Kelompok Bersenjata di Papua
Ratna Langsung Lemas Dapat Kabar Suaminya Ditembak Mati KKB, Kini Tagih Gaji Korban Dibayarkan
Ratna ceritakan detik-detik saat dirinya mendapatkan kabar suaminya tewas ditembak mati KKB di Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kesedihan yang mendalam dirasakan oleh Ratna Nurlaelasari (43).
Perempuan warga Desa Sukajadi, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat itu baru saja kehilangan orang yang dicintainya.
Sang suami, Rahmat Hidayat (45) tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kejadian pilu itu terjadi saat korban bekerja di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (4/6/2025) pagi.
Di perantauan, Rahmat Hidayat sedang mengerjakan pembangunan gereja GKI Imanuel Air Garam.
Ratna dalam kesempatannya menceritakan detik-detik ketika dirinya mendapat kabar sang suami tewas diterjang peluru dari KKB.
Semua bermula saat dirinya mencoba menelpon korban sekira pukul 10.00 WIB.
Ratna memang rutin bertukar kabar sembari melepas rindu.
Akan tetapi, ketika itu, teleponnya tak kunjung diangkat Rahmat.
Baca juga: Dua Jenazah Korban Penembakan KKB di Jayawijaya Papua Diterbangkan ke Jawa Barat
Beberapa saat kemudian, masuk panggilan telepon dari nomor sang suami.
Anehnya, bukan Rahmat yang berbicara langsung.
Ia dihubungi seseorang yang mengabarkan sang suami pergi untuk selama-lamanya.
“Saya telepon, yang angkat orang sana. Katanya, ‘Ibu jangan kaget, suami Ibu kena KKB, kena penembakan’."
"‘Jenazah sekarang sudah di rumah sakit.’ Saya langsung lemas,” ujar Ratna, dikutip dari TribunJabar.id, Kamis (5/6/2025).
Ratna kini bingung dengan kondisinya usai ditinggal suami.
Ia tidak tahu harus berbuat apa karena sosok yang berjuang menghidupi keluarga kini telah tiada.
"Sekarang saya harus gimana? Suami saya tulang punggung keluarga,” tegas dia.
Tagih gaji korban dibayarkan
Ratna dan Rahmat diketahui memiliki tiga orang anak.
Anak pertama sudah tinggal sendiri dan telah bekerja.
Sedangkan anak kedua dan ketiga masih kecil yang kini duduk di bangku sekolah dasar.
Oleh karenanya, Ratna menagih bayaran kepada pihak yang mempekerjakan korban.
Ratna mengaku sedang butuh uang guna menghidupi anak-anaknya.
Kondisi bertambah memprihatinkan karena dirinya tidak memiliki sumber penghidupan.
“Tolong sisa-sisa gaji suami saya dibayarkan. Buat kebutuhan anak-anak saya, buat hidup ke depan."
"Saya enggak kerja, kami hidup dari kerja keras suami saya di sana,” ucapnya.
Terakhir Ratna berharap jenazah suaminya segera dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman.
Baca juga: KKB Tembak Mati 2 Pekerja Bangunan, Reaksi Kaops Damai Cartenz: Ini Aksi Keji Tak Bisa Ditolerir
Proses pemulangan
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein memastikan jenazah Rahmat bisa dipulangkan.
Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi rumah duka dan bertemu dengan Ratna.
Om Zein, sapaan akrabnya, mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemkab Jayawijaya terkait pemulangan jenazah korban.
"Alhamdulillah pemulangan bisa dilakukan hari ini, Kamis (5/6/2025)."
"Di lokasi juga ada pendampingan dari petugas Pemprov Jawa Barat dan perwakilan Paguyuban Sunda di Papua," urainya, dikutip dari TribunJabar.id.
Dalam pertemuan tersebut, Om Zein juga memberikan imbauan kepada warganya yang kini sedang mengadu nasib di kota orang.
Ia meminta siapapun yang bekerja di wilayah konflik untuk pulang.
Dirinya tidak ingin adanya jatuh korban lagi.
“Saya minta warga Purwakarta yang bekerja di wilayah rawan agar pulang, atau pindah ke tempat yang lebih aman. Jangan sampai ada korban lagi,” tutupnya.
Kata KKB

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sambom mengaku, pihaknya bertanggung jawab dalam penembakan ini.
Adapun identitas korban tewas dari sipil Rahmat Hidayat (45) dan Saepudin (39), warga asal Purwakarta, Jawa Barat.
Dalam pernyataannya, TPNPB-OPM sudah memperingatkan agar proses pembangunan dihentikan.
“Kami sudah berulang kali mengingatkan bahwa seluruh aktivitas pembangunan, termasuk tukang bangunan, tukang kayu, dan pekerja proyek jalan di zona perang harus dihentikan. Jika tidak, kami akan anggap sebagai ancaman,” ujar Sebby, dikutip dari Tribun-Papua.com.
"Mulai hari ini kami tidak akan segan-segan. Kami akan bersihkan semua. Ko orang Papua yang bawah muka kah, jadi Intelijen Indonesia kah, kami akan tembak," tambahnya.
Baca juga: 19 Napi Lapas Nabire Kabur, Satgas Damai Cartenz: 11 Di Antaranya Anggota KKB
Sementara itu, Kaops Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani menyebut aksi penembakan adalah tindakan keji.
Pasukan gabungan sudah melakukan pengejaran kepada kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya itu.
“Ini aksi keji yang tidak bisa ditolerir. Kami melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap pelaku," katanya.
Brigjen Pol Faizal menambahkan, untuk langkah antisipasi dan pengamanan, akan dilakukan patroli mencegah aksi penembakan oleh KKB.
Polisi juga berkoordinasi dengan TNI serta tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi tetap kondusif.
"Satgas Ops Damai Cartenz akan terus hadir untuk memberikan rasa aman untuk menjaga stabilitas keamanan di daerah ini,” tandasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jenazah Dua Warga Purwakarta Korban Penembakan KKB di Papua Dipulangkan Hari Ini
(Tribunnews.com/Endra)(TribunJabar.id/Deanza Falevi)(Tribun-Papua.com/Taniya Sembiring)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.