Rabu, 1 Oktober 2025

Imbas Pergerakan Tanah di Purwakarta, Puluhan Makam Dibongkar, Tol Cipularang Ikut Terancam

Puluhan makam di Pasirmunjul, Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jabar dipindahkan karena ikut terimbas bencana pergerakan tanah pada Sabtu (14/6/2025).

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Nuryanti
TribunJabar.id/Deanza Falevi
IMBAS TANAH BERGERAK - Proses pemindahan makam di lokasi pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Bencana alam pergerakan tanah tidak hanya berdampak pada permukiman warga Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar).

Fenomena tanah bergerak juga menggeser area pemakaman keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul.

Akibatnya, puluhan makam tersebut terpaksa dipindahkan.

Pergerakan tanah di Kampung Cigintung terus terjadi hingga Sabtu (14/6/2025).

Dilaporkan bahwa tanah bergerak setiap 10 menit sekali, dengan total pergeseran mencapai 20 meter dari titik awal sejak pertama kali dilaporkan pada Rabu (11/6/2025) lalu.

IMBAS TANAH BERGERAK - Kondisi Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang alami bencana pergerakan tanah, Kamis (12/6/2025).
IMBAS TANAH BERGERAK - Kondisi Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang alami bencana pergerakan tanah, Kamis (12/6/2025). (TribunJabar.id/Deanza Falevi)

Menurut Syamsudin, seorang warga yang terlibat dalam proses pemindahan makam, sebanyak 26 makam telah berhasil dipindahkan

"Masih banyak lagi makam yang belum dipindahkan ada puluhan, sampai saat ini, Sabtu (14/6), sudah 26 makam," ujar Syamsudin saat ditemui Tribunjabar.id, Sabtu.

Syamsudin mengungkapkan bahwa makam tersebut dipindahkan sebagian besar ke Kampung Sukamulya.

"Ke Kampung Sukamulya, ke makam keluarga juga," sebutnya.

Syamsudin menambahkan bahwa kendala yang dialami adalah makam yang posisi awalnya telah berpindah karena pergerakan tanah.

"Iya karena longsoran, jadi harus nyari dulu posisinya," ucapnya.

Baca juga: Pergerakan Tanah Pasirmunjul Purwakarta Mengganas dan Makin Parah, 55 Keluarga Mengungsi

Adapun Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, Muhammad Firmansyah menjelaskan bahwa kini kondisi pergerakan tanah masih berlangsung.

"Untuk saat ini pergerakan tanah di Kampung Cigintung masih bergerak dan ratapannya tidak terlalu besar cuma setiap 10 menit terjadi pergerakan," kata Firmansyah.

Firmansyah mengaku bahwa untuk keseluruhan rumah terdampak, sekarang sudah mencapai 72 rumah, 48 rusak berat dan 10 lainnya rusak ringan.

"Para pengungsi ada di kantor desa dan sebagian di rumah tetangga atau saudara kerabat," ungkapnya.

Tol Cipularang Terancam

ARUS LALU LINTAS - Ilustrasi Kepadatan arus lalu lintas di Tol Cipularang arah Bandung, tepatnya di KM 80-83 wilayah Jatiluhur, Purwakarta, Kamis (29/5/2025) pagi. Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division belum memberikan tanggapan terkait pergerakan tanah di Purwakarta yang berpotensi hingga ke Tol Cipularang.
ARUS LALU LINTAS - Ilustrasi Kepadatan arus lalu lintas di Tol Cipularang arah Bandung, tepatnya di KM 80-83 wilayah Jatiluhur, Purwakarta, Kamis (29/5/2025) pagi. Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division belum memberikan tanggapan terkait pergerakan tanah di Purwakarta yang berpotensi hingga ke Tol Cipularang. (TribunJabar.id/Deanza Falevi)

Sementara itu, Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division belum memberikan tanggapan mengenai bencana pergerakan tanah di Purwakarta yang berpotensi hingga ke Tol Cipularang.

Pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigintung dan Sukamulya, Desa Pasirmunjul, itu terus meluas hingga ke objek vital nasional, Tol Cipularang, yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi terdampak.

Tribun mencoba menghubungi Marketing and Communication Department Head Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Plaza Tol Cililitan Jakarta, Panji Satriya, perihal langkah antisipasi yang disiapkan terhadap potensi bencana tersebut. 

Tetapi, pihak yang bersangkutan belum bisa memberikan tanggapan karena masih didalami oleh tim teknis. 

"Kalau sudah ada update terkait dampak ke jalan tol, kami segera update lewat release ya," kata Panji, Sabtu, dilansir TribunJabar.id.

Diketahui bahwa pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, lokasinya berada di sekitar Kilometer (KM) 91-93 Cipularang.

Sebelumnya, BPBD Jabar memperingatkan potensi bahaya meluas hingga ke objek vital nasional, Tol Cipularang, yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi bencana.

Pengamatan langsung yang dilakukan BPBD Provinsi Jabar bersama BPBD Kabupaten Purwakarta pada Sabtu pagi menunjukkan bahwa tanah di wilayah itu terus bergerak aktif. 

Imbasnya, sejumlah rumah mengalami kerusakan berat dan ambruk, serta akses jalan penghubung antarwilayah pun turut terdampak.

“Pergerakan tanah sangat masif dan cukup mengkhawatirkan. Jika tidak segera ditangani, bisa merembet ke Tol Cipularang yang merupakan jalur vital nasional,” papar Kepala BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun kepada wartawan, Sabtu.

Penyebab

BENCANA TANAH BERGERAK - Foto udara kondisi rumah yang ambruk akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
BENCANA TANAH BERGERAK - Foto udara kondisi rumah yang ambruk akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. (Dokumentasi BPBD Purwakarta)

Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigintung, diduga akibat kemiringan lereng yang agak curam hingga curam di sekitar lokasi gerakan tanah sehingga mengakibatkan tanah mudah bergerak.

Kepala Badan Geologi, M Wafid mengungkapkan bahwa penyebab lainnya yakni diperkirakan akibat tanah pelapukan yang tebal bersifat poros serta mudah jenuh.

“Berdasarkan interpretasi dari foto dan laporan dari BPBD Kabupaten Purwakarta, gerakan tanah berupa rayapan yang ditandai dengan munculnya retakan pada permukaan dan bangunan," jelas Wafid, Sabtu, dilansir TribunJabar.id.

"Gerakan tanah ini bergerak lambat namun sering menimbulkan dampak yang luas,” sambungnya.

Wafid menilai bahwa kondisi daerah bencana gerakan tanah itu, secara umum berupa perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam hingga curam yang berada pada ketinggian 370 meter diatas permukaan laut (mdpl). 

Lokasi bencana pun, sebut Wafid, termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah hingga tinggi.

“Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah apabila dipicu oleh curah hujan yang tinggi atau di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali,” papar Wafid.

Badan Geologi lantas mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di lokasi bencana agar meningkatkan kewaspadaan.

“Jika retakan berkembang dan meluas ke arah pemukiman, maka pemukiman yang rusak sebaiknya direlokasi ke tempat yang lebih aman,” terangnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Makam Ikut Bergeser, Warga Pasir Munjul Purwakarta Putuskan Bongkar dan Pindahkan, Sudah 26 Makam

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Deanza Falevi/Nazmi Abdurrahman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved