Tak Ada Tanda Bahaya, Mareta Tiba-Tiba Ditemukan Tewas Bersimbah Darah: Ibu Pingsan Berkali-Kali
Resma Reta ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya. Ibunya pingsan berulang kali. Polisi curigai pelaku orang dekat korban.
TRIBUNNEWS.COM, CURUP - Hari itu seperti biasa. Tak ada firasat buruk, tak ada pertanda bahaya.
Seorang ibu yang tengah berada di kebun tak pernah menyangka, bahwa saat kembali ke rumah, ia harus menyaksikan pemandangan paling menghancurkan dalam hidupnya: sang anak perempuan, Resma Reta (23), ditemukan tewas bersimbah darah.
Sontak, jerit pilu memecah udara Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Sang ibu pingsan berkali-kali, bangun dalam histeris dan kembali jatuh karena syok yang tak tertahankan.
“Siapo yang ganggu anak aku, anak aku dak ado masalah,” ratap sang ibu, mengguncang emosi warga sekitar dan para petugas yang datang ke lokasi.
Baca juga: Sosok Pelaku Pembunuhan Gadis 16 Tahun di Purwokerto, Ajak Korban Masuk ke Rumah Majikan
Kronologi Mencekam
Peristiwa mengerikan ini terjadi pada Selasa siang, 10 Juni 2025, di rumah korban yang berada di RT 2 RW 1, Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup.
Reta, sapaan akrabnya, sedang sendirian di rumah saat kejadian. Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan, meringkuk di dekat jendela ruang tamu dengan tubuh penuh luka tusukan senjata tajam.
Korban pertama kali ditemukan oleh dua sahabatnya, Nabila dan Aisyah.
Mereka datang ke rumah setelah merasakan firasat buruk saat mendengar suara gaduh dalam panggilan telepon Discord bersama Mareta.
“Saat kami sampai, pintu sudah terbuka dan dia sudah tergeletak penuh luka,” ujar mereka dengan suara bergetar.
Baca juga: Polisi Tetapkan Tersangka Kasus Pembunuhan Wanita di Hotel Semarang, Motif Terungkap
Luka Tikaman dan Dugaan Pembunuhan
Dari hasil visum di RSUD Rejang Lebong, diketahui tubuh Mareta mengalami 11 luka tusukan, dengan 4 tusukan di leher dan 1 tusukan di perut yang paling fatal.
Pihak kepolisian menyampaikan bahwa pelaku diduga orang dekat korban.
Hal ini diperkuat dari fakta bahwa pelaku masuk dan keluar melalui pintu depan, tanpa ada kerusakan berarti pada rumah.
Selain itu, kata-kata terakhir Mareta sebelum meninggal sempat terdengar:
“Ngapoin kau kesiko,” ujar korban melalui Discord.
Laptop milik korban pun ikut hilang dari tempat kejadian. Polisi masih menyelidiki apakah motifnya adalah perampokan atau murni pembunuhan sadis.

Ibu Korban Mengalami Trauma Berat
Tragedi ini mengubah segalanya. Sang ibu yang tengah berada di kebun langsung pulang setelah menerima kabar, dan histeris melihat kondisi anaknya yang bersimbah darah.
Ibu korban begitu terpukul hingga harus diungsikan oleh pihak kepolisian ke rumah tetangga demi menenangkan kondisi mentalnya. Berkali-kali ia pingsan dan setiap sadar kembali menjerit penuh luka batin yang mendalam.
Sosok Mareta: Ramah, Alim, Tak Punya Masalah
Korban dikenal sebagai sosok baik dan ceria.
Mareta baru saja lulus dari Universitas Bengkulu (Unib) tahun 2024, dan sedang mengikuti seleksi kerja di salah satu BUMN, bahkan telah memasuki tahap akhir.
"Baik dia orangnya, teman dari SMA, kalau ketemu dia selalu yang negur duluan," ujar Vially, sahabatnya.
Nabila, teman lainnya, menyatakan bahwa Reta adalah sosok ceria yang tak pernah terlibat masalah. Mereka sudah berteman sejak SMP dan sering menghabiskan waktu bersama.
"Kami sangat tidak menyangka. Dia orangnya baik, enggak pernah ada terlibat masalah," ucap Nabila sambil menangis.
Aisyah menambahkan, "Baik, alim, ramah dia Pak, bisa tanyakan ke teman-temannya."
Netizen Menangis dan Marah
Kisah memilukan ini viral di media sosial.
Video yang diunggah Tribunnews.com telah ditonton lebih dari 61 ribu kalidan dipenuhi komentar duka serta amarah terhadap pelaku pembunuhan.
“Pak Polisi.. Pak Hakim... Tolong perberat hukum pembunuhan... Berat sekali yg harus ditanggung keluarga korban,” tulis akun @just_hamba.
“Ya Allah lihat ibunya sesedih itu. Jahat orang yg bunuh, pdhal di dalam rumah sendiri sj sdh nggak aman,” tulis akun lain.
“Periksa orang terdekat korban,” seru @Hena Elma penuh curiga.
Polisi Lanjutkan Penyelidikan Intensif
Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak, memastikan bahwa penyelidikan terus dilakukan.
Polisi tengah menyisir lokasi, mencari rekaman CCTV, serta memeriksa saksi-saksi, terutama terkait rekaman suara Discord yang mengarah pada pelaku.
"Masih penyelidikan, tapi dugaan kuatnya memang pembunuhan," tegas AKP Sinar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.