Minggu, 5 Oktober 2025

Ketika Balapan Dunia di Danau Toba Kalah Euforia dari Pacu Jalur Kuansing

Ajang jetski dunia UIM-ABP Aquabike di Danau Toba sepi penonton, kontras dengan meriahnya tradisi Pacu Jalur Kuantan Singingi.

|
Editor: Glery Lazuardi
kolase tribunnews
Deru mesin jetski dunia di Danau Toba tak mampu menyedot massa. Ajang UIM-ABP Aquabike Grand Prix of Indonesia justru sepi penonton. 

Kategori Balapan yang Dipertandingkan

Runabout GP1: Kelas utama dengan mesin besar dan kecepatan tinggi

Ski GP1: Jetski berdiri dengan manuver ekstrem

Ski Ladies GP1: Kategori khusus pembalap wanita

Freestyle: Aksi akrobatik seperti backflip dan barrel roll di atas air

Event olahraga ini diikuti oleh pembalap dari lebih dari 25 negara. 

Nama-nama besar seperti Francois Medori (Prancis), Samuel Johansson (Swedia), dan Roberto Mariani (Italia) turut berlaga. Ajang ini merupakan bagian dari kejuaraan dunia Aquabike yang telah disahkan sejak 1995 oleh UIM

UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia berupaya meningkatkan citra Danau Toba sebagai destinasi wisata olahraga air kelas dunia.

Ini terlihat dari upaya melibatkan SDM lokal dalam logistik, hospitality, dan operasional. serta memberi ruang bagi pelaku usaha lokal untuk tampil dan menjual produk mereka.

Ketua Panitia Penyelenggara The Lake Toba GP sekaligus Direktur Operasi ITDC, Troy Warokka, mengatakan event ini bukan hanya menunjukkan level kompetisi kelas dunia, tapi juga memperkuat citra Danau Toba sebagai destinasi sport tourism.

“Event ini menghibur sekaligus membanggakan. Kami ingin menjadikan momen ini sebagai tonggak baru sejarah olahraga air di Indonesia,” ujarnya.

Ajang UIM-ABP Aquabike Class Pro Circuit Grand Prix of Indonesia yang digelar di Danau Toba memang menghadirkan deretan pembalap jetski kelas dunia.

Namun, meski berlabel internasional dan didukung oleh promosi besar-besaran, acara ini justru sepi penonton.  Acara yang sudah digelar sejak 1995 itu sepi penonton.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa event global ini kalah euforia dibandingkan dengan tradisi lokal seperti Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau?

Hal ini, karena tidak ada satu pun pembalap Indonesia di kelas utama Runabout GP1. Sehingga, penonton lokal sulit merasa terhubung secara emosional dengan peserta asing.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved