Kelompok Bersenjata di Papua
Seusai Peristiwa Penyerangan OPM, TNI Amankan dan Ikut Bantu Proses Pembangunan Gereja di Papua
Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan pasukannya saat ini diterjunkan bukan hanya mengamankan dari OPM, tapi juga membantu pembangunan gereja di Papua
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan pasukannya saat ini diterjunkan bukan hanya mengamankan, tapi juga membantu pembangunan gereja di Papua, pascaserangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya yang menewaskan 2 orang pekerja.
Teror yang disertai serangan oleh kelompok sparatis bersenjata beberapa waktu lalu, telah meninggalkan luka dan rasa trauma mendalam, sehingga masyarakat masih takut untuk membangun atau memugar gereja tempat mereka beribadah.
“Sama halnya dengan Masjid, Pura atau Wihara, Gereja bukan hanya tempat peribadatan semata, namun sejatinya, rumah ibadah adalah pusat peradaban umat yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” kata Lucky dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).
Lucky mengatakan keikutsertaan aktif TNI dalam pembangunan maupun pemugaran gereja di Papua adalah bentuk hadirnya negara dalam melindungi kebebasan setiap warga untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesui agamanya masing-masing, sebagaimana termakjub dalam Pasal 28 dan 29 UUD 1945.
Gereja di Papua lanjutnya, menjadi lembaga pertama yang memperkenalkan pendidikan formal, utamanya di daerah pedalaman. Bahkan banyak sekolah dan fasilitas pendidikan awal didirikan dan dikelola oleh gereja.
Sehingga menurutnya menjadi wajar jika masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP) amat marah ketika OPM menjadikan gereja sebagai sasaran teror.
“Setahu saya, gereja sering menjadi lembaga pertama yang memperkenalkan pendidikan formal di banyak wilayah Papua, terutama di daerah pedalaman," kata dia.
“Wajar jika masyarakat dunia khususnya Orang Asli Papua sangat marah ketika OPM menjadikan gereja sebagai sasaran teror. Selain merusak dan membakar gereja, OPM dengan kejinya menembak umat yang tengah beribadah serta pekerja pembangunan gereja,” ungkap Lucky.
Dirinya menyebut gereja bagi orang Papua, adalah simbol dari harapan dan perjuangan hidup. Gereja menjadi tempat yang memberikan penguatan spiritual sekaligus ruang aman dari dinamika kehidupan sosial ekonomi di bumi Cendrawasih.
Atas dasar itulah, ia memastikan Koops Habema bersama Orang Asli Papua akan mengawal pembangunan dan perbaikan gereja di tanah Papua.
“Bersama TNI dan masyarakat Papua, mari kita lawan dan lenyapkan teror terhadap gereja dan umat beragama di tanah Papua tercinta,” paparnya.
Baca juga: Kapuspen TNI Bantah Klaim TPNPB-OPM yang Sebut Tewaskan Prajurit di Yuguru
TNI Sergap Kelompok OPM yang Serang 2 Pekerja Gereja
Komando Operasi (Koops) Habema TNI berhasil menyergap kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Eguanus Kogoya yang sebelumnya menyerang dan membunuh 2 pekerja pembangunan gereja di Distrik Asotipo, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Dalam penyergapan yang terjadi di sekitar Desa Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Senin dini hari (16/6/2025), 2 anggota OPM tewas ditembak setelah melakukan perlawanan saat ditangkap
Dari tangan kelompok separatis tersebut, diamankan 1 pucuk pistol Revolver warna silver, 1 pucuk pistol rakitan, 5 butir munisi kaliber 9 mm, 1 unit HT, 1 unit HP, 1 unit teleskop optik dan 1 unit Leica 1000 YDSAT.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.