Modus Penipuan Kos Resahkan Mahasiswa Baru di Surabaya, Pakai Alamat Rumah Warga hingga Tanah Kosong
Sejumlah mahasiswa menjadi korban penipuan bermodus kos-kosan palsu di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (2/6/2025). Pelaku menggunakan alamat rumah wa
TRIBUNNEWS.COM - Momentum penerimaan mahasiswa baru di Surabaya, Jawa Timur, dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksi penipuan kos-kosan.
Penipu menawarkan kamar kos murah di media sosial (medsos), kemudian meminta korban transfer uang muka sebelum melakukan survey ke lokasi kos.
Ujung-ujungnya, oknum tersebut menghilang dengan cara memblokir nomor telepon korban setelah menerima dana.
Agusti, Kepala Satpam di Perumahan Dharmahusada Mas, Surabaya, mengaku sudah sangat geram akibat kejadian.
Pasalnya, Agusti kerap mendapati orang datang ingin melihat kos-kosan di Dharmahusada Mas IV Blok BC-02 No 18.
Padahal, alamat tersebut sampai saat ini masih berupa tanah.
Selain itu, rumah-rumah pribadi warga setempat turut dicatutkan oleh pelaku penipuan ini sebagai alamat kos.
"Baru kemarin (2/6/2025), ada 5 orang datang, hari sebelumnya juga ada. Sebagian ada yang sudah terlanjur transfer, ada yang masih survey," ujar Agusti, Selasa (3/6/2025), dilansir TribunJatim.com.
Rata-rata korban yang pernah ditemui, masuk perangkap penipu karena tergiur dengan iklan kos murah berupa video di TikTok.
Harga Rp 800 ribu atau Rp 1 juta sudah bisa menyewa kamar mewah.
Fasilitas yang ditawarkan biasanya tersedia kasur, kamar mandi dalam, serta berlokasi dekat dengan kampus.
Baca juga: Modus Dukun Penipu di Kudus, Ngaku Bisa Gandakan Uang hingga Rp 70 Miliar, Kini Ditangkap
Iming-iming tersebut membuat kebanyakan korban berasal dari kalangan mahasiswa.
Diketahui bahwa alamat yang dicantumkan di Kecamatan Mulyorejo tersebut memang dekat dengan kampus negeri ternama yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) kampus C.
"Di sini memang ada kos-kosan tapi tidak ada yang pasaran harga Rp1 juta, paling murah Rp2 juta," ungkap Agusti.
Satpam yang telah bekerja selama 12 tahun itu juga mengaku mulai mengetahui bahwa ternyata lingkungannya dicatut sebagai alamat kos-kosan palsu sejak awal tahun 2025.
Menurut Agusti, korban mayoritas perempuan.
Biasanya, korban bisa tertipu dengan langsung mengirim uang karena penipu menyebut tinggal tersisa 1 kamar.
Sementara, si pencari kos sudah kesulitan mencari kamar kos yang masih tersedia.
"Mungkin kalau cewek malas ngecek dulu ke lokasi," sebut Agusti.
Agusti juga dibuat heran dengan cara bagaimana pelaku mengetahui alamat-alamat di lingkungan perumahan.
Mengingat, setiap hari kawasan hunian elit itu, dijaga ketat oleh sekuriti selama 24 jam.
Gapura yang menjadi akses masuk pun dipasangi portal dan dijaga satpam.
Semua orang yang bukan penghuni perumahan, wajib menunjukkan kartu identitas kepada petugas satpam sebelum memasuki perumahan.
"Sebenarnya sebelum Idul Fitri tahun ini (2025) ada korban telepon layanan emergency Surabaya (112), sampai dari Polrestabes Surabaya datang buat ngecek. Tapi gak ada kabar pelaku sudah tertangkap atau belum, malah ada korban lagi," kata Agusti, dilansir TribunJatim.com.
“Seharusnya polisi bisa melacak pelaku melalui riwayat transfer,” tambahnya.
Agusti lantas berharap agar polisi segera menangkap pelaku dan mencegah semakin banyak korban.
Sehingga lingkungan yang ia jaga itu tidak dikenal sebagai sarang kos abal-abal.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Mahasiswa Baru Jari Korban Penipuan Kos-Kosan di Surabaya, Alamat Masih Berupa Tanah
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Tony Hermawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.