Berita Viral
Dipicu Iuran Rp5000, Siswi Kembar SMPN 16 Samarinda Dikeroyok di Kelas, Wakasek: Bukan Perundungan
Dua siswi kembar diduga mengalami perundungan di Kota Samarinda, Selasa (20/5/2025) menjadi viral di media sosial. Wakasek bantah aksi perundungan.
TRIBUNNEWS.COM - Dua siswi kembar yang diduga mengalami perundungan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur menjadi viral di media sosial.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (20/5/2025) dan melibatkan sejumlah siswi di SMP Negeri 16 Samarinda.
Aksi kekerasan itu bahkan terekam dalam video amatir dan beredar luas di media sosial.
Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik itu merekam siswi berseragam batik dengan rok dan jilbab putih yang dipukul dan ditendang oleh sejumlah temannya.
Perkelahian itu diduga dipicu oleh uang iuran Rp5.000 per siswa untuk latihan menari.
Namun, dua siswi yang menjadi korban itu, tidak bersedia ikut iuran.
Penolakan itulah yang membuat dua siswi kembar itu mendapatkan ejekan dari teman-teman mereka.
Imbasnya terjadi aksi kekerasan yang menyebabkan dua siswi mengalami lebam dan memar.
Bantah perundungan
Insiden ini dibenarkan oleh Wakil Kepala (Wakasek) SMPN 16 Samarinda Bidang Kesiswaan, Nurul Aini.
Namun dia menyebut bahwa wali kelas membantah, peristiwa tersebut adalah kasus perundungan.
Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Depok Alami Gangguan Mental Usai Study Tour ke Yogyakarta
Ia menyebutnya sebagai perkelahian antar siswi yang melibatkan lebih dari satu pihak.
Bahkan, menurutnya, sebelum kejadian fisik terjadi, sudah ada janji antar siswi untuk bertemu kembali setelah adanya pertengkaran di grup WhatsApp.
“Jadi, selain ada grup yang ada wali kelasnya, anak-anak itu memiliki grup sendiri. Nah, sebetulnya masalah itu berawal dari satu program pendidikan (P5). Anak-anak itu diminta untuk latihan menari,” ujarnya.
Dia menjelaskan, perselisihan dimulai dari rencana latihan menari yang direncanakan digelar di studio dengan iuran Rp5.000 per siswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.