Heboh Penumpang Melahirkan di Pesawat Rute Pontianak-Surabaya, Kebetulan Ada Bidan
Bidan Tessa ceritakan pengalamannya bantu persalinan penumpang pesawat yang tiba-tiba melahirkan saat terbang dari Pontianak ke Surabaya, Rabu (12/3).
Penulis:
Nina Yuniar
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Viral video yang menunjukkan seorang penumpang maskapai Citilink melahirkan di dalam pesawat dengan rute penerbangan Pontianak-Surabaya, Rabu (12/3/2025).
Peristiwa tak terduga itu disaksikan sendiri oleh Dr Tessa Siswina, S Si T M Keb, seorang dosen di Poltekkes Pontianak, Kalimantan Barat, yang kebetulan ikut dalam penerbangan tersebut.
Diceritakan bahwa saat itu Tessa duduk di seat 15 dan mengaku tak menyadari apa sedang yang terjadi.
Tak lama berselang, terdapat pengumuman dari pramugari yang mencari bidan atau dokter.
Tessa sontak bertanya kepada penumpang yang berada tepat di belakang tempat duduknya.
"Saya nanya kok heboh, apa ada yang mabuk di belakang. Ada pengumuman dicari bidan atau dokter, silakan menghubungi petugas. Tapi tidak dijelaskan untuk apa. Pas nanya ke belakang, katanya ada yang mau lahiran," kata Tessa, Rabu, dilansir Surya.co.id.
Dengan sigap, Tessa pun langsung mengkonfirmasi ke pramugari bahwa ia adalah seorang bidan sambil menunjukkan identitas diri.
Tessa kemudian menghampiri dan melihat wanita berinisial RS yang sudah dalam posisi mengejan hendak melahirkan.
Baca juga: Kesaksian Petugas SPBU Cianjur yang Panik Tiba-tiba Lihat Wanita Melahirkan saat Isi BBM
"Pramugari menjelaskan bahwa si ibu mau melahirkan tapi baru 33 Minggu. Ya sudah saya bilang, kita lahiran di belakang pesawat dengan dialaskan plastik, di situ semua pramugari dan pramugara sigap membantu," jelas Tessa.
Saat itu, Tessa dibuat kagum karena pesawat menyediakan alat medis yang dapat membantu proses persalinan.
"Sarung tangan sampai untuk gunting tali pusar ada, sangat terbantu sekali. Hanya obat-obatan persalinan ada yang saya cek kurang," sebut Tessa.
"Saat saya menanyakan berbagai peralatan darurat seperti oksigen semua lengkap. Pramugari dan pramugara juga sangat memfasilitasi dan membantu," imbuhnya.
Diakui Tessa, proses persalinan darurat dalam pesawat tersebut berlangsung cepat, tepat pukul 08.15 ia berlari ke belakang dan menyiapkan alat.
"Tidak sampai 15 menit sepertinya, pas di ketinggian 35.000 kaki. Jadi agak merinding juga, tapi Alhamdulillah Allah kasih kemudahan, bayinya lahir sehat dan menangis," ungkap Tessa.
Setelah proses lahiran tersebut, sang bayi dipegang oleh penumpang lainnya lantaran, si RS hanya pergi bersama anak yang berusia 3 tahun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.