Selasa, 7 Oktober 2025

Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Kesaksian Warga saat Bocah 8 Tahun Jadi Korban Tewas Tragedi Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Seorang saksi mata mengungkapkan detik-detik bocah 8 tahun jadi korban tewas tragedi pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi.

Penulis: Falza Fuadina
Kolase Tribunnews/Tribun Jabar/Tribunpriangan.com
KORBAN TRAGEDI GARUT - Nelis (kerudung hitam kanan) memberikan keterangan soal penanganan kejadian yang menewaskan tiga orang saat mengantri makan gratis di gerbang barat pendopo Bupati Garut, pada Jumat (18/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pernikahan putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yaitu Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, berujung pilu.

Acara yang berlangsung di kawasan Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat (18/7/2025) tersebut menimbulkan korban.

Perayaan yang semula penuh sukacita itu mendadak berubah menjadi duka.

Tiga orang meninggal akibat berdesakan saat mengantre makan gratis.

Warga berdesak-desakan saat mengantre di gerbang barat Alun-alun Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).

Dari tiga orang yang meninggal dunia, salah satunya tercatat sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia.

Seorang saksi mata menggambarkan situasi kericuhan yang terjadi di lokasi.

Saksi tersebut adalah Nelis (38), seorang pedagang kaki lima di kawasan Alun-alun Pendopo Garut.

Menurutnya, sejak pagi hingga insiden berlangsung, tidak terlihat satu pun mobil ambulans yang bersiaga di lokasi.

Selain itu, jumlah petugas keamanan yang bertugas di area Pendopo sangat terbatas.

Pengaturan pintu masuk pun hanya dilakukan dengan sistem buka-tutup, yang terbukti tidak efektif dalam mengendalikan membludaknya warga yang ingin menikmati makanan gratis.

Nelis menuturkan, ambulans baru tiba sekitar 15 menit setelah kericuhan terjadi.

Baca juga: Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Gubernur Jabar Janjikan Ini Kepada Keluarga Korban

"Tidak ada ambulans, dan ambulans baru datang sekitar 15 menit usai kejadian," ujar Nelis saat ditemui oleh wartawan TribunPriangan.com di rumah duka Vania yang berada di Kampung Sindang Hela, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia dan saudaranya sempat menunggu cukup lama sambil menggendong seorang anak berusia delapan tahun yang turut menjadi korban dalam kericuhan tersebut.

"Harusnya disediakan ambulans karena lihat kondisi sejak pagi sudah membeludak, sementara gerbang hanya dilakukan sistem bukan tutup," tutur Nelis mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelolaan acara.

Nelis juga menceritakan kondisi korban bernama Vania.

Anak berusia 8 tahun tersebut tidak hanya mengalami memar akibat terinjak-injak, tetapi juga menahan rasa sakit yang luar biasa hingga akhirnya buang air kecil di lokasi kejadian.

"Sampai korban ngompol di celana karena nahan nyeri, dan di ambulans sempat diberikan oksigen juga buat memastikan saja. Padahal kondisinya sudah tidak tertolong," kisahnya lirih.

Dengan nada menyesal, Nelis mengatakan bahwa jika saja pengelolaan pintu gerbang dilakukan lebih terbuka, tragedi memilukan ini kemungkinan bisa dihindari.

Menurutnya, hanya sekitar 10 petugas yang dikerahkan untuk mengamankan ribuan warga yang telah memadati area pendopo sejak pagi hari.

"Kayanya kalau dibuka dua gerbang tak akan terjadi seperti sekarang, karena petugas yang berjaga pun kurang lebih 10 orang. Sementara warga yang ngantri ribuan ingin masuk ke dalam," katanya.

Gubernur Jabar Siap Bertanggung jawab

Dedi Mulyadi menyatakan akan bertanggung jawab atas tragedi ini.

Hal itu dikatakannya saat mengunjungi RSUD dr. Slamet Garut.

Dedi menyampaikan keputusan besar yang dia ambil sebagai wujud empati dan tanggung jawab moral terhadap keluarga yang ditinggalkan.

Dedi menegaskan, anak-anak yang kehilangan orang tua akibat peristiwa tersebut kini akan berada dalam asuhannya secara langsung.

"Seluruh anak-anaknya mulai hari ini menjadi anak asuh saya. Jadi, mereka di bawah tanggungan saya. Seluruh biaya hidupnya termasuk biaya ke depannya akan semuanya saya tanggung," ujarnya saat diwawancara pada Jumat (18/7/2025) malam.

Tak berhenti sampai di situ, Dedi juga berkomitmen untuk memberikan kompensasi yang pantas kepada keluarga korban.

Bantuan ini diserahkan sebagai bentuk penghormatan serta dukungan atas duka mendalam yang mereka alami.

Santunan tersebut berasal dari kedua mempelai, yakni putra Dedi, Maula Akbar, dan istrinya, Luthfianisa Putri Karlina—Wakil Bupati Garut sekaligus menantu Dedi.

Keduanya secara langsung mengunjungi keluarga korban untuk menyerahkan bantuan tersebut.

"Kedua mempelai sudah menemui keluarga korban dan menyampaikan santunan Rp100 juta. Saya pribadi menambahkan Rp150 juta, jadi totalnya Rp250 juta untuk setiap kepala keluarga," katanya.

Kepedulian Dedi tak hanya ditujukan kepada keluarga korban yang meninggal, tetapi juga mencakup para warga yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. 

Seluruh biaya pengobatan ditanggung secara pribadi oleh Dedi, tanpa menggunakan dana pemerintah. 

Selain itu, ia juga memberikan bantuan uang tunai kepada setiap pasien sebagai bentuk dukungan atas hilangnya penghasilan selama mereka menjalani perawatan.

"Karena mereka tidak bisa bekerja saat dirawat, kami beri masing-masing Rp10 juta sebagai bentuk bantuan langsung. Semua biaya pengobatan saya tanggung pribadi. Ini tidak pakai dana pemerintah," ucapnya.

Dedi juga menegaskan, ia tidak akan mengintervensi jalannya proses hukum. 

Ia menyatakan akan bersikap terbuka dan objektif dalam menyikapi peristiwa ini.

"Silakan saja untuk ranah-ranah (hukum) pertanggung jawaban itu biarkan kepolisian yang melakukan penyelidikan. Dan saya secara pribadi terbuka, bersikap objektif tidak akan menghalang-halangi," ujarnya saat ditemui di RSUD dr. Slamet, Jumat (18/7/2025) malam, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

"Dipersilakan Polres Garut untuk melakukan penyelidikan. Bagaimana dan apa yang menjadi latar belakang peristiwa ini, kelalaian siapa, siapa yang bertanggung jawab," katanya.

Sebagai seorang pejabat publik, Dedi menekankan ia menjunjung tinggi proses hukum dan memberikan kepercayaan penuh kepada aparat penegak hukum untuk menanganinya.

"Saya sebagai orang yang sangat menghormati rule hukum, dipersilakan. Saya tidak akan menghalang-halangi," ucapnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Saksi Cerita Detik-Detik Vania Terinjak di Pendopo Garut, Ambulans Baru Tiba 15 Menit Kemudian

(Tribunnews.com/Falza) (TribunJabar.id/Jaenal Abidin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved