Sabtu, 4 Oktober 2025

Kondisi Siswa SD di Makassar Sebelum Tewas Dianiaya, Ditemukan Luka Sundutan Rokok di Punggung

Kasus perundungan terjadi di sebuah sekolah dasar di Makassar. Korban sempat dirawat di rumah sakit selama lima hari, namun nyawanya tak tertolong.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Bobby Wiratama
Dok.Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
KASUS PENGEROYOKAN – (Kanan) Kartina (40) menangis di depan ruang autopsi RS Bhayangkara, tempat jenazah MR (15) diperiksa, Sabtu (31/5/2025) dan (Kiri) Foto korban semasa hidup. 

TRIBUNNEWS.COM - Polrestabes Makassar masih menyelidiki kasus perundungan yang dialami siswa SD berinisial MR.

Korban sempat dirawat di rumah sakit selama lima hari dan dinyatakan meninggal pada Jumat (30/5/2025).

Jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk diautopsi.

Diduga pelaku penganiayaan merupakan teman korban dan jumlahnya lebih dari dua orang.

Ibu korban, Kartina (40), mengaku melihat luka sundutan rokok pada punggung korban.

Saat masih dirawat, korban berulang kali mengeluhkan sakit di dada dan perut.

Kartina juga melihat seragam MR sobek sepulang sekolah, namun anaknya menyembunyikan kejadian yang dialami.

"Saya bilangji, pasti sudahko berkelahi ini nak, kenapa robek bajumu, tapi dia bilang tidak ji mama, jatuhja main bola," bebernya.

Anaknya mengalami luka di bagian dada sehingga keluarga minta dokter melakukan rontgen.

"Ditanya bilang apata lagi. Dia tunjuk perutnya dokter. Baru masuk di ruangan ICU, saat dirancang ICU, di raba sama kakeknya," tambahnya.

Katrina sempat mencatat nama-nama pelaku pengeroyokan yang disebut MR saat terbaring di rumah sakit.

Baca juga: Bocah SD di Makassar Tewas Diduga akibat Dikeroyok Teman Sebaya, Polisi Minta Korban Diautopsi

Menurut Katrina, kasus penganiayaan pernah dialami MR sebelumnya, tetapi korban memilih tak melapor.

Ia berharap hasil autopsi segera keluar agar terungkap penyebab kematian korban.

"Sekarang jenazah sudah di ruang autopsi, supaya cepat terungkap (karena ada kecurigaan) dibully dan dikeroyok," tukasnya.

Bibi korban, Desma (45), menduga kasus pengeroyokan terjadi setelah ujian pekan lalu.

Saat di rumah sakit, Desma melihat korban mengangkat tiga jarinya tanda pelaku penganiayaan berjumlah tiga orang.

"Waktu di rumah sakit saya tanya, Adnan siapa yang pukul ko nak, dia bilang tiga, dia kasih naik tiga jarinya begini. Katanya ada satu anak SMP, yang dua anak SD," tuturnya.

Baca juga: Kasus Perundungan Siswa SD di Riau, Sabam Sinaga Dorong Penyediaan Guru Agama Minoritas di Sekolah

Kanit Jatanras Polrestabes Makassar AKP Hamka menyatakan pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari keluarga, serta saksi yang ada di sekitar sekolah.

"Jadi kami dari Unit Jatanras sementara menangani laporan perkara orang tua korban terkait dugaan anak di bawah umur meninggal dunia," bebernya, Sabtu (31/5/2025), dikutip dari TribunTimur.com.

Menurutnya, keterangan dari para saksi akan dicocokkan dengan temuan di lapangan.

"Jadi, semua informasi yang disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak kepolisian itu akan kami lakukan penyelidikan bahwa informasi yang disampaikan itu berdasarkan fakta," tandasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Jatanras Dikerahkan Selidiki Penyebab Kematian Pasti Murid SD Diduga Dikeroyok Teman Sebayanya

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Muslimin Emba)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved