Selasa, 30 September 2025

Bendera One Piece

Jeritan Penjual Bendera Merah Putih Jelang 17 Agustus, Pedagang Atribut One Piece Justru Cuan

Menjelang HUT RI ke-80, penjual bendera merah putih di Manado sepi pembeli. Justru bendera One Piece yang laris manis di pasaran.

Editor: Glery Lazuardi
Generated by AI/Gemini
ILUSTRASI - Ilustrasi bendera Jolly Roger One Piece dikibarkan di bawah Bendera Merah Putih, dibuat menggunakan artificial intelligence Gemini Google, Rabu (6/8/2025). Kata-kata Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang pengibaran bendera selain Merah-Putih dikutip sejumlah pihak untuk menanggapi fenomena maraknya bendera anime One Piece yang ramai dikibarkan jelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (HUT RI). (Generated by AI/Gemini) 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ironi terjadi menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus.

Bulan Agustus atau Bulan Kemerdekaan pada umumnya menjadi kesempatan bagi para penjual Bendera Merah Putih meraup untung.

Namun, kini mereka justru harus gigit jari, hal itu karena barang jualan mereka tidak laku.

Kini yang laku adalah atribut One Piece, seperti emblem dan bendera.

One Piece telah menjadi fenomena global dan kini juga menjadi simbol ekspresi budaya di Indonesia, terutama menjelang HUT RI ke-80.

Bendera One Piece yang memuat sejumlah simbol, seperti tengkorak putih tersenyum, topi jerami kuning di atas tengkorak, dua tulang bersilang di belakang justru lebih populer dibandingkan Bendera Merah Putih.

Bendera ini melambangkan semangat kebebasan, mimpi dan identitas kru.

Ono seorang penjual Bendera Merah Putih di Pasar 45 dekat New Bendar Shopping Center, Manado, Sulawesi Utara, mengeluhkan penurunan omzet penjualan.

"Agak sepi tahun ini, jauh berbeda dibanding tahun tahun sebelumnya," kata dia pada Rabu (6/8/2025).

Dia mengungkapkan hal serupa juga dirasakan penjual lainnya. Padahal, dia mengaku sudah menjual barang dengan harga murah, seperti bendera dan atribut merah putih. 

Dia menjual bendera dengan harga 

Rp 15 hingga 25 ribu per buah, umbul-umbul dijualnya Rp 25 ribu per buah, 

baju dijual Rp 50 ribu. 

Dia berharap semua dagangan terjual jelang 17 Agustus 2025. 

"Puncaknya adalah pada tanggal 14 hingga 15," katanya.

Sementara itu, di tengah polemik mengenai pengibaran bendera bajak laut One Piece, permintaan terhadap bendera tersebut justru meledak di pasaran.

Seorang pengusaha konveksi bernama Agus (35), mengungkap angka penjualan yang sangat fantastis.

Permintaan bendera One Piece di akun marketplace miliknya tercatat naik hingga 340 persen.

Pada puncaknya, ia bisa menjual hingga 200 bendera hanya dalam waktu satu hari.

Lonjakan permintaan yang gila-gilaan ini membuat Agus dan para pekerjanya kewalahan.

Hal ini ia sampaikan saat ditemui di tempat konveksinya pada Selasa (5/8/2025).

"Puncaknya sehari itu bisa 100 sampai 200-an (bendera) untuk di market place saja ya, belum yang di offline dan sosial media," terangnya.

Saking banyaknya pesanan, ia bahkan terpaksa harus menolak sejumlah permintaan dari konsumen.

Untuk mengatasi lonjakan ini, Agus akhirnya bekerja sama dengan pihak ketiga.

Ia memilih untuk 'melempar' sebagian pesanan kepada teman-teman lain di komunitas konveksinya.

Baginya, ini adalah cara untuk berbagi rezeki yang datang tak terduga.

Di salah satu sudut ruang produksinya, sebuah mesin cetak besar terlihat terus bekerja tanpa henti.

Seorang pekerja dengan kaus hitam tampak dengan teliti mengawasi proses pencetakan.

Gambar Jolly Roger atau tengkorak bertopi jerami yang ikonik dari anime One Piece tercetak di atas gulungan kain hitam.

Mesin heat press kemudian memindahkan gambar dari kertas ke kain dengan presisi yang tinggi.

Setelah lembaran kain itu selesai dicetak, prosesnya tidak langsung jadi.

Tangan seorang pekerja lain terlihat sedang melakukan tahap akhir dari produksi.

Dengan sebuah alat staples khusus, ia merapikan bagian tepi bendera agar kuat dan tidak mudah sobek.

Proses yang detail ini terus diulang demi mengejar target permintaan bendera One Piece yang gila-gilaan.

Agus menceritakan, ledakan permintaan ini berawal pada akhir Juli 2025.

Awalnya, ia hanya membuat desain bendera itu untuk iseng sebagai bahan promosi.

"Awal-awal itu orang-orang yang pesan cuma satu, dua (bendera)," katanya.

Namun, permintaan meledak pada tanggal 1 Agustus 2025.

"Pas tanggal 1 (Agustus 2025) mulai banyak. 1 orang bisa ngambil 5, 10 (bendera)," katanya.

Tidak hanya jumlahnya, ukuran bendera yang diminta juga berevolusi.

Semula, konsumen hanya memesan ukuran kecil 30x20 cm.

Kini, permintaan bergeser ke ukuran yang jauh lebih besar, hingga 120x80 cm.

Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu per bendera.

Permintaan gila ini tidak hanya datang dari wilayah Solo Raya saja.

Agus mengaku menerima pesanan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, mulai dari Makassar hingga Papua.

Mengenai polemik bendera tersebut, Agus memilih untuk tidak banyak berkomentar.

Menurutnya, masyarakat sudah bisa menilai sendiri fenomena yang sedang terjadi.

Baginya, ini adalah sebuah peluang bisnis yang datang di saat yang tak terduga.


Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Gila! Permintaan Bendera One Piece di Karanganyar Naik 340 Persen, Sehari Laku 200 Bendera, 

 

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Jualan Sepi Jelang 17 Agustus, Pedagang Bendera di Manado: Masyarakat Kini Lebih Hemat, 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan