Calon Dokter Spesialis Meninggal
Adik Dokter Aulia PPDS Undip Ungkap sang Kakak Pernah Disuruh Beli Parfum & Pesan Hotel untuk Senior
Nadia mengungkapkan, tindakan perundungan sudah diterima kakaknya Aulia sejak hari pertama diterima dalam program PPDS Undip pada Mei 2022.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sidang pemeriksaan saksi kasus perundungan dan pemerasan pada program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) mengungkap bentuk perundungan yang dilakukan oleh terdakwa Zara Yupita Azra.
Terdakwa Zara merupakan senior Aulia Risma Lestari korban dari perundungan dan pemerasan PPDS Undip.
Keterangan saksi yang mengarah pada tindakan perundangan diungkapkan oleh saksi Nadia adik dari korban Aulia dan Nur Diah kusumardani yang mereka sahabat dari Aulia di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Rabu (4/6/2025) malam.
Seperti diketahui, kasus perundungan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, sempat menjadi sorotan.
Kasus ini bermula dari ditemukannya mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma Lestari (30) dalam kondisi meninggal pada 12 Agustus 2024.
Aulia ditemukan meninggal di tempat indekosnya di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Belakangan terungkap jika perempuan tersebut menjadi korban perundungan saat menjadi mahasiswi PPDS Anestesi Undip di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Semarang.
Pihak keluarga akhirnya melapor ke Polda Jateng. Laporan yang dilayangkan pada 4 September 2024 itu berkait dengan dugaan pengancaman, intimidasi, dan pemerasan yang dialami Aulia selama menjadi mahasiswi PPDS Anestesi Undip.
Keterangan Saksi
Kembali kepada kesaksian yang dihadirkan dalam persidangan kemarin malam.
Keterangan saksi yang mengarah pada tindakan perundangan diungkapkan oleh Nadia, adik dari korban dan Nur Diah kusumardani, sahabat Aulia di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Rabu (4/6/2025) malam.
Di hadapan majelis hakim, Nadia mengungkapkan, tindakan perundungan sudah diterima kakaknya Aulia sejak hari pertama diterima dalam program PPDS Undip pada Mei 2022.
Menurutnya, korban sering bercerita kepadanya soal tugas dari senior yang mengeksploitasi fisik karena tugasnya berupa mengerjakan tugas pribadi senior di antaranya tugas ilmiah, tesis, dan translet jurnal.
"Alhamarhumah mendapatkan tugas sangat. Belum lagi tugas untuk membeli parfum, membeli makanan, hingga memesan kamar hotel untuk senior," tuturnya.
Nadia juga mengungkapkan, tiga bulan saat mengikuti program PPDS , korban sudah dimarahi oleh terdakwa Zara hanya karena terlambat membelikan kopi.
Calon Dokter Spesialis Meninggal
Kasus Bullying Dokter Aulia Sudah P21, Menkes Pastikan Proses Berlanjut ke Pengadilan |
---|
Ingat Perundungan Berakhir Kematian PDDS Undip? Kini Tersangka ZYA Dinyatakan Lulus Ujian |
---|
Menuju Pengadilan, Berkas Kasus Meninggalnya Mahasiswi PPDS Undip Akan Diserahkan ke Kejaksaan |
---|
Keluarga Dokter Aulia Desak Polisi Periksa Dekan dan Rektor Undip dalam Kasus Pemerasan |
---|
Menkes Beri Penghargaan Kstaria Bakti Husada Arutala kepada Dokter Aulia Risma |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.