Kapal Tenggelam di Perairan Bengkulu
Cerita Mutiara Lolos dari Maut Kapal Tenggelam di Bengkulu: Kapalnya Sudah Goyang, Tetap Dipaksakan
Berikut cerita korban selamat dari insiden kapal tenggelam di Pulau Tikus, Bengkulu. Sebut kapal sudah goyang tapi tetap dipaksa jalan.
TRIBUNNEWS.COM, Bengkulu - Pada Minggu sore, 12 Mei 2025, sebuah kapal wisata yang mengangkut 104 penumpang mengalami kecelakaan di perairan Malabero, dekat Pulau Tikus, Bengkulu.
Kapal tersebut, yang membawa wisatawan dari Jambi dan Bengkulu Utara, harus menghadapi kondisi yang sangat berbahaya.
Dalam insiden tragis ini, tujuh orang dilaporkan meninggal dunia, sementara belasan lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Bertambah Satu, Berikut Identitas Lengkap 8 Korban Tewas Kapal Wisata di Pulau Tikus Bengkulu
Kondisi Kapal Sebelum Kejadian
Salah satu penumpang yang selamat, Mutiara Larasati, menceritakan bahwa kapal yang mereka tumpangi sudah menunjukkan tanda-tanda tidak aman sejak awal keberangkatan.
"Kapalnya sudah goyang-goyang dan tetap dipaksakan untuk berangkat," ungkap Mutiara pada Senin, 12 Mei 2025.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi cuaca saat itu sangat buruk.
"Padahal cuaca sore itu anginnya kencang, kan bisa ditunda besok, tapi tetap harus berangkat pulang sore itu," ucapnya.
Di tengah perjalanan, saat kapal hampir tiba di daratan, tiba-tiba mesin kapal mati dan terhantam arus ombak dari sebelah kanan, yang menyebabkan kapal tersebut tenggelam.
"Kebetulan pada saat itu saya di atas, nah yang di atas itu langsung nyemplung ke laut. Cuman kalau yang di bawah, dia nggak bisa keluar karena jendelanya kecil, sehingga menyebabkan banyaknya yang meninggal dunia," jelas Mutiara.
Mutiara dan 32 rekan kerjanya sedang berlibur ketika insiden ini terjadi.
"Niatnya memang untuk liburan, kami ada 32 orang termasuk kameramen," tuturnya.
Baca juga: Korban Selamat Ceritakan Kronologi Kapal Wisata Pulau Tikus Bengkulu Tenggelam hingga 7 Orang Tewas
Cerita Korban Lain
Ega Yani, seorang wisatawan asal Bengkulu Utara, juga mengalami kejadian yang serupa.
Ia mengingat saat melihat seorang anak kecil berusaha melewati jendela kecil yang sudah tidak terlihat karena terendam air.
"Saat itu, seingat saya, airnya sudah dalam, terus ketika sadar, tiba-tiba sudah di rumah sakit," jelas Ega.
Ia kini mendapatkan perawatan medis akibat terlalu banyak menelan air laut.
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Pengakuan Korban Selamat Kapal Karam di Bengkulu, Sudah Ada Tanda-tanda Tak Aman Sejak Berangkat
(Tribunbengkulu.com/Aghisty Firan Marenza)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.