Minggu, 5 Oktober 2025

Ketika Balapan Dunia di Danau Toba Kalah Euforia dari Pacu Jalur Kuansing

Ajang jetski dunia UIM-ABP Aquabike di Danau Toba sepi penonton, kontras dengan meriahnya tradisi Pacu Jalur Kuantan Singingi.

|
Editor: Glery Lazuardi
kolase tribunnews
Deru mesin jetski dunia di Danau Toba tak mampu menyedot massa. Ajang UIM-ABP Aquabike Grand Prix of Indonesia justru sepi penonton. 

Hanya Boanerges Ratag yang tampil di ajang endurance sehari sebelumnya, namun tidak cukup mengangkat antusiasme.

Selain itu, balapan jetski adalah olahraga modern yang belum berakar dalam budaya lokal.

Tidak ada ritual, musik tradisional, atau simbol budaya yang menyatu dengan masyarakat sekitar.

Faktor lainnya adalah upaya promosi tidak menjangkau warga lokal.

 Banyak warga sekitar mengaku tidak tahu detail acara atau merasa tidak diundang. Kursi penonton kosong, area UMKM sepi, dan suasana lebih mirip latihan tertutup.

Lantas mengapa Pacu Jalur Lebih Meriah?

Pacu Jalur telah berlangsung sejak tahun 1900 dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Kuansing.

Setiap desa memiliki jalur (perahu panjang) yang dibuat bersama dan dilombakan sebagai bentuk kebanggaan kolektif.

Ratusan pendayung, penari anak-anak (Anak Coki), dan musisi tradisional ikut serta. Warga turun tangan sebagai peserta, penonton, panitia, hingga pedagang.

Setiap gerakan dalam Pacu Jalur memiliki makna spiritual dan simbolik. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi, syukur atas panen, dan penghormatan terhadap alam.

Aksi penari cilik viral di media sosial lewat tren “Aura Farming”. Festival ini menarik wisatawan nasional dan internasional tanpa perlu embel-embel “kelas dunia”.

Dikutip dari wonderfulimages.kemenparekraf.go.id, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat (saat itu), menjelaskan mengenai tiga orang yang terlihat menari saat jalur melaju kencang.

Yakni ada Tukang Tari atau Anak Coki yang menari di posisi paling depan, kemudian ada Timbo Ruang berada di tengah jalur yang bertugas sebagai pemberi komando bagi para anak pacu atau atlet.

Ketiga, ada Tukang Onjai yang berada posisinya paling belakang, fungsinya untuk mengarahkan jalur. Ketiganya memiliki peran masing-masing. 

"Biasanya bocah penari ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Kalau masih berimbang biasanya hanya berayun-ayun saja. Setelah finish dia sujud syukur di ujung perahu," kata Roni.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved