Jumat, 3 Oktober 2025

Kapal Tenggelam di Selat Bali

Ingin Temui Suami, Ibu dan Balita Tewas Jadi Korban Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Perempuan bernama Fitri April Lestari (33) dan balita laki-lakinya, Afnan Agil Mustafa itu, berhasil dievakuasi pada Kamis (3/7/2025) sore.

Penulis: Rifqah
Istimewa via Surya.co.id
KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Foto memperlihatkan KMP Tunu Pratama Jaya saat bersandar. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Perempuan bernama Fitri April Lestari (33) dan balita laki-lakinya, Afnan Agil Mustafa, turut menjadi korban tewas. 

TRIBUNNEWS.COM - Korban meninggal dunia tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, seorang ibu dan anak 3 tahun berhasil diidentifikasi.

Perempuan bernama Fitri April Lestari (33) dan balita laki-lakinya, Afnan Agil Mustafa, berhasil dievakuasi pada Kamis (3/7/2025) sore.

"Sudah diidentifikasi, anaknya korban yang datang sebelumnya, Ibu Fitri," ungkap Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati saat dikonfirmasi, Kamis, dikutip dari Tribun-Bali.com.

Fitri dan anaknya diketahui dalam perjalanan menemui suami, Imam Bakri, yang bekerja di Denpasar.

Sebelumnya, diberitakan nasib pilu dialami Imam Bakri.

Sejak menerima kabar tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pukul 03.30 Wita, keberadaan istri dan anak keduanya yang masih balita itu belum diketahui. 

Saat ditemui Tribun-Bali.com, Kamis, Imam terlihat banyak merenung  di Posko ASDP Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.

Wajahnya cemas menanti kabar istri dan anak keduanya.

Imam mengatakan Fitri dan Agil bermaksud untuk menemui dia yang bekerja di Kota Denpasar.

Keduanya berangkat dari Kecamatan Cluring, Banyuwangi, menumpang travel. 

Baca juga: Kisah Samsul Selamat dari Karamnya KMP Tunu Pratama Jaya, 5 Jam Bertarung Nyawa di Selat Bali

"Kontak terakhir saya dengan istri saat dia memberi kabar sudah naik kapal. Setelah itu tidak ada kabar lagi," ucapnya. 

Hingga pada Kamis sekitar pukul 03.30 Wita, Imam menerima panggilan telepon dari pihak travel, yang mengabarkan terjadi kecelakaan kapal.

Perasaan tak nyaman sontak menghantui Imam, kemudian sekitar pukul 04.00 Wita, ia bergegas menuju Gilimanuk untuk mencari keberadaan istri dan anaknya.

Namun, hingga Kamis siang, belum ada kabar keberadaan istri dan anaknya. 

"Saya terus berdoa sambil cari data keberadaan istri dan anak, namun sampai saat ini belum ada informasi."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved