Minggu, 5 Oktober 2025

Warga Sirampog Brebes Jadi Korban Tanah Bergerak, Ratusan Rumah Hancur Tak Bisa Ditempati

Ratusan rumah warga di tiga dusun di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hancur, jadi korban tanah bergerak, Rabu, 27 Mei 2025.

|
Editor: Choirul Arifin
dok. Tribun Jateng
NYARIS LONGSOR - Kondisi permukiman di Dukuh Krajan, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes pada Rabu (27/5/2025). Tanah amblas hingga 15 meter akibat bencana geologi landslide pada April 2025. 

Pasalnya, lahan tersebut masih akan dikaji oleh Badan Geologi untuk memastikan kelayakannya sebelum pembangunan hunian tetap dimulai.

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Cianjur Bikin 35 Rumah Warga Rusak Parah

Salah satu warga yang rumahnya nyaris rata dengan tanah adalah rumah Nasrullah (57) dan Yanto (55).

Mereka sedang beristirahat siang seusai bergotong royong membersihkan sekaligus mengais barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan dari reruntuhan rumah Nasrullah, saat ditemui Tribun Jateng, Rabu, 27 Mei 2025. 

Rumah Nasrullah di Dusun Krajan tergolong rusak berat akibat bencana tanah bergerak yang menimpa dusun mereka. 

Batang kayu hingga potongan besi dari tulangan beton dikumpulkan dari reruntuhan rumah yang masih menyisakan warna oranye di dindingnya itu.

Baca juga: 13 Rumah di Ponorogo Rusak Terdampak Fenomena Tanah Bergerak, Dinding & Lantai Rumah Retak

Sesekali, tatapan mereka tertuju ke arah perkampungan yang sudah tak berbentuk lagi. Nyaris semua rumah di kampung mereka roboh.

Beberapa di antaranya bahkan ambles tertelan bumi seusai bencana tanah bergerak yang terjadi pada Kamis (17/4/2025) malam. 

“Saya ingat anak dan utamanya cucu yang biasanya riang gembira main di rumah dan kampung ini,” kata Nasrullah yang seketika membuat suasana menjadi sedikit kaku. 

Tanah longsor Sirampog OK___
BENCANA GEOLOGI - Patahan tanah di Dukuh Krajan, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Rabu (27/5/2025). Akibat bencana geologi landslide, tanah di wilayah tersebut amblas hingga 15 meter.

Nasrullah menyeka matanya yang sudah basah dengan bulir bening yang mengucur deras dari kedua matanya. 

Sambil terisak dan menarik nafas dalam-dalam, Nasrullah mencoba menguatkan diri untuk melanjutkan ceritanya. 

Dia menyebut, upayanya mengais barang-barang dari rumahnya yang sudah roboh sebenarnya adalah caranya untuk mengobati kegundahan hati. 

“Rasanya getir melihat rumah yang sudah miring dan rusak."

"Sakit rasanya melihat kenangan anak-anak dan utamanya cucu main di rumah. Lebih baik dirobohkan saja daripada ingat yang tidak-tidak,” imbuh Nasrullah. 

Mereka secara bergantian bergotong royong mengais barang-barang yang bisa diambil dari rumah mereka sambal meratakan rumah mereka yang sudah rusak parah. 

“Kalaupun kami mengumpulkan besi atau kayu, belum tentu bisa kami manfaatkan lagi. Ini semua adalah upaya menghibur diri."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved