Kamis, 2 Oktober 2025

Dokter PPDS Rudapaksa Anak Pasien

Fantasi Dokter PPDS Unpad: Paksa Korban Pakai Baju Hijau Operasi

PA (31), seorang dokter PPDS Unpad, diduga mempunyai fantasi terhadap korban. PA meminta korban mengganti pakaian dengan baju operasi berwarna hijau.

|
Editor: Glery Lazuardi
Tribun Jabar/ Muhammad Nandri
DOKTER PPDS UNPAD - PA (31), seorang dokter PPDS Unpad, diduga mempunyai fantasi terhadap korban. PA meminta korban mengganti pakaian dengan baju operasi berwarna hijau dan memintanya melepas baju juga celana. Fantasi PA itu dilakukan sebelum dia melakukan pelecehan terhadap korban di Gedung MCHC Lantai 7 RSHS Bandung pada 18 Maret 2025 pukul 01.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PA (31), seorang dokter PPDS Unpad, diduga mempunyai fantasi terhadap korban.

PA meminta korban mengganti pakaian dengan baju operasi berwarna hijau dan memintanya melepas baju juga celana.

Fantasi PA itu dilakukan sebelum dia melakukan pelecehan terhadap korban di Gedung MCHC Lantai 7 RSHS Bandung pada 18 Maret 2025 pukul 01.00 WIB.

Hal itu diungkap Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan.

“Sesampainya di Gedung MCHC, tersangka meminta korban mengganti pakaian dengan baju operasi berwarna hijau dan memintanya melepas baju juga celananya,” kata dia.

Hal itu disampaikan dalam sesi jumpa pers di Mapolda Jawa Barat, pada Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Awal Mula Dokter PPDS Unpad Lakukan Pelecehan Seksual Menjelang Sahur

PA melakukan pelecehan seksual terhadap korbannya itu di salah satu ruangan kosong.

Setelah meminta korban memakai baju operasi berwarna hijau, dia memasukkan jarum ke bagian tangan kiri dan kanan korban sebanyak 15 kali.

Setelah itu, pelaku menghubungkan jarum tersebut ke selang infus dan menyuntikkan cairan bening ke dalamnya. Beberapa menit kemudian, korban mulai merasakan pusing hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

Setelah sadar, si korban diminta mengganti pakaiannya lagi. Lalu, setelah kembali ke ruang IGD, korban baru menyadari bahwa saat itu pukul 04.00 WIB. 

“Korban pun menceritakan kepada ibunya bahwa pelaku mengambil darah sebanyak 15 kali percobaan dan menyuntikkan cairan bening yang membuat korban tak sadar. Ketika buang air kecil, korban merasakan perih di bagian tertentu,” lanjutnya.

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

Upaya pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui apakah pelaku mempunyai kelainan seksual.

Berdasarkan temuan awal, kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Surawan, pelaku mengindikasikan mengalami kelainan seksual.

“Kecenderungan pelaku ini mengalami sedikit kelainan dari segi seksual,” ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved