Curhat Ibu Asal Lubuklinggau, Anaknya Kecanduan Narkoba sejak SMP, Minta Bantuan ke Dedi Mulyadi
Seorang ibu curhat anak laki-lakinya kencanduan narkoba sejak SMP. Ini kata BNN Lubuklinggau dan rumah rehabilitasi
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, datangi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk minta bantuan memasukkan anaknya ke barak militer.
Ibu bernama Dian Nurhayati tersebut mengaku putus asa dengan kelakuan anaknya, Rehan (19) yang kecanduan narkoba.
Ibu empat anak yang kesehariannya berjualan di kantin rumah sakit tersebut mengaku putranya sudah pernah menjalani rehabilitasi dua kali di Badan Narkotika Nasional (BNN) Silampari, Sumsel.
"Awalnya tidak ada lagi jalan keluar tujuannya aku (saya) karena sudah mentok," kata Dian pada wartawan, Sabtu (21/6/2025).
Mengutip TribunSumsel.com, setelah baru tiba dari Jawa Barat, Dian langsung dipertemukan dengan Dinas Sosial, BNN, Rumah Asa Silampari, dan pihak kepolisian Lubuklinggau.
Ia menceritakan bahwa sudah meminta bantuan ke berbagai pihak, namun tetap tak membantu.
Akhirnya, jalan satu-satunya yang ia ambil adalah menemui Dedi Mulyadi.
"Kalau ada kemauan disitu ada jalan, karena minta tolong sana-sini sudah pernah langsung ku alami,"
"Jalan satu-satunya saya melihat postingan pak gubernur akhirnya jalan itu ku tempuh supaya anak saya jauh lebih baik dan sesuai harapan orang tua," ujarnya.
Ia mengaku selalu panik dan ketakutan setiap melihat Rehan pulang.
Pasalnya, di rumah semuanya perempuan kecuali anak laki-laki lainnya yang masih duduk di kelas 4 SD.
Baca juga: Sosok Dian Nurhayati, dari Lubuklinggau Temui Dedi Mulyadi, Putus Asa Anak Kecanduan Sabu sejak SMP
"Ada anak laki-laki masih kelas 4 SD dengan siapa kami mau mengadu."
"Setiap minta uang maksa Rehan ini, semua pisau saya kumpulkan, semua barang dicongkel," ungkapnya.
Dian juga menuturkan bahwa Rehan telah kecanduan narkoba sejak SMP.
Meski begitu, Rehan saat SMP masih mau bekerja sebagai tukang cuci motor.
Ia pun mengakui bahwa jarang di rumah karena harus mencari nafkah.
Bahkan, Dian mengakui anak-anaknya kurang perhatian.
"Saya ngaku tidak sering di rumah karena mencari nafkah, saya kurang mengawasi, semua anak saya kurang kasih sayang termasuk adek-adeknya," ujarnya.
Ia menceritakan, saat ini Rehan sudah berada di barak dan berharap putranya bisa lebih baik.
"Nanti setelah perkembangannya baik diharapkan bisa dapat kerja disana," ungkapnya.
Kata BNN
Sementara itu, Kepala BNN Kota Lubuklinggau, AKBP Himawan Bagus Riyadi menanggapi hal yang dilakukan Dian.
Ia menuturkan, setiap orang berhak mengadu ke siapapun.
"Ya itu hak warga kalo mau mengadu, ke siapapun bisa," kata Himawan saat memberikan keterangan pada Tribunsumsel.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (20/5/2025) malam.
Saat ditanya soal proses rehabilitasi Rehan di BNN yang diajak menggunakan narkoba oleh konselornya, Himawan mengatakan pihaknya sudah meminta keterangan stafnya.
Dari informasi yang ia peroleh, Rehan tidak menjalani rehabilitasi di BNN Lubuklinggau, melainkan di panti rehabilitasi lainnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Disiram 3 Kali di Bekasi, Pelaku Bawa Jimat dan Ngaku Bela Anak
"Yang bersangkutan datang sendiri ke salah satu panti rehab. Kalau BNN Linggau tidak melaksanakan rawat inap."
"Hanya rawat jalan dan itupun gratis tidak dipungut biaya," ungkapnya.
Meski begitu, Himawan akan tetap menelusuri informasi tersebut.
"Itu perlu di cek lagi, siapa konselornya, jelas tidak dibenarkan kalo memang terjadi seperti itu," ujarnya.
Kata Rumah Asa Silampari
Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Asa Silampari, Tomi Lesmana menuturkan bahwa konselor yang mengajak Rehan menggunakan narkoba sudah tak bekerja lagi sejak enam bulan lalu.
"Kami luruskan konselor itu tidak bekerja lagi dan tidak aktif lagi di kami, artinya klien ini setelah rehab kembali ke lingkungan masyarakat dan keluarga," ujar Tomi Lesmana, Sabtu (21/6/2025).
Kepada TribunSumsel.com, pihaknya tak bertanggung jawab dengan pergaulan di luar Rumah Asa Silampari.
"Keluarga selalu minta tolong setiap kali klien ini dalam kondisi kecanduan dan melaporkan kondisi Rehan selalu main game online judi slot," ujarnya.
Tomi juga menceritakan bahwa keluarga Rehan sempat meminta bantuan yayasannya untuk mencarikan motor yang digadaikan Rehan dan konselornya yang pernah bekerja di Rumah Asa Silampari.
"Kami luruskan bahwa yang bekerja sebagai konselor itu mereka mempunyai sertifikat keahlian dan jam terbang,"
"Yang disampaikan ibu itu bukan konselor karena sudah kembali ke masyarakat dan keluarga," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa Rumah Asa Silampari mempunyai standar sendiri untuk membantu pengobatan penyalahgunaan obat terlarang.
"Di internal staf rutin dilakukan tes secara random, rutin apel setiap hari, semuanya saat ini konselor di Rumah Asa Silampari clear dan shower penyalahgunaan narkoba," ujarnya.
Ia juga mengatakan, tempat rehabilitasi tak menjamin pasien untuk pulih.
Baca juga: Fariz RM Tak Terima Disebut Pengedar Narkoba
"Upaya dengan Rehan sudah maksimal. Apa yang disampaikan oleh ibu dia tersebut memang benar anaknya Rehan pernah dirawat di dibina di Rumah Asa Silampari," ungkapnya.
Tomi mengatakan, pihaknya telah menginformasi ibu Rehan bahwa anaknya tidak bisa berdomisili di lingkungan keluarganya.
"Sejauh ini kami sudah mengultimatum ibu klien bahwa Rehan ini tidak bisa berdomisili di lingkungan keluarganya."
"Karena faktor lingkungan klien akan mengulangi kembali," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Alasan Ibu di Lubuklinggau Temui Dedi Mulyadi Minta Anak Dibina, Akui Sudah Putus Asa
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSumsel.com, Eko Hepronis)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.