Minggu, 5 Oktober 2025

Dedi Mulyadi Pimpin Jabar

Usai Teras Cihampelas, Kini Dedi Mulyadi Minta Walkot Urus Bandung Zoo, Farhan: Mau Apa Lagi?

Berikut tanggapan Wali Kota Muhammad Farhan atas permintaan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk membereskan konflik Bandung Zoo, Selasa (8/7/2025).

Penulis: Nina Yuniar
Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
KONFLIK BANDUNG ZOO - Kebun Binatang Bandung tak beroperasional, Kamis (3/7/2025) lantaran adanya konflik internal di pengelolaan kebun binatang antara manajemen lama dan manajemen baru. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, merespons permintaan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk menyelesaikan masalah dualisme pengelolaan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo. 

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan kembali mendapatkan arahan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Setelah soal Skywalk Teras Cihampelas, kini Dedi Mulyadi meminta Farhan untuk menyelesaikan permasalahan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo.

Untuk diketahui, dalam pengelolaan Kebun Binatang Bandung, terjadi dualisme antara Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) dengan Taman Safari Indonesia (TMI) yang berujung miskoordinasi perawatan satwa hingga mengakibatkan beberapa satwa mati.

Menanggapi permintaan Dedi Mulyadi, Farhan pun memastikan bahwa pihaknya sudah beberapa kali melakukan mediasi, namun kedua kubu tersebut hingga kini masih saja berseteru.

"Saya sudah berulang-ulang bilang ya, bahwa Kebun Binatang itu sudah kita bantuin banyak (menyelesaikan masalah)," kata Farhan saat ditemui di Taman Lalu Lintas, Selasa (8/7/2025), dilansir TribunJabar.id.

Farhan mengungkapkan bahwa izin konservasi dari Kementerian Kehutanan bukan diberikan ke Pemkot Bandung sebagai pemilik lahan, melainkan kepada pihak pengelola.

"Pemerintah pusat, Kementerian Kehutanan, Direktorat Jenderal Konservasi, itu ngasih izinnya ke yayasan, bukan ke pemerintah kota. Kita sudah mediasi, kita sudah selesaikan masalah hukumnya, mau bantuan apa lagi," jelasnya.

Meski telah diberikan bantuan dan dimediasi oleh Pemkot Bandung, lanjut Farhan, kedua belah pihak tetap berseteru.

Farhan lantas meminta agar dualisme tersebut diselesaikan oleh mereka.

"Yayasan pasea wae (berantem terus), ayo selesaikan, kalian bukan anak-anak. Jangan bentar-bentar minta tolong, bentar-bentar minta tolong, sudah dewasa, tentukan sikap, selesaikan dengan dewasa," tutur Farhan.

Atas hal tersebut, pihaknya akan menunggu kedewasaan dari kedua yayasan untuk menyelesaikan masalah ini.

Baca juga: Langkah Wali Kota Bandung usai Tolak Usulan Dedi Mulyadi soal Teras Cihampelas Garapan Ridwan Kamil

Farhan juga melayangkan ultimatum kepada para pihak untuk segera membereskan masalah dualisme pengelolaan Bandung Zoo tersebut.

"Dan saya serius, kalau memang nggak beres-beres juga, saya akan meminta Kementerian Kehutanan melakukan peninjauan ulang terhadap izin konservasi kepada Yayasan Marga Satwa Taman Sari, agar ditinjau ulang," tegasnya.

Farhan mengaku bahwa Langkah tersebut diambil karena hingga kini pihak yayasannya tidak menunjukkan kemampuan manajerial yang baik.

Sedangkan, di sisi lain Pemkot Bandung hanya sebagai regulator.

"Pemerintah Kota Bandung bukan pelaku bisnis taman hiburan, bukan pelaku bisnis kebun binatang. Kami regulator, jadi kami tegakkan peraturan," terangnya.

Tolak Saran KDM soal Teras Cihampelas

Sebelumnya, Farhan juga telah memberikan tanggapan atas usulan Dedi Mulyadi mengenai nasib Skywalk Cihampelas di Kota Bandung, Jawa Barat, yang terbengkalai.

Teras Cihampelas adalah proyek yang diresmikan Ridwan Kamil saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada 2017 lalu, guna mengurangi kemacetan dengan memindahkan para pedagang kaki lima ke atas pedestrian Skywalk.

Dibangun pada 2016, Skywalk Teras Cihampelas memiliki panjang sekitar 450 meter dan pernah ikon Kota Bandung karena daya tarik wisata belanja busananya.

Sayangnya, Teras Cihampelas kini sepi dan berubah menjadi kawasan kumuh, banyak coretan vandalisme, hingga mengeluarkan bau aroma tak sedap.

Kondisi memprihatinkan Teras Cihampelas itupun mendapat perhatian dari Dedi Mulyadi yang kemudian menyarankan agar Farhan membongkarnya.

Menolak arahan Dedi Mulyadi, Farhan lebih memilih untuk tetap mempertahankan Teras Cihampelas.

Teras Cihampelas dipastikan akan direnovasi dan dirawat secara menyeluruh setelah diputuskan oleh Farhan untuk tidak akan dibongkar, sehingga keberadaannya dapat bermanfaat lagi.

Alasan Farhan tak membongkar Teras Cihampelas yaitu selain karena kajian hukumnya berat, barang milik daerah yang masih berfungsi dengan baik dan nilainya di atas Rp 5 miliar sebaiknya tidak dibongkar.

Keputusan Farhan tersebut didasarkan pada hasil kajiannya yang melibatkan ahli hukum pemerintahan.

"Jadi saya harus memastikan bahwa setiap tahun ada anggaran untuk perawatan, penjagaan keamanan, dan terang benderang," ujar Farhan saat ditemui di Taman Lalu Lintas, Bandung, Selasa, dilansir TribunJabar.id.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Diminta Dedi Mulyadi Selesaikan Dualisme di Bandung Zoo, Farhan Ultimatum Pengelola

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Hilman Kamaludin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved