Kamis, 2 Oktober 2025

Pembunuhan Sadis di Aceh Tenggara

Pembunuh Berantai di Aceh Tenggara Selama Ini Tinggal di Hutan Belantara, Hidup Berdua dengan Ayah

P, pelaku pembunuhan berantai di Aceh Tenggara selama ini tinggal di hutan belantara bersama ayahnya. Sehari-sehari ayah dan anak itu berkebun.

Istimewa via TribunGayo.com
TKP PEMBUNUHAN BERANTAI - Bupati Aceh Tenggara, M Salim Fakhry beserta pejabat lainnya berada di lokasi pembacokan di Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, kabupaten setempat, Senin (16/6/2025). Ada 6 orang yang menjadi korban pembacokan, 5 di antaranya tewas. Pelaku selama ini tinggal di hutan belantara bersama ayahnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pelaku pembunuhan berantai di Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, masih belum tertangkap.

Lima orang tewas, sedangkan satu lainnya kritis akibat aksi brutal pelaku berinisial P (25), Senin (16/6/2025).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pelaku selama ini tak pernah berdomisili di pemukiman warga.

Pelaku ternyata tinggal di kawasan hutan belantara Pegunungan Kompas, Desa Alur Baning, Kecamatan Babul Rahmah, berdua dengan ayah kandungnya.

Tak ada alat penerangan berupa listrik dari PT PLN di lokasi tersebut.

Lokasinya cukup jauh dari rumah penduduk yang berdomisili di Desa Alur Bening, sekira empat kilometer.

"Tersangka dan ayahnya bukan berdomisili di pemukiman penduduk Desa Alur Bening, melainkan tinggal di dalam hutan yang disebut-sebut masuk kawasan Hutan Kompas."

"Kami tidak mengenal pelaku pembunuhan apalagi orangtua, karena bukan tinggal di desa kami," kata Pj Pengulu Alur Baning, Priska Malau kepada TribunGayo.com, Rabu (18/6/2025).

Sementara itu, Pj Penghulu Desa Uning Sigurgur, Ali Amran, menyebut pelaku lahir di Aceh Tengah.

Ia bersama ayahnya pindah dan menetap di Pegunungan Kompas, Desa Alur Bening.

Sehari-hari, P berkebun bersama sang ayah di ladang.

Baca juga: Pembunuhan Sadis di Aceh Tenggara, Satu Korban Selamat Kondisinya Mulai Membaik

Di mata warga sekitar, P dikenal sebagai pribadi yang pendiam.

"Kehidupan keseharian pelaku kurang dipahami masyarakat dan kurang pergaulannya di lingkungan masyarakat."

"Karena, dia berkebun menanam cabai dan komoditi lainnya di ladangnya bersama ayahnya. Karena, ayah dan ibunya sudah lama bercerai ketika pelaku masih kecil," ujarnya.

Samidah (70), warga Desa Uning Sigurgur, mengatakan pelaku pembunuhan berantai merupakan cucunya. Ibu P adalah anak kandung dari Samidah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved