Kelompok Bersenjata di Papua
Cara Mantan Anggota TNI Selundupkan Senjata Api dari Surabaya, Hendak Dikirim ke KKB Puncak Jaya
Polda Papua menangkap mantan anggota TNI, Yuni Enumbi (29) yang hendak menyelundupkan senjata api ke KKB. Senjata api disembunyikan di kompresor.
TRIBUNNEWS.COM - Yuni Enumbi (29), mantan anggota TNI Kodam 18 Kasuari Papua Barat ditangkap Satgas Operasi Damai Cartenz dan Opsnal Polda Papua, Jumat (7/3/2024).
Penangkapan dilakukan saat Yuni Enumbi hendak menyelundupkan senjata api untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Puncak Jaya pimpinan Lerimayu Telengen.
Dua pelaku lain yang ditangkap yakni Yudhi Kalalo (49) berprofesi sebagai sopir, dan Matius Payokwa, berperan sebagai helper.
Kapolda Papua, Irjen Patrige R. Renwarin, mengatakan senjata api dibeli langsung oleh Yuni di Surabaya, Jawa Timur dan diselundupkan menggunakan kapal laut.
Setiba di Papua, senjata beserta amunisi disembunyikan dalam kompresor dan dibawa melalui jalur darat.
“Enam senjata api dan ratusan amunisi ini dimasukkan ke dalam kompresor, sehingga mudah diselundupkan oleh pelaku yang merupakan jaringan KKB wilayah Puncak Jaya,” ujarnya, Sabtu (8/3/2025).
Ia menambahkan senjata api dibeli dalam keadaan baru dan dirakit sendiri oleh pelaku.
“Pengiriman senpi dan amunisi ini memang sangat rapi, di mana barang buktinya dimasukkan dalam kompresor, sehingga sulit untuk diungkap,” lanjutnya.
Petugas kemudian membawa kompresor ke kantor polisi dan membukanya menggunakan pemotong besi.
Senjata api yang ditemukan dalam kompresor diduga buatan PT Pindad (Persero).
“Kalau dari sisi fisiknya, senpi sudah jelas tertulis dan ini sudah disamakan dan disesuaikan dengan senjata keluaran Pindad,” sambungnya.
Baca juga: Yuni Enumbi: Mantan TNI Tersangka Penyelundupan Senjata untuk KKB Papua
Penyidik akan membawa senjata api ke Laboratorium Forensik untuk ditelusuri pembuatnya.
“Untuk mengecek kepastiannya, tentu kita akan ke Laboratorium Forensik dan akan disesuaikan dengan hasil Labfor,” tandasnya.
Menurutnya, petugas telah mendengar informasi pergerakan senjata ilegal sejak awal Maret 2025.
“Pelaku sendiri yang terbang ke Jakarta, lalu ke Surabaya membeli senjata api dan amunisi, lalu dirakit dan dikirim melalui kapal laut tujuan Jayapura,” imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.