Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi Beri Lampu Hijau, Lapang Dada Anak dan Menantunya Diperiksa Polda Jabar
Dedi Mulyadi janji kooperatif, beri lampu hijau anak dan menantunya diperiksa Polda Jabar atas kasus pesta nikahan berujung maut.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan tak masalah anaknya Maula Akbar dan istrinya Putri Karlina diperiksa Polda Jabar.
Pemeriksaan pasutri baru yang resmi menikah pada Rabu (16/7/2025) ini buntut dari peristiwa pesta pernikahan mereka yang berujung maut di Garut pada Jumat (18/7/2025).
“Iya, saya orang yang ingin selalu terbuka. Setiap problem yang terjadi yang itu menjadi peristiwa hukum, saya dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka bahkan mendukung upaya investigatif atau upaya penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar, lakukan secara transparan agar publik mendapat penjelasan yang objektif,” ujar Dedi Mulyadi, Sabtu (19/7/2025).
Dedi Mulyadi pun menyatakan bakal bersikap kooperatif, jika nantinya Polisi melakukan pemanggilan terhadap anak dan menantunya.
“Enggak ada masalah. Kan semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar,” katanya.
Garut berduka, 3 orang meninggal dan belasan lainnya luka-luka saat desak-desakan di momen pembagian makan gratis yang jadi rangkaian pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina.
Baca juga: Kasus di Garut Libatkan Jenderal Polisi hingga Kepala Daerah, Harusnya Mabes Polri yang Handel
Tiga korban meninggal yakni Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), dan anggota kepolisian Polres Garut, Bripka Cecep Saeful Bahri (39) yang mendapat kenaikan pangkat jadi Aipda Cecep Saeful Bahri
Sekilas tentang Garut yang lokasinya berjarak 68 kilometer dari Bandung, Ibu Kota Jawa Barat. Bandung ke Garut bisa ditempuh dalam waktu 1,5 hinga 3 jam tergantung kondisi lalu lintas dan jenis kendaraan.
Fakta menarik soal Garut, punya julukan Kota Domba, Kota Intan, Swiss van Java. Secara geogratif Garut dikelilingi pegunungan seperti Gunung Cikuray, Papandayan dan Guntur.
Maula Akbar yang adalah anggota DPRD Jabar menikahi Wakil Bupati Garut Putri Karlina, anak dari Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto di Pendopo Kabupaten Garut dengan prosesi yang sangat kental nuansa budaya lokal.
Rangkaian acara digelar selama 4 hari termasuk siraman, akad, resepsi dan pesta rakyat.
Mahar pernikahan keduanya pun unik yakni 90 gram logam mulia, 9 sapi, 9 domba garut, 9 ayam pelung Cianjur, 99 jenis bibit buah kayu lokal hingga 99 jenis bibit padi.

Kini Polda Jabar tengah melakukan penyelidikan terkait pesta pernikahan berujung maut di Garut.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian, dipimpin langsung oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, kejadian tersebut bermula saat pihak keluarga pengantin membagikan 5.000 paket makanan gratis kepada masyarakat.
Penyelenggaraan kegiatan ini dipercayakan kepada sebuah event organizer (EO) yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian.
"Masyarakat itu mengantri di luar dari pada pintu-pintu Pendopo. Pengaturan dari EO awalnya membatasi jumlah yang masuk, tapi ternyata masyarakat yang datang dari luar jauh lebih banyak," ucapnya.
Karena keterbatasan ruang dan akses masuk, kerumunan semakin padat. Ketika akses akhirnya dibuka, massa dari luar langsung mendorong masuk, menyebabkan kekacauan yang berujung pada jatuhnya korban.
"Korban mengalami sesak napas dan terinjak-injak. Umumnya luka di bagian kaki, paha, dan pinggang. Itu karena posisi korban sudah terjatuh lalu terinjak dari belakang," ujarnya.
10 Orang Diperiksa
Polisi telah memeriksa 10 orang buntut insiden maut dalam pesta pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang digelar pada Jumat, 18 Juli 2025 lalu.
Pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi itu menyajikan makan gratis, tetapi hal tersebut berujung duka akibat insiden desak-desakan saat warga hendak masuk ke kawasan Pendopo Garut, Jawa Barat.
Peristiwa yang digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, tersebut menewaskan tiga orang.
Penyelidikan tragedi maut itu kini ditangani oleh Kriminal Umum (Krimum) Polda Jawa Barat.
Baca juga: Pihak RSUD Garut: 5 Korban Berebut Makan Gratis di Acara Nikahan Anak Dedi Mulyadi Masih Dirawat
Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian penyelidikan.
Ia menegaskan bahwa seluruh proses awal penyelidikan dan berkas perkara telah diserahkan ke pihak Polda Jabar.
"Kami sudah melakukan serangkaian penyelidikan untuk kejadian yang di Pendopo, mengenai makan gratis. Kita sudah melakukan serangkaian penyelidikan dan langkah-langkah," ujar Joko kepada awak media, Senin (21/7/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
Joko menyatakan, setidaknya, sepuluh orang telah diperiksa dalam tahap awal penyelidikan.
Mereka terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, termasuk tim pengamanan, event organizer atau wedding organizer (WO), anggota Satpol PP, petugas kesehatan, hingga tim ambulans yang ada di lokasi.
"Dan sudah kami serahkan semua ke Krimum Polda Jabar. Dari semua pihak sudah kita periksa, baik dari pengamanan, WO, Satpol PP, pihak lain yang ada di lokasi," tambah Joko.
Pelimpahan perkara ini, kata Joko, merupakan perintah langsung dari Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan.
Kendati demikian, Joko menyatakan, Polres Garut tetap siap mendukung dan membantu proses penyidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar.
"Kita juga siap membantu melakukan apabila dilakukan oleh Polda Jabar," tutup Joko.
Dedi Muladi Janji Tak Halangi Proses Hukum
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa dirinya tidak akan menghalangi proses hukum yang berjalan.
Bahkan, dirinya akan bersifat terbuka dan objektif dalam permasalahan ini.
"Silakan saja untuk ranah-ranah (hukum) pertanggung jawaban itu biarkan kepolisian yang melakukan penyelidikan. Dan saya secara pribadi terbuka, bersikap objektif tidak akan menghalang-halangi," ujarnya saat ditemui di RSUD dr. Slamet, Jumat (18/7/2025) malam.
Meskipun melibatkan anak dan menantunya, Dedi menegaskan dirinya mendukung agar semuanya ditangani secara objektif.
"Dipersilakan Polres Garut untuk melakukan penyelidikan. Bagaimana dan apa yang menjadi latar belakang peristiwa ini, kelalaian siapa, siapa yang bertanggung jawab," katanya.

Selain itu Dedi juga menyebut bahwa dirinya sebagai pejabat publik, sangat menghormati proses hukum dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
"Saya sebagai orang yang sangat menghormati rule hukum, dipersilakan. Saya tidak akan menghalang-halangi," ucapnya.
Agenda Makan Gratis Tak Ada dalam Rencana Maula Akbar dan Putri Karlina
Dalam konferensi pers, Putri Karlina dan Maula Akbar mengatakan bahwa mereka tidak ada niatan untuk memberikan makan gratis.
"Padahal niatan kami bukan untuk makan gratis," kata Maula Akbar saat konferensi pers di rumah dinasnya pada Sabtu (19/7/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
Maula Akbar menjelaskan, agenda pemberian makanan tersebut awalnya hanya untuk warga yang telah menantikan acara pada Jumat malam.
Acara yang dimaksud itu adalah panggung kesenian yang diselenggarakan oleh Gubernur Jawa Barat sekaligus ayah Akbar, Dedi Mulyadi.
"Niat kami hanya ketika warga sudah mulai berkumpul pada siang hari menunggu acara kegiatan hiburan yang diadakan oleh orang tua kami pada malam hari, saya berpikir daripada warga cuman hanya menunggu berdiri dan juga makanan masih banyak," kata Maula Akbar.
Baca juga: Dedi Mulyadi, Kapolda Metro, Pasutri Maula Akbar-Putri Karlina Gercep Sambangi Rumah 3 Korban Tewas
Maula Akbar juga mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan pengumuman adanya makan gratis pada waktu tersebut.
"Jikalau memang rekan-rekan melihat ada flyer yang bertuliskan di jam 1 siang itu bukan untuk kegiatan tersebut," ucap Maula Akbar.
"Sebelumnya, kebetulan istri saya memang fokus terhadap UMKM, jadi meminta agar ada lapak-lapak untuk Car Free Night," sambung dia.
Maula Akbar sendiri mengaku tidak mengetahui dari mana asalnya orang-orang mengetahui adanya kegiatan makan gratis.
"Setelah jam 1 siang, posisi saya setelah Jumatan membuka YouTube ada thumbnail berjudul makan gratis, itu sih yang sedang saya dalami," tutur Maula AKbar.
"Saya pun sudah berkoordinasi dan sudah mendalami di beberapa pihak dari mana mulainya ini ada kesan makan gratis," lanjutnya.
Maula Akbar pun kembali menegaskan bahwa niat pembagian makanan tersebut pada awalnya, agar tidak terbuang sia-sia.
"Murni hanya untuk masyarakat yang sambil menunggu lalu dipersilakan makan tanpa ada penutupan, kebetulan di situ banyak petugas yang berjaga," ungkap Maula Akbar.
"Itu memang untuk itu, daripada makanan terbuang sia-sia, daripada makanan entah ke mana terubangnya, lebih baik kami sajikan saja," imbuh dia.

Tak jauh berbeda dari ucapan Maula Akbar, Putri Karlina juga mengatakan bahwa ia tidak pernah mengumumkan adanya agenda makan gratis.
Selama merencanakan adanya "pesta rakyat" ini, Putri Karlina begitu hati-hati dalam menyematkan kata "gratis".
"Saya tahu agak sulit menciptakan ruang kondusif di keramaian dengan keadaan seperti ini," tutur Putri Karlina.
"Maka, saya sangat berhati-hati dalam menyebarkan untuk acara di tanggal 18. Kami baru berani mengungkapkan ketika sudah ada lampu hijau dari orang tua kedua belah pihak," jelasnya.
Putri Karlina menjelaskan, sebelumnya, dirinya sudah memberikan arahan kepada tim teknis di lapangan agar tidak menyematkan kata "gratis".
"Saya sudah bilang ke semua tim teknis di lapangan, di jalan, jangan sampai tersebar kata gratis sedikitpun, karena itu tidak akan kondusif," tuturnya.
Pada awalnya, Putri Karlina berharap bahwa acara tersebut bisa mengalir apa adanya.
"Di media sosial saya, saya tidak pernah memposting apapun karena saya menginginkan semuanya mengalir saja. Tidak boleh ada yang bersusah payah datang hanya untuk sekadar mencari hal tersebut," kata dia.
Putri Karlina pun menegaskan bahwa saat ini bukan waktunya untuk mencari siapa yang mesti disalahkan.
Baginya, yang paling penting adalah bagaimana ia dan suaminya menunjukkan tanggung jawab moral dan empati kepada para korban.
"Bukan maksud dan tujuan kita untuk mencari siapa yang salah, tapi tentang bagaimana saya dan suami saya sebagai pemangku hajat bertanggung jawab, terutama terhadap korban, keluarga korban yang ditinggalkan," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya bersama suaminya telah menyambangi keluarga para korban, menyampaikan belasungkawa secara langsung, dan menyerahkan bantuan.
Namun, dia menyadari bahwa tidak ada bantuan apa pun yang bisa menebus nyawa yang telah hilang.
"Kami akan bersedia membersamai keluarga korban, membersamai selama mereka melalui masa-masa sulit," tegas Putri Karlina.

Lebih jauh, Putri Karlina menyampaikan bahwa dirinya dan Akbar siap menjalani seluruh proses hukum yang akan dijalankan oleh aparat kepolisian terkait insiden tersebut.
Bahkan, kata Karlina, dia dan suaminya itu telah mendatangi Polres Garut untuk pemeriksaan lanjutan yang dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Barat.
"Saya siap bertanggung jawab penuh. Kalau ada prosedur-prosedur yang harus dijalani, saya siap menjalani dan siap bertanggung jawab," ujarnya penuh tekad.
(tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunPriangan/TribunJabar.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 10 Orang Diperiksa Buntut Insiden Maut Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Tim Pengamanan hingga WO,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.