Gempa di Rusia
Cerita Warga Halmahera Utara yang Mengungsi Mandiri setelah Dikeluarkannya Peringatan Tsunami
Warga di Halmahera Utara, Maluku Utara mengungsi mandiri setelah BPBD mengeluarkan peringatan waspada tsunami akibat gemba di Rusia
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
"Kami meminta agar seluruh masyarakat tidak mengabaikan situasi ini. Keselamatan adalah prioritas utama," ujar Hentje Hetharia, dikutip dari TribunTernate.com.
Jangan Sepelekan Tinggi Tsunami
Dari analisa sementara, tinggi gelombang tsunami yang sampai di Indonesia kurang lebih 50 sentimeter.
Meski diperkirakan hanya 50 sentimeter, namun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap meminta semua pihak untuk waspada.
Meskipun hanya setinggi 50 sentimeter, namun gelombang tsunami bisa menghilangkan nyawa manusia.
Dari rilis yang diterima Tribunnews.com, pernah ada korban tewas saat terjadi gempa di Tohoku Jepang pada 2011 lalu.
Seorang warga Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua meninggal akibat terjangan tsunami.
Tsunami setinggi 50 sentimeter bisa beramplifikasi dan ketinggiannya berpotensi meningkat apabila gelombangnya menerjang wilayah teluk.
Kejadian di Teluk Youtefa pada tahun 2011 jadi bukti bahwa saat itu gelomgang yang diperkirakan hanya setinggi 50 sentimeter, meningkat jadi 3,8 meter saat gelombang memasuk wilayah teluk.
Semua pihak juga harus mewaspadai adanya gelombang tsunami susulan yang berpotensi lebih besar dan bisa saja merusak.
BNPB pun meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengikuti arahan untuk menjauhi pantai dan mengosongkan segala aktifitas di pesisir.
Baca juga: Gempa M 8,8 Rusia: 4 Gelombang Tsunami Hantam Rusia Timur Jauh, Air Terlempar 200 Meter ke Daratan
Mengapa Gempa Rusia Bisa Berpotensi Buat Indonesia Dilanda Tsunami meski Jaraknya 8.000 Km?
Gempa berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) waktu setempat.
Gempa dahsyat itu ternyata juga berdampak ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Padahal jarak Kamchatka ke Jakarta diperkirakan sejauh 8.226 kilometer.
Kepala Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Daryono mengungkapkan hal tersebut bisa terjadi karena kekuatan guncangan yang besar.
Hal itu membuat adanya dorongan yang jauh terhadap laut sehingga menimbulkan gelombang besar dan menimbulkan potensi tsunami di Indonesia.
"Karena memang kekuatannya besar, dan itu memberikan daya dorong timbul gelombang tsunami yang cukup jauh dampaknya, sehingga bisa sampai di wilayah Indonesia, berhubungan dengan magnitudo yang terjadi sebagai pembangkit gempanya dan informasi terminal deformasi yang terjadi di dasar laut," katanya dalam konferensi pers secara daring, dikutip dari YouTube BNPB.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.