Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Terdampak Kebijakan Dedi Mulyadi, Sopir Bus Pariwisata Menjerit, Kini Geruduk Gedung Sate
Ratusan bus dan ribuan pekerja pariwisata padati Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/7), untuk demo larangan study tour Dedi Mulyadi.
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan pekerja sektor pariwisata di Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jabar, pada Senin (21/7/2025).
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah sekaligus ikon kota Bandung peninggalan pemerintah Hindia Belanda pada 1920, yang kini difungsikan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat.
Adapun para demonstran yang terdiri dari pengurus, sopir, hingga kernet bus pariwisata menyuarakan keluhan mereka terkait salah satu kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sejak dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025, pria yang akrab disapa sebagai Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu telah mengeluarkan sejumlah gebrakan.
Satu di antaranya kebijakan melarang sekolah di wilayah Jawa Barat melaksanakan kegiatan study tour siswa atau wisata edukasi.

Larangan study tour tersebut tercantum dalam Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03/KESRA tentang “9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya GAPURA PANCA WALUYA”.
SE yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar pada Mei 2025 tersebut, juga melarang digelarnya acara wisuda dan perpisahan seremonial mulai jenjang Paud hingga SMA.
Sebagai informasi, pemikiran KDM soal larangan study tour ini dilatarbelakangi oleh beban finansial yang harus ditanggung wali murid dan risiko keselamatan siswa selama kegiatan.
Para pekerja di bidang jasa perjalanan pariwisata yang merasa terdampak pun menentang kebijakan KDM soal larangan study tour.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, ratusan bus pariwisata tampak memadati ruas jalan lokasi demo.
Selain itu, tampak juga beberapa spanduk tuntutan yang terpasang di pagar Gedung Sate.
Baca juga: 4 Arahan Dedi Mulyadi yang Ditentang Walkot Bandung, Rapat di Hotel hingga Jam Masuk Sekolah
Beberapa tulisan yang terpampang di spanduk diantaranya berbunyi, 'Berlakukan Kembali Study Tour' dan 'Study Tour Dilarang, Kami Semua Kejang'.
Dalam aksinya, para demonstran mendesak ingin bertemu dengan Dedi Mulyadi.
Ribuan pekerja pariwisata terlihat bergantian menyampaikan orasi.
Mereka ingin SE mengenai larangan study tour siswa Jabar tersebut dicabut.
"Tuntutan kita itu hanya satu, cabut larangan Gubernur kegiatan studi tur sekolah. Dari sekolah di Jawa Barat ke luar Jawa Barat," kata Koordinator aksi solidaritas para pekerja pariwisata Jawa Barat, Herdi Sudardja, di Gedung Sate, Senin, dilansir TribunJabar.id.

Herdi menilai larangan study tour ini telah menyengsarakan para sopir, kernet dan pelaku usaha pariwisata.
Pihaknya berharap bisa bertemu langsung dengan KDM untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.
"Kami sudah melakukan beberapa upaya, termasuk audiensi, termasuk para pengusaha dari sektor transformasi pariwisata Jabar, sudah melayangkan surat yang saya dapat info ke Gubernur pada bulan Mei 2025. Saat itu tidak direspon oleh yang bersangkutan oleh Gubernur," jelasnya.
Menurut Herdi, KDM tebang pilih dalam menemui masyarakat.
Sebab, lanjut Herdi, selama ini KDM belum pernah bertemu dengan pelaku maupun pekerja usaha pariwisata.
"Gubernur Jabar ini sepertinya ingin bertemu dan selalu memilih oligarki. Dengan si a, si b, katakanlah mau bertemu, tapi dengan pengusaha dari sektor pariwisata tidak mau bertemu," tuturnya.
Herdi lantas mengancam akan menggelar aksi lebih besar apabila hari ini Dedi Mulyadi tidak menemui massa aksi.
"Kalau total yang bekerja di sektor ini di Jawa Barat sekitar 8.000. Itu yang formal. Yang informal itu sekitar 5.000. Yang berarti ada 13.000. Yang informal itu saya katakan, karena bekerja di sektor transportasi itu rata-rata informal," paparnya.
Konvoi Bus Telolet

Aksi ini dimulai dengan iring-iringan bus sambil membunyikan klakson telolet yang diparkirkan di kiri dan kanan, serta depan halaman Gedung Sate.
Ratusan bus yang juga diparkir di bahu jalan sontak menutup akses Jalan Diponegoro, dari arah Pusdai dan Sultan Agung-Aria Jipang.
Sejumlah bus parkir pun memanjang di dua arah jalan hingga perbatasan Jalan Supratman.
Akibatnya, arus lalu lintas terhambat.
Massa aksi ke kemudian berkumpul di halaman Gedung Sate untuk menyampaikan orasi di atas mobil komando.
"Tadi konvoi bareng, kita dari PO Bandung Kota, cuma ikut ke PO Bandung Selatan. Tadi titik kumpulnya di sekitar Tol Soroja," ujar sopir bus dari PO Harum Prima Trans, Nanang (32) saat ditemui di Gedung Sate, Senin, dilansir TribunJabar.id.
Setelah semua berkumpul, ratusan bus itupun langsung konvoi melalui Jalan Tol Pasteur, kemudian keluar dan melewati Flyover Pasupati hingga akhirnya finish di Gedung Sate untuk melakukan aksi unjuk rasa.
"Alhamdulillah tadi perjalanan lancar, ini kurang lebih ada 400 unit bus. Parkir juga aman, kita ngikut saja sama rombongan yang lain," ungkap Nanang.
Semua bus yang konvoi tersebut, mengangkut para pekerja pariwisata, sehingga selama perjalanan dari titik kumpul menuju ke Gedung Sate tidak ada bus yang kosong, namun kondisi di dalam bus tidak sampai penuh.
"Iya tadi saya ngangkut pekerja (pariwisata), sama dengan yang lain, jadi semua bus terisi," sebut Nanang.
Seorang kondektur dari PO bus yang lain, Nandang (28) mengatakan bahwa saat mengikuti unjuk rasa ini, dia juga berkumpul di Tol Soroja, selanjutnya konvoi dengan mengangkut para pekerja pariwisata.
"Alhamdulillah, perjalanan lancar tadi jalurnya sama dari Soreang keluar Tol Pasteur. Tadi yang diangkut ada 5 orang dan parkir juga aman tidak susah," kata Nandang.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS Pekerja Pariwisata Demo di Gedung Sate, Tuntut Dedi Mulyadi Cabut Larangan Study Tour
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Salma Dinda Regina/Hilman Kamaludin/Nazmi Abdurrahman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.