Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Saksi Ungkap Penyebab Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Berawal Dari Ambulans Terobos Kerumunan
Saksi mata mengungkap detik-detik tragedi pesta pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina dan Maula Akbar, putra Dedi Mulyadi di Garut.
Tarjo menjelaskan, beberapa korban yang tewas disebabkan karena mereka tak mampu bergerak dalam kerumunan karena tubuh mereka tersangkut di bagian bawah pagar besi pintu barat Pendopo Garut.
"Kalau korban meninggal yang polisi (Bripka Cecep Saeful Bahri), dia bukan meninggal di tengah kerumunan. Tapi dia setelah membantu mengevakuasi korban anak yang terinjak ke sisi, mungkin dia kelelahan, lalu jatuh," ungkapnya.
Lebih lanjut, Tarjo kemudian menyoroti banyaknya personel kepolisian di lokasi.
Namun menurutnya, tak satu pun bergerak untuk menertibkan kerumunan yang terjadi di pintu barat Pendopo Garut.
"Padahal polisi banyak di sekeliling Pendopo ini. Mereka melihat kerumunan itu dari pintu timur. Tapi enggak ada yang gerak ke pintu barat. Ada juga Satpol PP yang ada di keramaian, bantu tarik-tarik orang-orang yang terinjak," ucap Tarjo.
Seorang warga yang berada di lokasi saat kejadian tersebut, mengatakan bahwa peristiwa desak-desakan warga terjadi sekira pukul 17.00 WIB.
Warga berdesakan masuk ke dalam pendopo Kabupaten Garut untuk mengambil makanan gratis.
Namun, karena saling dorong dan berebut, sejumlah warga pun jatuh dan terinjak.
“Sore kejadiannya, sekitar pukul 17.00 WIB. Desak-desakan mau ambil makanan,” ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.
Warga yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan, saat peristiwa terjadi, sejumlah petugas keamanan, dari Kepolisian maupun Satpol PP justru minim di lokasi kejadian.
Dia melihat justru puluhan petugas tampak berjaga di jalan-jalan sekitar alun-alun Kabupaten Garut, mulai dari Jalan Ahmad Yani maupun Jalan Dewi Sartika.
“Saya melihat waktu kejadian, Pak Polisinya berkumpul di jalan-jalan sekitar sini (alun-alun). Banyak yang jaga di jalan, tapi sedikit di lokasi kejadian,” katanya.
Padahal, dia meyakini bahwa peristiwa desak-desakan yang merenggut korban jiwa itu bisa diantisipasi jika petugas kepolisian berjaga di dekat kerumunan warga.
Pasalnya, saat itu alun-alun Kabupaten Garut tengah dipadati ribuan warga dari berbagai daerah.
“Kalau ada petugas mungkin bisa diatur, dan enggak desak-desakan. Yang datang dari Bogor, Cianjur, Bekasi, fans Kang Dedi. Orang udah kaya semut kemarin, padet,” jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.