"Sejauh saya berdinas di Bunut 3 tahun itu baru pertama kali sampai se-complicated itu. Maksudnya sampai kondisinya paling berat dan terlambat dibawa," ujarnya.
"Tapi kalau yang sampai komplikasi berat seperti ini bisa kehitung jari. Kebetulan saat saya di bunut belum pernah ketemu," tutur Irfan.
Ia berharap kasus yang menimpa Raya tidak kembali terjadi menimpa siapa pun.
Masyarakat diharapkan dapat menjaga kesehatan anak-anak dari kondisi lingkungan.
"Jadi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan. Kita memotong transmisi siklus hidup cacingnya karena dia bergantung bisa hidup kalau ada tanah artinya kita harus mengantisipasi segala sesuatu hal yang kontak langsung dengan tanah," ungkapnya.
"Contoh kalau kita main di luar terutama anak kecil itu harus dikasih alas kaki. Trus kalau tangannya kotor kita harus perhatiin juga sebagai orang tua kita harus mengawasi apakah ternyata ada kontaminasi telur cacing atau gimana itu kan yang mengkhawatirkan," tambahnya.
Kemudian kalau misalnya masak daging atau tumbuhan sayur, kata Irfan harus betul-betul matang.
"Maka telur-telurnya akan mati kalau dimasak dengan matang. Jadi hal-hal yang paling sederhana itu paling utama cuci tangan dengan higenis," tutupnya.(*)
Balita Tewas karena Cacingan Akut
Buntut Kematian Balita Akibat Cacingan, Pemerintah Ubah SOP BPJS Hingga Rujukan Puskesmas |
---|
Penampakan Rumah Balita Raya, Kondisinya Tak Layak Huni sebelum Dibangun Warga |
---|
Cacing Bisa Jalan ke Otak, Usus, hingga Keluar Lewat Mulut Anak |
---|
4 Menteri Prabowo Rapat Bahas Kasus Kematian Balita Karena Cacingan di Sukabumi |
---|
Terungkap Balita Raya Masih Saudara Kepala Desa Wardi, Bupati Sukabumi: Saya Sangat Prihatin |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.