Senin, 29 September 2025

Pelecehan Seksual di Unsoed

Mahasiswa Gelar Aksi Malam Tirakatan Depan Kampus Unsoed, Desak Kasus Kekerasan Seksual Dituntaskan

Aksi ini menjadi bentuk renungan serta solidaritas terhadap para korban kekerasan seksual di lingkungan kampus, khususnya kasus yang terjadi di Unsoed

Editor: willy Widianto
Dok Bhinneka Ceria
RENUNGAN DEPAN KAMPUS - Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Bhinneka Ceria menggelar aksi Malam Tirakatan penyalaan lilin, Sabtu (16/8/2025) malam. Berlangsung tepat di depan Patung Kuda Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah aksi ini bukan sekadar peringatan kemerdekaan. Aksi ini menjadi bentuk renungan dan solidaritas terhadap para korban kekerasan seksual di lingkungan kampus. 

TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Bhinneka Ceria menggelar aksi Malam Tirakatan penyalaan lilin, Sabtu (16/8/2025) malam.

Baca juga: Di Depan Para Guru Besar, Anggota DPR Singgung Kasus Kekerasan Seksual Oknum Profesor Unsoed

Berlangsung tepat di depan Patung Kuda Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah aksi ini bukan sekadar peringatan kemerdekaan.

Aksi ini menjadi bentuk renungan dan solidaritas terhadap para korban kekerasan seksual di lingkungan kampus, khususnya kasus yang terjadi di Unsoed.

Mengusung tema "80 Tahun Keadilan Korban Masih Dijajah", kegiatan ini menyampaikan pesan meskipun Indonesia telah merdeka secara politik, para penyintas kekerasan seksual masih harus berjuang dalam sunyi mendapatkan pengakuan, perlindungan, dan keadilan.

Dalam aksi yang sempat diguyur hujan ini berlangsung penuh makna peserta menyuarakan tagar #IndonesiaGelap sebagai simbol perlawanan terhadap sistem yang dianggap masih abai terhadap nasib para penyintas.

Koordinator Aksi, Abdul Kholiq Fauzi mengatakan aksi malam itu juga diwarnai dengan berbagai bentuk ekspresi diantaranya penyalaan lilin, sebagai lambang harapan dan keadilan belum padam.

Pertunjukan teater menggambarkan luka batin dan perjuangan penyintas.​ Kemudian diskusi terbuka sebagai bentuk refleksi kemerdekaan.

Kemudian ada pengibaran bendera One Piece yang secara simbolik menggambarkan kecintaan terhadap bangsa tak harus diam terhadap ketidakadilan. Dalam pernyataan sikapnya, Bhinneka Ceria mengajukan tiga tuntutan utama kepada pihak Universitas Jenderal Soedirman terkait kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh Guru Besar Fisip Unsoed berinisial AIS:

1. Penyelesaian Kasus Secara Cepat dan Transparan

Mereka mendesak agar proses penyelidikan dan penegakan sanksi terhadap terduga pelaku segera dituntaskan. "Kampus wajib memberikan transparansi penuh kepada publik mengenai tahapan proses yang sudah dan sedang berlangsung," tegas Kholiq kepada Tribun.

2. Sanksi Tegas kepada Pelaku Kekerasan Seksual

Unsoed diminta menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan hukum dan peraturan kampus terhadap pelaku, tanpa upaya pembelaan institusional.

3. Pertanggungjawaban Tim Pemeriksa Kasus

Bhinneka Ceria meminta kejelasan mengenai tim pemeriksa, mulai dari dasar hukum pembentukannya hingga tanggung jawab ketujuh anggota tim terhadap lambatnya proses penanganan kasus. Tak hanya soal penegakan hukum, peserta aksi juga menuntut Unsoed memberikan perlindungan penuh dan memfasilitasi pemulihan psikologis serta sosial bagi korban.

"Kampus seharusnya menjadi ruang aman, bukan tempat di mana korban harus menanggung trauma tanpa dukungan institusi," katanya.

Baca juga: IKAFU Dukung Penuntasan Kasus Kekerasan Seksual di Fisip Unsoed Dilakukan Transparan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan