Mengenal Gunung Bawang di Kalbar Tempat Pendaki Tewas Tersambar Petir, Dikeramatkan Suku Dayak
Alponso Buncung tewas akibat tersambar petir saat berada di Gunung Bawang Bengkawang, Kalimantan Barat (Kalbar).
TRIBUNNEWS.COM, BENGKAYANG - Satu dari tujuh pendaki tewas akibat tersambar petir saat berada di Gunung Bawang Bengkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (2/5/2025) dini hari.
Korban meninggal adalah Alponso Buncung, warga Ketapang yang sedang berkuliah di Pontianak.
Baca juga: Naik Bareng Istri, Pendaki Asal Sukabumi Meninggal di Gunung Slamet, Sempat Mengeluh Sakit di Pos 5
Sementara 6 pendaki lainnya selamat, salah satu di antaranya, Jailani terpaksa ditandu untuk turun dari gunung lantaran tak mampu berjalan.
Lima pendaki lainnya yang selamat, yakni Ega, Fadhilah Anugrah, Agil, Ali, dan Yolen.
Mereka yang selamat menderita luka bakar akibat sambaran petir.

"Semua sudah ditemukan tadi malam sekitar jam 23.00. Satu orang meninggal dunia, enam orang selamat," ujar Anggu Perman, warga Dusun Sengkabangsaat mengutip TribunPontianak.co.id, Minggu (3/8/2025) pagi.
Kabupaten Bengkayang adalah salah satu wilayah administratif di Provinsi Kalimantan Barat, yang dikenal dengan kekayaan alam, budaya Dayak, dan letaknya yang strategis di perbatasan dengan Sarawak, Malaysia.
Baca juga: Insiden Tragis Keluarga Tersambar Petir di Aceh Timur, Ibu-Balitanya Tewas, 3 Korban Lain Kritis
Dikeramatkan Suku Dayak
Gunung Bawang terletak di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Indonesia.
Gunung ini memiliki nilai spiritual tinggi bagi masyarakat adat Dayak dan dikenal karena bentuknya yang berlapis seperti bawang.
Gunung Bawang adalah salah satu gunung yang dikeramatkan oleh Suku Dayak.

Gunung ini mempunyai bentuk menyerupai pegunungan karena memanjang sekira 18 Km mencakup 4 kecamatan di Kabupaten Bengkayang yakni Lembah Bawang, Lumar, Sungai Betung, dan Bengkayang.
Gunung Bawang memiliki empat puncak runcing yang memiliki ketinggian lebih dari 1.000 Mdpl.
Puncak tertingginya bernama Puncak Bawang Raya dengan tinggi mencapai 1.490 Mdpl.
Puncak Gunung Bawang berada di perbatasan Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar dengan Desa Saka Taru, Kecamatan Lembah Bawang.
Gunung Bawang berjarak 184 Km berkendara dari Pontianak. Rute yang ditempuh adalah Pontianak-Bengkayang-Suka Bangun.
Gunung Bawang merupakan salah satu gunung favorit bagi pendaki di Kalimantan.
Waktu tempuh pendakian untuk mencapai puncak yang cukup singkat yaitu sekitar 7 hingga 8 jam.
Terdapat tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Bawang.
Namun jalur termudah dan umum digunakan yaitu melalui Desa Suka Bangun, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang.
Asal-usul & Mitos
Dinamakan Gunung Bawang dikarenakan bentuknya berlapis hingga 7 lapis seperti bawang.
Gunung Bawang memiliki cerita yang berkaitan erat dengan Suku Dayak Bengkayang, Suku Dayak Kanayatn dan Suku Dayak Lara.
Gunung ini merupakan daerah yang dikeramatkan bagi Suku Dayak Bengkayan.
Karena mitosnya dari tempat tersebut asal mula Suku Dayak Bengkayan.
Kisah bermula dari Jubata (yang didewa-kan/di-agungkan bagi suku dayak) yang turun ke dunia dan menempati Gunung Bawang.
Nama-nama Jubata yang menghuni gunung ini yakni Jubata Lupo, Jubata Barabatn Ampor, Jubata Siru dan Jubata Sulujatn Maniamas dll.
Seiring berjalannya waktu hingga jadilah Gunung Bawang sebagai tempat yang terhormat bagi para Duku Dayak tersebut.
Ritual adat sering dilakukan di kaki gunung sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Kronologis Kejadian
Kapolsek Sungai Betung Ipda Maulana mengatakan kejadian tersebut bermula ketika tujuh pendaki memulai pendakian pada Jumat (1/8/2025) pagi.
Rombongan terdiri enam laki-laki dan satu perempuan lebih dahulu mengisi buku tamu di Desa Sengkabang.
"Hari Jumat ada 7 orang pergi ingin mendaki sekira jam 08.00, mendaki ke lembah Bawang kemudian mereka pergi tiba di Sengkabang, terus mengisi buku tamu ke rumah ketua RT," ungkap Ipda Maulana, kepada Tribunpontianak.co.id, Minggu (3/8/2025).
Sekitar satu jam di rumah ketua RT untuk mengisi buku tamu, mereka langsung melakukan pendakian menuju Gunung Bawang. Mereka tiba di puncak pukul 20.00 WIB.
"Setelah mengisi buku tamu sekitar 1 jam, mereka berangkat ke atas tiba jam 08.00 malam dan langsung mendirikan tenda dan menyiapkan peralatan," ujarnya.
Ipda Maulana menjelaskan, keesokan hari pukul 06.00 cuaca di puncak Gunung Bawang diterpa angin kencang.
Tak lama kemudian hujan deras mengguyur rombongan pendaki.
"Keesokan harinya sekitar pukul 06.00 pagi rombongan pendaki yang ada di dalam tenda tiba-tiba terjadi angin kuat, kencang, hujan pun deras," katanya.
Cuaca semakin buruk saat petir mulai menyambar. Tujuh pendaki berlindung di beberapa tenda yang mereka dirikan.
"Tidak lama kemudian menyusul sambaran petir, berikutnya 7 pendaki itu tersambar petir, di antara di dalam satu tenda ada Alfon," katanya.
Dia mengatakan, ketika sambaran petir kedua berbunyi, korban Alfon dan empat lainnya terkena sambaran petir.
Akibatnya Alfon meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka bakar.
"Kemudian bunyi lagi sambaran petir susulan yang menyebabkan Alfonso meninggal dunia terkena sambaran petir dan empat lainnya terdapat luka bakar," katanya.
Salah satu pendaki yang mengetahui para korban mengalami luka, segera meminta teman lainnya untuk turun mencari bantuan.
"Dan salah pendaki,Fadila mengetahui rekannya kena luka bakar dan meninggal, berupaya cari pertolongan," katanya.
Tiga pendaki itu pun turun ke bawah untuk mencari bantuan. Namun dalam perjalanan mereka justru tersesat dan nyasar.
"Jadi dari tiga teman itu salah satunya Fadila mencoba cari bantuan mau turun ke bawah menuju ke Sengkabang. Kemudian mendapat informasi dari temannya melalui pesan suara WhatsApp bahwa tiga pendaki yang ingin mencari bantuan itu malah menyasar," ungkapnya.
Penulis: (Tribunnews.com/Wik) (TribunPontianak.co.id/Tri Pandito Wibowo/Imam Maksum)
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Kapolsek Sungai Betung Ungkap Kronologi 7 Pendaki Tersambar Petir di Gunung Bawang
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS - Mahasiswa Pontianak Tewas Terjebak Cuaca Ekstrem di Gunung Bawang Bengkayang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.