Terjun ke Bengawan Solo, Mahasiswi UNS Belum Ditemukan, Kapal Dikerahkan
Lima personel dan satu perahu karet diterjunkan untuk mencari mahasiswi UNS yang terjun ke Bengawan Solo dari Jembatan Jurug.
TRIBUNNEWS.COM - X (22), seorang mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS), belum ditemukan sejak dia melompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo, Selasa, (1/7/2025).
Untuk mencarinya, relawan dan anggota BPBD Kabupaten Karanganyar ikut dikerahkan. Satu kapal dari BPBD Kabupaten Karanganyar dibawa ke tempat kejadian.
Menurut Hendro Prayitno selaku Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar Hendra, dari pihaknya ada lima personel dan satu perahu karet yang diterjunkan.
Hendro berujar pihaknya juga mendirikan posko pencarian di Dusun Daleman, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Selain lima personel itu, ada sejumlah reawan relawan Karangpandan, Jaten, dan Kebakkramat yang turut membantu.
Tak hanya itu, BPBD Kabupaten Temanggung juga ikut mencari mahasiswi UNS itu.
"Total ada lima perahu yang dikerahkan, kemarin malam sempat dihentikan pencarian dan dilanjutkan pagi ini," kata Hendro.
"Hari ini dilakukan penyelaman di belakang PDAM dan menyisir menggunakan perahu dari titik jatuh sampai ngelo," katanya.
Tinggalkan sepeda motor dan buku harian
Koordinator Lapangan BPBD Surakarta Haryana mengatakan korban sudah teridentifikasi.
“Identitas korban sudah diketahui, warga Temanggung. BPBD Temanggung sudah koordinasi dalam perjalanan ke Solo dengan pihak keluarga. Informasi yang diterima dari UNS,” ungkapnya, sebagaimana dilansir TribunSolo.com.
Korban diduga bunuh diri karena ditemukan sepeda motor dan buku harian yang ditinggalkan di lokasi.
Baca juga: Mahasiswi UNS Melompat ke Bengawan Solo, Korban Dikenal Sebagai Pribadi Tertutup
“Dari dugaannya mengarah ke situ (bunuh diri). Karena ada buku harian yang ditinggal dari saksi pertama. Meninggalkan sepeda motor dan buku catatan harian."
Haryadi, seorang pengemudi ojek online yang kebetulan berada di sekitar tempat kejadian, mengaku sempat melihat perempuan tersebut sebelum korban melompat dari Jembatan Jurug.
"Saya sedang bawa customer dari Palur."
"Di tengah jembatan sekitar 5 meter di depan saya, perempuan itu sudah berdiri di tuas jembatan," ungkap Haryadi.
Pada saat itu Haryadi sempat berteriak mencoba mencegah perempuan tersebut. Namun, tampaknya teriakannya tidak digubris.
Pribadi tertutup
Teman korban mengatakan korban sempat berkonsultasi dengan dosennya sebelum terjun ke sungai.
“Dengar-dengar konsultasi terakhir sama dosennya,” kata teman korban.
Korban juga sempat mengunggah story Instagram mengenai layanan konsultasi ke psikologi.
“Terakhir kali dia buat story Instagram itu tentang konsultasi ke psikolog,” tuturnya.
Ia pun tak tahu-menahu masalah apa yang sedang dialami korban sehingga melakukan tindakan tersebut.
Baca juga: Tinggalkan Motor dan Buku Harian, Mahasiswi UNS asal Temanggung Diduga Akhiri Hidup di Bengawan Solo
Menurutnya, korban cukup tertutup dan pendiam.
“Orangnya cenderung menutup diri terus juga mungkin jarang bersosialisasi sama teman-teman. Jadinya mungkin dari saya dan teman-teman kurang mengerti pribadinya itu seperti apa gitu karena tertutup. Memang dia orangnya juga pendiam."
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan tersebut.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Pembaca bisa menghubungi Nomor darurat 119. Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444
(Tribun Solo/Mardon Widiyanto)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Mahasiswi UNS Terjun ke Bengawan Solo Belum Ditemukan, BPBD & Relawan Karanganyar Ikut Turun Tangan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.