Senin, 6 Oktober 2025

Air Semakin Langka, Mangrove Jadi Tameng Terakhir Waduk Manggar Balikpapan

Waduk Manggar menyusut, ENABLE & PTMB tanam mangrove jaga air bersih Balikpapan demi generasi mendatang.

Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Warga dan relawan menanam mangrove di pesisir Waduk Manggar, Balikpapan Utara, Kamis (19/6/2025), dalam rangka Hari Bumi. 

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Kekhawatiran akan kelangkaan air bersih di Kota Balikpapan kini semakin nyata. 

Waduk Manggar, yang selama ini menjadi sumber utama air baku bagi ratusan ribu warga, menunjukkan tanda-tanda penurunan kapasitas yang signifikan. 

Sebagai respons, gerakan penanaman mangrove digencarkan di kawasan Batu Butok, Balikpapan Utara, Kamis (19/6/2025).

Aksi tanam mangrove ini bukan sekadar simbolik. 

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi konkret antara ENABLE Project, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB), dan mitra strategis seperti Konsorsium Gerbangtara, dalam rangka menyelamatkan daya tampung Waduk Manggar yang kini menyusut dari 16 juta menjadi 14 juta meter kubik akibat sedimentasi.

“Gagasan besar tidak cukup jika tidak diikuti aksi nyata. Penanaman mangrove ini adalah simbol kolaborasi sekaligus bukti bahwa menjaga lingkungan harus melibatkan semua pihak,” Aie Natasha, CEO ENABLE Project pada Minggu (13/7/2025).

Baca juga: Terdampak Kekeringan, Warga Antre Air Bersih di Kabupaten Bima 

Penanaman ini menjadi kelanjutan dari konferensi internasional "Paving the Path of Green Opportunities" yang digelar secara daring pada Minggu (27/4) lalu, dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025.

Agenda tersebut berhasil mempertemukan peserta dari berbagai daerah di Indonesia hingga negara-negara Asia seperti India dan Tiongkok. Topik seperti gaya hidup berkelanjutan, pengelolaan limbah organik, dan pengembangan green jobs menjadi sorotan.

Salah satu hasil nyata dari konferensi itu adalah lahirnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga lingkungan hidup, terutama ekosistem pesisir. Mangrove dianggap solusi jangka panjang karena kemampuannya menahan erosi dan memperlambat sedimentasi yang selama ini membebani Waduk Manggar.

“Ini bagian dari komitmen kami menjaga ketahanan air kota. Mangrove bisa menahan sedimentasi, dan ini penting demi keberlanjutan pasokan air,” ujar Yudhi Saharuddin, Direktur Utama PTMB

Tak hanya itu, PTMB juga mencatat sejumlah capaian lain dalam upaya konservasi air. Di antaranya penurunan tingkat kebocoran dari 30 persen menjadi 26%, serta pembagian 1.000 unit tandon air hujan untuk warga. Ini semua menjadi bagian dari adaptasi terhadap perubahan iklim dan pergeseran pola konsumsi air di perkotaan.

Konsorsium Gerbangtara, yang turut aktif dalam inisiatif ini, menekankan perlunya pendekatan hexahelix—menggabungkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan membentuk budaya baru dalam menjaga lingkungan.

“Dari konferensi ke lapangan, dari wacana ke praktik. Itulah bentuk keberlanjutan sesungguhnya,” tutur Christian, Tim Ahli Sosial Politik Gerbangtara

ENABLE Project berharap, melalui aksi ini, semangat Hari Bumi tak sekadar menjadi agenda seremonial tahunan. Melainkan menjadi gerakan berkelanjutan yang mampu menginspirasi banyak pihak untuk bertindak, bukan hanya bicara.

“Hari Bumi adalah refleksi kolektif, tapi aksi nyata adalah warisan bagi generasi berikutnya,” tambah Aie Natasha, CEO ENABLE Project

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved