Selasa, 30 September 2025

Profil SMA Krida Nusantara, Sumbang 106 Alumni Masuk Akmil dan Akpol, Dulu Diresmikan Try Sutrisno

SMA Krida Nusantara sumbang 106 alumni lolos masuk Akmil dan Akpol, dulu berdirinya SMA Terpadu di Bandung ini diresmikan oleh Try Sutrisno

Instagram @ official.kridanusantara
SMA KRIDA NUSANTARA - Logo dan siswa SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung. SMA Krida Nusantara menyumbang 106 alumni lolos masuk Akmil dan Akpol, ternyata dulu berdirinya SMA Terpadu di Bandung ini diresmikan oleh Wapres ke-6 RI, Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno 

TRIBUNNEWS.COM - SMA Terpadu Krida Nusantara (SMAT-KN), sebuah sekolah berasrama penuh yang berlokasi di kaki Gunung Manglayang, Desa Cipadung, Cibiru, Bandung, Jawa Barat, menjadi sorotan belakangan.

Sejak didirikan pada tahun 1996, SMAT-KN konsisten mencetak lulusan berkualitas yang berhasil diterima di berbagai institusi ternama, termasuk Akademi Militer (Akmil) dan Akademi Kepolisian (Akpol).

Sebanyak 234 lulusan SMA Krida Nusantara akan menimba ilmu lanjutan, 106 di antaranya tersebar di Akmil dan Akpol, ratusan sisanya berlanjut di sejumlah Perguruan Tinggi unggulan di Indonesia.

Berdiri di atas lahan seluas 25 hektare, sekolah ini menawarkan lingkungan pendidikan yang strategis dengan fasilitas lengkap, termasuk asrama putra dan putri, fasilitas olahraga, dan sarana kesehatan. 

Sejarah dan Pendiri

Mengutip laman resmi Krida Nusantara, gagasan pendirian SMAT-KN bermula dari reuni mantan murid Sekolah Rakyat (SR) Cidadap, Setiabudhi, Bandung, pada tahun 1979.

Almarhum Karnaen Sukarnaprawira, seorang tokoh pendidikan yang peduli terhadap pengembangan dunia pendidikan, menjadi pemrakarsa utama.

Bersama tokoh-tokoh seperti Drs. Mustopa, Prof. Engkoswara, Drs. Cece Wijaya, E. Subagya, dan Tuti Sutiawati Try Sutrisno, ia merumuskan visi mendirikan lembaga pendidikan berasrama.

Visi itu diwujudkan dengan menanamkan disiplin sebagai landasan utama. Yayasan Krida Nusantara secara resmi berdiri pada tahun 1989, dan pembangunan kampus dimulai pada 1994 dengan peletakan batu pertama oleh Tuti Sutiawati Try Sutrisno, Pembina Yayasan Krida Nusantara.

Pada 10 November 1996, bertepatan dengan Hari Pahlawan, SMAT-KN diresmikan oleh Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno, bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr. Wardiman Djojonegoro.

Tanggal ini dipilih untuk menanamkan semangat kepahlawanan pada siswa.

Baca juga: 234 Lulusan SMA Krida Nusantara Lanjutkan Pendidikan ke Akmil, Akpol, dan Kampus Unggulan

Sekolah ini berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan kini mengacu pada Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Nama "Krida Nusantara" memiliki makna mendalam: Krida berarti karya tanpa henti, dan Nusantara merujuk pada wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Sekolah ini bertujuan menciptakan karya pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), iman dan takwa (IMTAQ), serta karya nyata, dengan siswa yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia.

Peran Tuti Sutiawati Try Sutrisno

Tuti Sutiawati Try Sutrisno memainkan peran penting dalam pendirian dan pengembangan SMAT-KN.

Sebagai Pembina Yayasan Krida Nusantara, ia tidak hanya meletakkan batu pertama pada 1994, tetapi juga menjadi figur sentral dalam mewujudkan visi pendidikan terpadu.

Dedikasi beliau tercermin dalam komitmen yayasan untuk menghasilkan lulusan yang unggul, disiplin, dan berintegritas, sejalan dengan motto awal sekolah, “Krida Terpadu Cipta Insan Mandiri.”

Visi, Misi, dan Program Pendidikan

SMAT-KN memiliki visi: “Menjadi sekolah berasrama terkemuka dalam pengembangan potensi siswa di bidang akademik, keagamaan, dan keterampilan serta membentuk karakter peduli lingkungan dengan disiplin sebagai landasan.” 

Misi sekolah meliputi peningkatan kualitas lulusan, inovasi pendidikan, pembelajaran yang efektif dan menyenangkan (joyful learning), pelestarian seni dan budaya Indonesia, serta pengembangan karakter peduli lingkungan.

Kurikulum SMAT-KN mengacu pada kurikulum nasional untuk mata pelajaran umum, sementara keterampilan fungsional dan pendidikan agama dikembangkan melalui kurikulum muatan lokal yang menekankan kedisiplinan.

Sekolah ini juga menerapkan “Manajemen 1767,” yang mencakup 1 visi, 7 misi, 6 kebijakan mutu, dan 7 kompetensi untuk mencetak lulusan terbaik.

Fasilitas dan Ekstrakurikuler

Kampus SMAT-KN dilengkapi fasilitas modern, seperti asrama, lapangan olahraga, laboratorium, dan klinik kesehatan.

Program ekstrakurikuler yang beragam mendukung pengembangan bakat siswa, meliputi:

  1. Olahraga: Futsal, basket, renang, dan atletik.
  2. Seni: Gamelan, angklung, paduan suara, tari tradisional, band, marching band, dan teater.
  3. Kebahasaan: English Conversation Club (ECC), Artemis, dan literasi.
  4. IT: Komputer dan fotografi.
  5. Bela Negara: Pramuka, Paskibra, Pataka, Paskasis, dan PMR.
  6. Lingkungan Hidup: Kegiatan pelestarian lingkungan.

Slogan sekolah, “Mendidik anak untuk disiplin, bebas rokok, narkotika, dan tawuran,” menjadi daya tarik bagi orang tua yang menginginkan pendidikan berkualitas dengan penekanan pada disiplin.

Prestasi dan Lulusan Akmil serta Akpol

SMAT-KN dikenal sebagai sekolah yang rutin meloloskan lulusannya ke Akademi Militer (Akmil) dan Akademi Kepolisian (Akpol).

Salah satu contoh keberhasilan adalah Ni Luh Ayu Putu Sri Kusuma Dewi, alumni SMAT-KN XXV yang menjadi lulusan terbaik pada wisuda prajurit Akademi Angkatan Udara (AAU) pada Prajurit Bhayangkara Taruna (Prabhatar)AAU 2023.

Keberhasilan ini tidak lepas dari pembinaan intensif melalui ekstrakurikuler bela negara, seperti Paskibra dan Paskasis, serta pendidikan karakter yang menekankan disiplin dan integritas.

Kegiatan seperti sharing bersama alumni yang menjadi taruna AAU dan Akademi Angkatan Laut (AAL) juga memotivasi siswa untuk mengejar karier di bidang militer dan kepolisian.

Pada 2007, SMAT-KN ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSBI), menempati peringkat ke-18 dari 99 sekolah di Indonesia.

Prestasi ini memperkuat reputasi sekolah sebagai institusi yang memenuhi standar nasional pendidikan dan mampu bersaing secara nasional maupun internasional.

Merapat Akmil dan Akpol

Kepala Sekolah SMA Terpadu Krida Nusantara Encang Iskandar memaparkan sebanyak 30 murid akan menempuh pendidikan untuk menjadi taruna Akademi Kepolisian. 

Lalu, 76 murid menjadi taruna di Akademi Angkatan Udara, Akademi Militer, serta Angkatan Laut.

"Kemudian, ada 15 kadet mahasiswa Unhan, 7 taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Perkeretaapian, 70 mahasiswa perguruan tinggi negeri, 9 mahasiswa perguruan tinggi luar negeri, dan 27 mahasiswa perguruan tinggi swasta," ujarnya kepada wartawan, Senin (4/8/2025).

Encang menuturkan karya buah pena SMA Terpadu Krida Nusantara tahun 2025 menghasilkan lulusan sebanyak 234. 

Dia mengucapkan selamat kepada alumni yang telah berhasil meraih cita-citanya.

"Bagi yang belum berhasil tetap semangat untuk berusaha di tahun depan," terang Encang.

Diketahui, para taruna dan taruni SMA Terpadu Krida Nusantara mengikuti pendidikan yang cukup ketat, sehingga menjanjikan lulusannya memiliki ketangguhan menghadapi masa depan. 

Adapun SMA Terpadu Krida Nusantara mengembangkan tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok mata pelajaran umum, kelompok keterampilan fungsional, dan kelompok pendidikan agama.

Selain itu, Encang berujar memasuki awal bulan Agustus 2025 Krida Nusantara juga mengenang jasa para pahlawan dengan meletakan tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945 diantaranya mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Untuk menyiapkan kader calon pemimpin bangsa agar dapat mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), insan Pendidikan dan Lembaga Pendidikan dalam mengisi kemerdekaan, berkarya melalui buah pena yaitu mengajar, mendidik dan melatih atau membimbing," kata dia.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Reza Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan