Selasa, 30 September 2025

Kapal Tenggelam di Selat Bali

Sosok Riko, ABK KMP Tunu Pratama Jaya yang Selamat, Ungkap Detik-detik Kapal Sebelum Karam

Salah seorang korban selamat yang juga merupakan Anak Buah Kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya menceritakan detik-detik kapal sebelum tenggelam.

Penulis: David AdiAdi
Editor: Sri Juliati
TribunBali.com/Ni Luh Putu Wahyuni
KESAKSIAN KORBAN SELAMAT - Belasan penumpang dan ABK KMP Tunu Pratama Jaya saat berhasil dievakuasi ke pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis 3 Juli 2025 pagi. Riko, salah satu korban selamat yang juga sebagai Anak Buah Kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya menceritakan detik-detik kapal sebelum tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM – Insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 23.15 WIB menjadi sorotan banyak pihak.

Salah satu korban selamat dari insiden tersebut mengungkapkan detik-detik kapal KMP Tunu Pratama Jaya sebelum tenggelam di Selat Bali.

Korban yang diketahui bernama Riko tersebut merupakan Anak Buah Kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya.

Riko yang sudah bekerja selama 5 tahun di kapal tersebut menjelaskan bahwa kapal mengalami blackout hingga kemudian miring ke kanan dan akhirnya tenggelam.

Saat kejadian, Riko mengaku sedang beristirahat untuk bergantian jaga dengan ABK yang lainnya.

Baca juga: Kondisi Cuaca di Selat Bali saat KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Ini Penjelasan BBMKG

"Sekitar setengah 12 malam, kapal udah kerasa kayak miring ke kanan, saya langsung bangun ambil handphone langsung cari posisi tertinggi. Kapal ke kanan saya lari ke kiri karena jika posisi terendah ikut kapal tenggelam," kata Riko.

Setelah kapal benar-benar miring dan tenggelam, Riko berusaha melompat ke laut memanggil semua orang, baik ABK maupun penumpang yang ia lihat.

Setelah terkumpul, barulah ia berusaha menggunakan life raft atau jenis perahu karet seperti pelampung berwarna oranye.

"Saya naik itu (life raft) bersama belasan orang lainnya yang selamat saat ini.”

“Saat itu situasinya tidak bisa dibayangkan, orang-orang semua sudah kelelahan ada yang muntah, banyak minum air laut dan lain sebagainya hingga tak bisa mengayuh pelampung itu," sambungnya.

Karena kelelahan, belasan orang tersebut hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan dari nelayan hingga pagi.

Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya terjadi pada Rabu (2/7/2025) malam.

Kapal yang diketahui membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 kru) serta 22 unit kendaraan tersebut akan bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Sekitar 25 menit setelah keberangkatan, atau sekitar pukul 23.20 WIB, kapal dilaporkan mengalami kebocoran di ruang mesin, yang memicu padamnya sistem kelistrikan (blackout).

Tak lama kemudian, kapal kehilangan keseimbangan dan tenggelam di perairan Selat Bali sekitar pukul 23.35 WIB.

Kondisi gelombang laut yang mencapai 1,7 hingga 2,5 meter diduga menjadi faktor penyebab utama insiden tersebut.

Baca juga: Pengantin Baru Asal Banyuwangi Turut Jadi Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Sang Istri Sedang Mengandung

Kondisi Cuaca

Sementara itu, pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III buka suara terkait kondisi cuaca di Selat Bali saat kapal tenggelam.

Kapokja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, I Wayan Musteana mengatakan kondisi cuaca di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) pukul 23:00 WIB terpantau berawan.

"Informasi yang kami terima dari BMKG Stasiun Meteorologi Banyuwangi-Pelabuhan Ketapang saat kejadian kapal tenggelam kondisi cuaca umumnya berawan," ujar Musteana kepada awak media, Kamis (3/7/2025).

“Sementara arah angin dari Selatan dengan kecepatan maksimum 8.7 knots dan pukul saat 00.00 WIB 8.9 knots,” sambungnya.

Baca juga: Puan Sampaikan Duka atas Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, Minta Perbaikan Tata Kelola Transportasi

Musteana juga menjelaskan gelombang laut pada saat kejadian terpantau memiliki ketinggian 1 meter.

"Masuk Peringatan Dini 1 atau status Waspada dengan Arus Kuat dengan kecepatan lebih 1.2 m/s, dan tinggi gelombang 1 meter," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, status waspada tersebut merupakan peringatan dini pertama kecepatan angin 10-15 knots, tinggi helombang 1-1,5 meter, sedangkan peringatan dini kedua berstatus Siaga kecepatan angin 15-20 knots tinggi gelombang 1,5 - 2 meter.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Kesaksian Riko, Saksi Hidup Insiden Kapal Tenggelam di Selat Bali, Sempat Merasakan Hal Aneh

(Tribunnews.com/David Adi) (TribunBali.com/I Made Prasetia Aryawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan