Minggu, 5 Oktober 2025

Kecelakaan Tambang di Bangka Selatan, Korban Diduga Tenggelam di Lubang Kedalaman 10 Meter

Seorang pria menjadi korban insiden kecelakaan tambang di Bangka Selatan, Bangka Belitung. Insiden itu terjadi pada Senin (3/2/2025).

Editor: Glery Lazuardi
Bangkapos.com
KECELAKAAN TAMBANG DI BANGKA SELATAN Upaya evakuasi terhadap korban insiden kecelakaan tambang di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, pada Senin (3/2/2025). Korban diduga tenggelam hingga kedalaman 10 meter. 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA SELATAN - Insiden kecelakaan tambang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.00 WIB.

Lokasi kejadian berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT Timah yang telah ditinggalkan di Desa Kepoh, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung.

Hal itu disampaikan Kasi Penanggulangan Bencana, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP dan Damkar) Kabupaten Bangka Selatan, Wardi Zoel Hatif.

“Sementara ini korban satu orang dan dua unit alat berat ikut tertimbun longsor,” kata dia kepada Bangkapos.com seperti dilansir Tribunnews.com di lokasi kejadian, Senin (3/2/2025).

Baca juga: Satu Siswa SMPN 7 Mojokerto Dirawat di RSUP Sardjito Yogyakarta, Pencernaan Terganggu usai Tenggelam

Insiden itu membuat seorang operator alat berat sekaligus pemilik tambang pasir timah dinyatakan hilang.

Dia hilang setelah tertimbun longsor beserta dua unit alat berat. 

Upaya evakuasi korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Proses evakuasi yang berlangsung dramatis terhambat oleh kedalaman lubang tambang yang diperkirakan mencapai 10 meter, serta genangan air yang menggenangi lokasi kejadian.

Kendala besar dalam proses evakuasi adalah kedalaman lubang tambang yang diperkirakan mencapai sembilan hingga sepuluh meter. 

 

Lubang tambang yang sebelumnya digunakan untuk penampungan air limbah, kini dipenuhi air akibat jebolnya dinding kolam. 

Air yang menggenang semakin memperburuk proses evakuasi yang sudah berlangsung cukup lama.

"Peralatan yang kami miliki terbatas, sehingga proses evakuasi berlangsung cukup dramatis. Kami harus berhati-hati agar tidak ada korban tambahan," kata Wardi Zoel Hatif.

Tim SAR gabungan yang dikerahkan untuk evakuasi korban dihadapkan pada tantangan berat akibat kondisi yang semakin buruk. 

Meski dua orang rekan korban sempat berusaha mengingatkan untuk segera meninggalkan lokasi tambang, namun longsoran tanah dan air yang datang begitu cepat menghalangi upaya penyelamatan.

Baca juga: Kakak Beradik Tewas Tenggelam di Sukoharjo, sang Ayah Menangis Melepas Kepergian 2 Anaknya

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved