Senin, 6 Oktober 2025

Wanita di Kubu Raya Tewas Dirampok Remaja Difabel, Ayah Korban Curiga Dengar Suara Gaduh dari Kamar

Dirampok remaja difabel, seorang wanita di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya pada Kamis (8/5/2025).

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Nuryanti
YouTube Tribunnews
WANITA DIRAMPOK DIFABEL - Dirampok remaja difabel, seorang wanita di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya pada Kamis (8/5/2025). (YouTube Tribunnews) 

Tak disangka, di saat seisi rumah itu mulai terlelap, bahaya diam-diam mengintai putrinya.

Pelaku menyelinap masuk karena melihat cahaya dari kamar Diah dan diduga tergiur perangkat elektronik milik korban yang masih menyala.

Sekitar pukul 23.50 WIB, Solikin mendengar suara gaduh dari kamar anaknya.

Ia sempat bertanya kepada menantunya sebelum mengecek kondisi putrinya.

“Dek, di kamar Mbak (Diah-red) kenapa bunyi glebak-glebuk?” ungkap Solikin. 

WANITA DIBUNUH DIFABEL - Ayah kandung almarhumah Diah, Solikin (Kanan), Kepala Sekolah SMPN 16 SATAP Sungai Raya (Kiri), saat menceritakan peristiwa tragis anaknya di rumah duka di Komplek BTN Teluk Mulus, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (8/5/2025). (TribunPontianak.co.id/Ayu Nadila)
WANITA DIBUNUH DIFABEL - Ayah kandung almarhumah Diah, Solikin (Kanan), Kepala Sekolah SMPN 16 SATAP Sungai Raya (Kiri), saat menceritakan peristiwa tragis anaknya di rumah duka di Komplek BTN Teluk Mulus, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (8/5/2025). (TribunPontianak.co.id/Ayu Nadila) (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AYU NADILA)

Baca juga: 6 Fakta Anak Tusuk Ibu di Subang: Motif, Pelaku Dibawa ke RSJ, Baca Doa sebelum Serang Korban

Saat mengecek kamar korban, pintu sempat tertahan sesuatu dari dalam.

Setelah didobrak, Solikin mendapati putrinya sudah terkapar bersimbah darah.

Saat dilarikan ke rumah sakit, Diah masih dalam keadaan sadar.

Korban mengalami luka tusuk di wajah, leher, dan dada.

Namun, ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit, nyawa korban tidak bisa diselamatkan.

“Di perjalanan dia masih bernapas, dokter sempat lakukan pompa napas tiga kali, tapi akhirnya bilang anak saya tidak tertolong,” ungkap Solikin.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Suara Bergetar, Solikin Ungkap Kekecewaan sebagai Seorang Ayah Tak Sempat Selamatkan Diah Rindani.

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunPontianak.co.id/Ayu Nadila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved